Suara.com - Presiden China akhirnya memberikan ucapan selamat kepada Joe Biden atas kemenangannya pada pemilihan presiden Amerika Serikat dan mengharapkan kerjasama damai diantara kedua negara.
Menyadur Al Jazeera, Kamis (26/11/2020) Xi Jinping mengirimkan ucapan selamat kepada Joe Biden pada hari Rabu (25/11). "Hubungan yang sehat dan stabil adalah harapan bersama dari komunitas internasional", ujar Xi Jinping yang disiarkan oleh Kantor Berita China, Xinhua.
"Kami berharap kedua belah pihak akan menjunjung tinggi semangat non-konflik dan non-konfrontasi, saling menghormati dan kerja sama, akan fokus pada kerja sama, mengontrol perbedaan, dan mempromosikan pembangunan hubungan China-AS yang sehat dan stabil," papar Xi Jinping.
Jaringan berita di Amerika Serikat menyebut pemilihan presiden yang digelar pada 3 November tersebut dimenangkan oleh Biden. Sehari setelah itu, para pemimpin di seluruh dunia langsung memberi selamat kepada mantan wakil presiden era Barack Obama tersebut.
Xi Jinping menjadi salah satu presiden dari pemerintah besar terakhir yang memberi selamat kepada Joe Biden dan wakil presiden Kamala Haris.
Tidak ada penjelasan mengapa Presiden China tersebut baru mengucapkan selamat, namun menurut beberapa pengamat menyebutkan bahwa China ingin menghindari ketegangan dengan Trump.
Preman
Hubungan antara China dan AS berada pada titik terburuk dalam beberapa dekade dengan beragam perselisihan mulai dari teknologi dan perdagangan, masalah Hong Kong, dan pandemi Covid-19.
Selama empat tahun memimpin Amerika Serikat, pemerintahan Donald Trump telah mengeluarkan serentetan sanksi terhadap Beijing.
Baca Juga: Proses Transisi ke Pemerintahan Joe Biden Telah Dimulai
Keduanya bentrok dalam perang dagang yang memanas atas tuntutan AS, termasuk akses yang lebih besar ke pasar China, reformasi luas dari bidang permainan bisnis yang sangat menguntungkan perusahaan China, dan melonggarnya kontrol negara yang ketat oleh Beijing.
Pada bulan Januari, kesepakatan ditandatangani antara kedua negara tersebut dan menghasilkan "gencatan senjata" parsial yang mewajibkan Beijing untuk mengimpor produk AS selama dua tahun, mulai dari mobil, mesin dan minyak hingga produk pertanian senilai 200 miliar dolar.
Pemerintahan Trump juga menargetkan perusahaan teknologi China, yang dikatakan mengancam keamanan nasional, termasuk aplikasi berbagi video TikTok dan raksasa seluler Huawei.
Namun belum ada kepastian jika hubungan AS-China akan menurun tensinya di bawah kepemimpinan Joe Biden sebab Partai Demokrat yang blak-blakan menyinggung catatan hak asasi manusia yang buruk di China.
Selama debat utama di internal Partai Demokrat pada bulan Februari, Joe Biden juga pernah menyebut Xi Jinping sebagai "preman".
Selama masa kampanye, Joe Biden menyebut tindakan keras terhadap minoritas Muslim Uighur di Xinjiang China sebagai "genosida".
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
Terkini
-
Timnas U-22 Gagal Total di SEA Games 2025, Komisi X: Publik Berhak Kecewa, Tim Kembali ke Pola Lama
-
Dari Sel ke Mimbar: Intip Momen Ferdy Sambo Ikuti Praise and Worship di Lapas Cibinong Jelang Natal
-
6 Anggota Yanma Polri Jadi Pelaku Pengeroyokan Matel di Kalibata, Komisi III DPR: Harus Diproses!
-
Pengeroyok Sudah Ditangkap! Polisi Usut Aksi Balas Dendam Matel yang Rusak Kios Pedagang Kalibata
-
Terkuak! Motor Anggota Polri Nunggak Cicilan Jadi Pemicu Pengeroyokan Maut 2 Matel di Kalibata
-
Ratusan Rumah Luluh Lantak, Pemkab Agam Membutuhkan 525 Huntara Bagi Korban Banjir
-
Wagub Sumut Apresiasi Bantuan Korban Banjir dan Longsor dari Pemprov Bengkulu
-
Sidang Etik 6 Anggota Yanma Pengeroyok Matel di Kalibata Digelar Pekan Depan, Bakal Dipecat?
-
Menanti Status Bencana Nasional Sumatera sampai Warga Ingin Ajukan Gugatan
-
BGN Optimis, Program Makan Bergizi Gratis Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen