Suara.com - Siang ini, Jumat (18/12/2020) PA 212 menyelenggarakan aksi 1812 guna menuntut keadilan bagi Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab.
Bersamaan dengan hal itu, pengamat politik, Rocky Gerung mengunggah video lewat kanal YouTube miliknya, berjudul "Percuma Saja Cegah Aksi 1812, Rakyat Sudah Tidak Percaya".
Rocky Gerung mengomentari pemerintah yang berupaya menghalangi terjadi aksi di sekitaran Istana Merdeka ini. Dia menghubungkannya dengan Covid-19 yang menjadi alasan utama pemerintah menghalaunya.
"Ya angka Covid-19 tinggi tapi angka cemas (soal Habib Rizieq) lebih tinggi," ujar Rocky Gerung seperti dikutip Suara.com.
Rocky Gerung kemudian menyinggung ketidakadilan yang selama ini kata dia tidak didapatkan oleh Habib Rizieq.
Menurut Rocky Gerung, dari aksi 1812 yang perlu diperhatikan bukan lagi masalah Covid-19, tetapi lebih pada keadilan Habib Rizieq sebagaimana dituntut banyak orang.
Bahkan, Rocky Gerung mengklaim rakyat secara batin mendukung upaya penegakan keadilan Habib Rizieq.
"Harus kita lihat alasan kekuasaan, memeang ada soal Covid-19 tapi dari awal kita mengerti intensif untuk mempersoalkan ketidakadilan Habib Rizieq oleh teman-teman FPI itu didukung secara batin oleh rakyat," terang Rocky Gerung.
Lebih lanjut, Rocky Gerung menyoroti langkah pemerintah merespons kabar aksi 1812.
Baca Juga: Panas! Aksi 1812 Dibubarkan Paksa Polisi di Tengah Jalan
Rocky Gerung menuturkan, bisa saja pemerintah mencegah datangnya massa aksi 1812. Akan tetapi, dengan tegas dia mengatakan pemerintah tidak bisa menghindari hadirnya tuntutan keadilan.
"Jadi yang bisa dicegah adalah hadirnya manusia di Monas, bukan hadirnya tuntutan keadilan. Itu orang bisa cari cara lain mengepung kekuasaan untuk online. Berkumpul tidaknya bukan soal orang, tapi pengertian baru soal ketidakadilan. Secara etis masyarakat menganggap ditutup tdk akan menghalangi kita masuk lewat online," terang Rocky Gerung.
Kemudian Rocky Gerung menyindir pemerintah yang mengundang tenaga Brimob. Dia membenturkannya dengan instruksi Luhut Binsar Panjaitan yang menyebut kuota kerja dari rumah sebesar 75 persen.
"Sebetulnya tau ada mobilisasi massa maka kekuasaan memobilisasi Brimob. Sekarang kenapa kok brimob boleh masuk Jakarta padahal ada Covid-19?" tandas Rocky Gerung.
Kekinian, dikabarkan bahwa massa aksi 1812 telah mulai memadati lokasi sekitar Patung kuda. Berdasar pantauan Suara.com, aparat kepolisian langsung merespon massa aksi 1812 yang datang.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto melalui pengeras suara mengimbau massa untuk segera membubarkan diri. Namun massa masih memilih bertahan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Prajurit Gugur saat Persiapan HUT TNI di Monas, Pratu Johari Patah Tulang usai Jatuh dari Atas Tank
-
Monas Banjir Sampah Usai Puncak HUT ke-80 TNI: 126 Ton Diangkut!
-
Magang PAM JAYA 2025 Dibuka, Peluang Emas Fresh Graduate dan Kisaran Gajinya
-
Kejagung 'Skakmat' Balik Kubu Nadiem Makarim: Bukan Cuma 2, Kami Punya 4 Alat Bukti!
-
Terjatuh dari Atas Tank Ketinggian 4 Meter, Prajurit Kostrad Gugur di Monas
-
Sidang UU Pers di MK, Pemerintah Sebut Iwakum Tak Punya Legal Standing
-
Gedung Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Ketua Komisi VIII Soroti Kelalaian Pengawasan dan Dorong Pembenahan
-
KPK Periksa Ria Norsan soal Korupsi Jalan, Istri yang Jadi Bupati Mempawah Tak Ikut Diperiksa
-
'Cuma Masalah Waktu', KPK Janji Umumkan Tersangka Korupsi Haji Rp1 Triliun
-
Walau Berat, Gibran Bisa Berdamai dengan Subhan Palal soal Gugatan Rp125 Triliun, Apa Syaratnya?