Suara.com - Wakil Ketua Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo merasa difitnah karena keluarganya terutama sang putrinya, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dikait-kaitkan dengan kasus suap izin ekspor benih lobster yang telah menyeret eks Menteri KKP Edhy Prabowo sebagai tersangka.
Hashim menganggap tuduhan itu sangat mempengaruhi pencalonan putrinya yang maju dalam Pilkada Tangerang Selatan. Terlebih nama PT Bima Sakti Mutiara yang dikendalikan Saras sebagai pimpinan perusahaan dianggap terlibat dalam kasus suap Edhy Prabowo.
"Saya prihatin dan saya merasa dizalimi, merasa dihina dan difitnah. Anak saya sangat merasakan apakah ini kebetulan atau tidak Sarah maju sebagai calon wakil wali kpta tangsel, pas satu minggu sebelum Pilkada kok ada berita begini, mengenai Edhy Prabowo dan kelompoknya yang ditahan dan dikaitkan dengan kami keluarga Djojohadikusumo, dikaitkan dengan Sarah," ungkap Hasim dalam konferensi pers klarifikasi, di Cafejetski, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (4/12/2020).
Adik kandung Prabowo Subianto itu menegaskan bahwa PT BSM yang merupakan perusahaan milik keluarganya itu sudah berdiri sejak 34 tahun lalu di bidang kelautan.
Hasim menceritakan bahwa perusahaanya PT BSM, sempat ingin mengajukan izin ekspor lobster, ketika Kementerian KKP dikomandoi Susi Pudjiastuti. Namun, ketika itu Susi tak mengeluarkan izin ekspor Lobster.
Sehingga, Hasim dan perusahaannya mengikuti langkah menteri Susi saat itu.
"Khusus untuk lobster dilarang budidaya, apalagi ekspor. Menteri lama melarang budidaya lobster. Maka kami tidak melakukan kami tidak bikin budi daya ekspor, kemudian berhenti," ucap Hashim.
Hashim pun juga tak mengenal perusahaan PT Aero Citra Kargo (PT ACK) yang kini juga tengah diusut oleh KPK dalam kasus suap Edhy. Diketahui perusahaan-perusahaan yang ingin mengekspor benih lobster menggunakan PT ACK.
"Ada perusahaan namanya ACK saya baru tahu setelah pak Edi ditangkap saya baru tahu ada perusahaan namanya ACK nnggak tahu," ucap Hashim.
Baca Juga: Hotman Paris: Saraswati Tidak Terlibat Kasus Ekspor Benur Edhy Prabowo
Hashim menegaskan bahwa perusahan keluarganya itu, termasuk kakaknya Prabowo yang kini menjadi Menteri Petahanan (Menhan) tak ada kaitannya dengan kasus suap izin benih lobster.
"Saya mau tegaskan kerluaga kami termasuk pak Prabowo, tidak ada kaitannya dengan perusahan itu dan terus terang saja kami merasa sangat-sangat dirugikan dengan eksistensi peusahaan itu dan pelaku-pelakunya," tutup Hashim.
KPK telah menetapkan mantan politikus Gerindra Edhy Prabowo sebagai tersangka dalam kasus suap izin benih lobster. Dalam kasus ini, Edhy diduga telah menerima uang suap mencapai Rp 3,4 miliar dan 100 ribu dolar Amerika Serikat. Uang itu sebagian diduga digunakan Edhy bersama istrinya untuk berbelanja tas hermes, sepeda, hingga jam rolex di Amerika Serikat.
Selain Edhy, KPK juga telah menetapkan enam orang tersangka. Mereka adalah stafsus Menteri KKP, Safri; stafsus Menteri KKP, Andreau Pribadi Misata; pengurus PT ACK, Siswadi; staf isteri Menteri KKP, Ainul Faqih; Direktur PT DPP, Suharjito; dan pihak swasta Amiril Mukminin. Setelah ditetapkan sebagai tersangka, Edhy dan keenam lainnya resmi ditahan KPK.
Kasus ini berawal saat KPK meringkus Edhy bersama istrinya Iis Rosita Dewi di Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Edhy ditangkap di Bandara Soetta, usai melakukan kunjungan di Honolulu, Hawai, Amerika Serikat.
Berita Terkait
-
Riwayat Pendidikan Rahayu Saraswati Keponakan Prabowo, Dipuji Cerdas oleh Mahfud MD
-
Tamparan Bagi Penguasa yang Sakiti Rakyat, Tantowi Yahya usai Keponakan Prabowo Mundur DPR: Salut!
-
Adu Pendidikan Rahayu Saraswati Vs Raffi Ahmad, Siapa Unggul?
-
Rahayu Saraswati Berani Mundur dari DPR RI, Ini Profil dan Daftar Kekayaannya
-
Di Balik Mundurnya Rahayu Saraswati, Mahfud MD Sebut Ada 'Badai Politik' Menerjang DPR
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Gempa Magnitudo 6,5 Leeward Island, BMKG: Tidak Ada Potensi Tsunami di Indonesia
-
Kewenangannya Dicabut, Karen Agustiawan Klaim Tak Tahu Soal Penyewaan Tangki BBM Anak Riza Chalid
-
Babak Baru Skandal Whoosh: Pakar Hukum Desak KPK 'Seret' Jokowi ke Meja Pemeriksaan
-
Karen Agustiawan Ungkap Fakta TBBM Merak: Kunci Ketahanan Energi Nasional atau Ladang Korupsi?
-
Blok M Bangkit Lagi! Gubernur DKI Janjikan Sistem Parkir Satu Pintu, Minta Warga Naik Transum
-
KCIC Siap Bekerja Sama dengan KPK soal Dugaan Mark Up Anggaran Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
Mendagri Tito Karnavian Buka-bukaan, Ini Biang Kerok Ekonomi 2 Daerah Amblas!
-
Sidang Kasus Korupsi Pertamina, Karen Agustiawan Ungkap Tekanan 2 Pejabat Soal Tangki Merak
-
Ultimatum Gubernur Pramono: Bongkar Tiang Monorel Mangkrak atau Pemprov DKI Turun Tangan!
-
Drama Grup WA 'Mas Menteri': Najelaa Shihab dan Kubu Nadiem Kompak Bantah, tapi Temuan Jaksa Beda