Suara.com - Ucapan kekosongan kepemimpinan yang disampaikan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam webinar bertema Kebangsaan Partisipasi Masyarakat Sipil dalam Membangun Demokrasi yang Sehat, mengundang silang pendapat. Jusuf Kalla menyatakan demikian, antara lain dilatari oleh fenomena penyambutan terhadap kepulangan Habib Rizieq Shihab ke Indonesia setelah 3,5 tahun tinggal di Arab Saudi.
Supaya jelas maksud dan tujuannya, politikus Partai Solidaritas Indonesia Dedek Prayudi meminta Jusuf Kalla untuk berterus terang saja kepada publik.
"Buat sebagian, opini Pak JK diarahkan ke Pak Anies, buat sebagian lain diarahkan ke Pak Jokowi. Buatku, FPI sengaja diciptakan dan dipelihara pihak tertentu untuk jadi 'anjing penggigit' dan vote getter. Ngaku ajalah Pak JK," kata Dedek.
Namun, politikus Ferdinand Hutahaean mengatakan Indonesia sebenarnya tidak dalam kekosongan kepemimpinan, tetapi ada sekelompok orang yang kecewa dalam "kontestasi demokrasi." Ferdinand menganggap Jusuf Kalla terlalu berlebihan dalam memaknai keadaan sekarang.
"Tidak ada fenomena, tidak ada kekosongan kepemimpinan. Pak JK berlebihan menilai sesuatu. Yang terjadi itu hanya sekelompok yang kecewa karena kalah dalam kontestasi demokrasi sehingga melakukan pembangkangan dan berupaya mengaduh-aduk situasi."
"Bapak tentu sangat paham tentang ini, iya kan?" kata Ferdinand.
Ferdinand juga tidak sependapat dengan penilaian Jusuf Kalla bahwa ada yang salah dengan sistem demokrasi Indonesia. Yang salah, menurut Ferdinand, "yang menggunakan politik identitas untuk mengejar kekuasaan. Jualan agama, ayat dan Tuhan serta surga. Itu memang salah dalam demokrasi."
Menurut kesimpulan Ferdinand, sebenarnya Jusuf Kalla tahu dan paham siapa yang melakukan itu sejak pilkada Jakarta tahun 2017 dan pemilu presiden 2019.
Dalam webinar itu, Jusuf Kalla melontarkan sindiran kepada wajah demokrasi negeri ini.
Baca Juga: Jusuf Kalla: Fenomena Habib Rizieq Ada karena Kekosongan Kepemimpinan
"Kenapa masalah Habib Rizieq begitu hebat permasalahannya sehingga polisi tentara turun tangan, seperti hadapi sesuatu yang guncang. Kenapa?" ujar Jusuf Kalla dalam tayangan video kanal YouTube PKS TV.
"Menurut saya karena ada kekosongan kepemimpinan yang dapat menyerap aspirasi masyarakat secara luas. Ada kekosongan itu."
"Begitu ada pemimpin yang karismatik, katakanlah karismatik, atau berani berikan alternatif, maka orang mendukungnya," kata Jusuf Kalla.
Sejarawan JJ Rizal dengan mengutip salah satu artikel berita mengatakan, kepemimpinan tidak pernah ada lantaran tidak pernah dibuat oleh pemimpin.
"Gimana ada kepemimpinan jika tidak pernah dibuat ada pemimpin. Sejak setengah abad lalu lebih yang ada hanya kroni yang melahirkan para medioker, modus berpikirnya bukan apa yang benar tapi apa yang untung, hasilnya elite yang membawa wabah hipokrit, munafik dari kaum agama sampai ilmuwan."
Tag
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Disamperin Mas Wapres Gibran, Korban Banjir Bali Ngeluh Banyak Drainase Ditutup Bekas Proyek
-
Ratapan Nikita Mirzani Nginep di Hotel Prodeo: Implan Pecah Sampai Saraf Leher Geser
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
Terkini
-
Tanggul Beton di Cilincing Dikeluhkan Nelayan, Komisi IV DPR Agendakan Panggil KKP Senin Depan
-
Irjen Kemendagri Pastikan Wilayah Solo Raya Kembali Kondusif Setelah Unjuk Rasa
-
Tinjau Pos Kamling di Makassar, Mendagri Tekankan Pentingnya Keamanan Berbasis Masyarakat
-
KontraS Ingatkan Prabowo: Tim Investigasi Harus Benar-benar Independen, Bukan Sekadar Janji
-
Saat ASN Dilarang Flexing, Gaji DPRD Kabupaten Bogor Tembus Rp91 Juta Sebulan
-
Tiba Jam 2, Sherina Munaf Diperiksa Polres Jaktim Terkait Penjarahan Rumah Uya Kuya! Apa Kaitannya?
-
3 Mahasiswa Hilang Misterius Usai Demo, KontraS Curiga Ada Penghilangan Paksa!
-
Plot Twist! Kejagung Klaim 'Dicari' Jaksa, Tapi Silfester Koar-koar Sudah Damai dengan JK
-
Cermati Galon Air Minum, Waspadai Kandungan BPA: Bisa Melebihi Batas Aman
-
Rayakan Bangunan Terbakar, Pendemo di Nepal Joget Pacu Jalur