Suara.com - Singapura akan menjadi negara pertama di dunia yang menjual daging ayam dari hasil budidaya laboratorium.
Perusahaan startup Eat Just yang akan menjual daging itu dalam bentuk nugget.
Singapura telah memberikan lampu hijau kepada perusahaan startup Amerika Serikat (AS), Eat Just, untuk menjual daging ayam yang dibudidayakan di laboratorium.
Persetujuan tersebut menjadi yang pertama di dunia, yang mengizinkan penjualan daging ayam yang tidak berasal dari hewan yang disembelih.
Permintaan terhadap alternatif daging mengalami lonjakan karena adanya kekhawatiran konsumen tentang isu kesehatan, keberlangsungan hidup hewan, dan lingkungan.
Pilihan daging nabati yang dipopulerkan oleh Beyond Meat Inc dan Impossible Foods kini semakin banyak dijual supermarket dan restoran.
Tetapi daging yang dibuat dari sel otot hewan hasil rekayasa laboratorium ini masih dalam tahap awal pengembangan, mengingat biaya produksinya mahal.
“Peraturan pertama di dunia terkait daging nyata berkualitas tinggi yang aman dan dibuat langsung dari sel hewan untuk dikonsumsi manusia membuka jalan bagi peluncuran komersial skala kecil di Singapura," bunyi pernyataan Eat Just pada hari Rabu (02/12).
Dijual di Singapura Perusahaan Eat Just mengatakan pihaknya akan menjual daging itu dalam bentuk nugget yang dibanderol dengan harga $ 50 atau sekitar Rp 708 ribu.
Namun salah satu pendiri dan CEO Josh Tetrick mengatakan bahwa harga daging tersebut telah turun dan harganya akan setara dengan daging ayam kualitas premium ketika pertama kali diluncurkan di sebuah restoran di Singapura dalam waktu dekat.
Tetrick menolak memberikan detail harga asli daging tersebut. Perusahaan menargetkan profitabilitas operasi sebelum akhir 2021 dan berharap untuk go public segera setelah itu.
Secara global, lebih dari dua lusin perusahaan sedang menguji ikan, daging sapi, dan ayam yang dibudidayakan di laboratorium, berharap dapat menembus segmen pasar daging alternatif, yang diperkirakan Barclays dapat bernilai $ 140 miliar atau hampir Rp 2 triliun pada tahun 2029. ha/gtp (Reuters)
Tag
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              PLN Resmikan Dua SPKLU Center Pertama di Jakarta untuk Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik
 - 
            
              Koalisi Masyarakat Sipil Gugat UU TNI, Tolak Ekspansi Militer ke Ranah Sipil
 - 
            
              KPK Sita Uang Miliaran Rupiah dalam OTT Gubernur Riau Abdul Wahid
 - 
            
              Pramono Pastikan Kampus IKJ Tak Dipindah ke Kota Tua, Fokus Bangun Ekosistem Seni di TIM
 - 
            
              Onad Resmi Direhabilitasi: Bukan Pengedar, Ini Alasan BNNP DKI
 - 
            
              Budi Arie Merapat ke Gerindra? Muzani: Syaratnya Cuma Ini!
 - 
            
              Yusril: Pasal KUHP Lama Tak Lagi Efektif, Judi Online Harus Dihantam dengan TPPU
 - 
            
              Prabowo Setujui Rp5 Triliun untuk KRL Baru: Akhir dari Desak-desakan di Jabodetabek?
 - 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah