Suara.com - Sekretaris Jenderal Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) Susan Herawati mengaku sejak awal tidak melihat kejelasan program kerja Menteri KKP Edhy Prabowo.
Pernyataan Susan Herawati tersebut disampaikannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (25/11/2020) malam.
"Sejauh beliau [Menteri KKP Edhy Prabowo] terpilih, kita tidak pernah melihat secara terang benderang program kerja apa yang mau dijalankan. Setahu saya ada 18 aturan yang mau dikaji ulang, salah satunya ekspor benih lobster, kedua cantrang. Ini menjadi pertanyaan, Kementerian KKP ini berdiri atas nama siapa?" kata Susan Herawati dikutip Suara.com dari tayangan dalam kanal YouTube Mata Najwa.
Susan Herawati kemudian mengatakan, selama ini Indonesia hanya menjadi penonton majunya bidang perikanan negara lainnya seperti Vietnam.
Pasalnya menurut dia seharusnya Kementerian KKP mengkaji sesuatu yang lebih penting daripada eskpor benih lobster atau benur.
"Sekarang kita hanya menjadi penonton. Kita melihat Vietnam meningkat dengan cukup pesat sedang kita masih dalam level yang sama. Kenapa sih kita gak ngomong bagaimana UU No 7 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan," imbuh Susi Herawati.
Pernyataan Susan Herawati itu berangkat dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi yang sejak awal tidak sepakat dengan adanya ekspor benih lobster.
Dedi Muyadi sendiri mengaku tidak kaget mengetahui persoalan yang terjadi hari ini. Sebab, sejak awal dia sudah menegaskan bahwa ekspor benih lobster tidak logis untuk dilakukan.
"Segala kemungkinan bisa terjadi. Jadi kita tidak terlalu kaget dengan persoalan yang terjadi hari ini," ungkap Dedi Mulyadi.
Baca Juga: Jokowi Didukung Jika Angkat Susi Pudjiastuti Jadi Menteri KKP Lagi
"Sejak awal saya sampaikan bahwa tidak logis kita melakukan ekspor benih lobster. Buktinya Bang Fahri Hamzah rugi. Ruginya 2 kali. Ngapain kita melakukan ekspor yang merugikan banyak orang," imbuh dia.
Kemudian, Dedi Mulyadi menyinggung adanya rapat 22 September yang membuatnya terbelalak. Pasalnya, saat itu Kementerian KKP berujar akan melakukan ekspor benih lobster untuk menekan penyelundupan.
Sayangnya, fakta yang ada justru sebaliknya. Penyelundupan masih tetap terjadi bahkan dimulai dari ranah formal atau pemilihan perusahaan pengekspor benih lobster.
"Dari sisi protes pada rapat 22 september, kita kagetnya dua. Pertama ekspor baby lobster untuk menekan penyelundupan. Faktanya penyelundupan tetap terjadi. Ada dua, informal cultural dan formal," terang Dedi Mulyadi.
"Penyelundupan formal itu yang dilakukan 14 perusahaan. Dokumen jumlahnya sekian, barang yang dikirim sekian karena melihat sudah dibuat ruang yang logis, memiliki dasar hukum yang kuat. 14 perusahaan ini kebangetan. Makanya kami cabut izinnya," lanjutnya.
Dedi Mulyadi kemudian menyinggung Vietnam yang menjadi kompetitor Indonesia dalam hal ekspor benih lobster.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- 5 HP RAM 8 GB Paling Murah Cocok untuk Gamer dan Multitasking Berat
Pilihan
-
Harga Emas Turun Tiga Hari Beruntun: Emas Jadi Cuma 2,3 Jutaan di Pegadaian
-
Indonesia Ngebut Kejar Tarif Nol Persen dari AS, Bidik Kelapa Sawit Hingga Karet!
-
Prabowo Turun Gunung Bereskan Polemik Utang Whoosh
-
Jokowi Klaim Proyek Whoosh Investasi Sosial, Tapi Dinikmati Kelas Atas
-
Barcelona Bakal Kirim Orang Pantau Laga Timnas Indonesia di Piala Dunia U-172025
Terkini
-
Prabowo Singgung Mafia dalam Pemerintahan, Apa Maksudnya?
-
Sidang Panas MNC vs CMNP: Hotman Paris Bantah Saksi Lawan, Kesaksiannya Cuma 'Katanya-Katanya'!
-
Kemenko PM Gandeng Pemda Atur Izin Ritel, Jaga Warung Madura dan Toko Kelontong Tetap Hidup
-
Ritel Besar vs Warung Kecil: Kemenko PM Siapkan Aturan Main Baru Biar UMKM Nggak Tumbang!
-
Air Mati Akhir Pekan: Ini Daftar Wilayah Jakarta yang Akan Terdampak Gangguan Suplai PAM Jaya!
-
Melejit di Puncak Survei Cawapres, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tertarik Politik
-
Korupsi CPO: Pengacara 3 Raksasa Sawit Minta Dibebaskan, Gugat Dakwaan Jaksa
-
Kapolda Metro Jaya Perintahkan Propam Tindak Polisi Pelaku Catcalling di Kebayoran Baru
-
Hujan Deras Bikin Jakarta Macet Parah, Dirlantas Polda Metro Turun Langsung ke Pancoran
-
Pulangkan 26 WNI Korban Online Scam di Myanmar, Menteri P2MI: Jangan Tergiur Tawaran Kerja Ilegal