Suara.com - Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, orang-orang yang tidak menyukai pemerintah, sudah eksis sejak dulu.
Namun, berkat polisi siber, kini pihak-pihak yang gencar melayangkan ancaman berbahaya bisa langsung terdeteksi.
Mahfud mengungkapkan, orang-orang yang tidak menyukai pemerintah pasti akan selalu menyerang. Berkat media sosial, hal tersebut justru semakin masif.
"Ada sekelompok orang, yang apa pun pemerintah lakukan, entah benar entah salah, pasti dihantam saja, tidak ada benarnya, itu ada yang begitu," kata Mahfud dalam diskusi bertajuk Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya secara virtual yang dikutip Suara.com, Senin (28/12/2020).
Karena banyak penyerangan terhadap pemerintah melalui media sosial, maka muncullah polisi siber.
Satuan tugas kepolisian itu, kata dia, bertugas menegakkan hukum terhadap pelanggaran-pelanggaran siber.
Mahfmud mengklaim, hal tersebut dilakukan lantaran banyak berita-berita hoaks yang membuat pernyataan dari pemerintah malah disalahartikan.
Mahfud mencontohkan, ada orang yang memotong pernyataannya sehingga melenceng dari substansinya.
"Saya sih tidak rugi. Saya hanya ingin mengatakan, betapa sekarang ini hoaks sengaja dibuat begitu rupa, kutipan-kutipan yang sudah empat tahun lalu dikeluarkan lagi diberi tanggal hari ini dan itu membuat gaduh," ujarnya.
Baca Juga: 6 Laskar FPI Tewas, Refly Harun Pegang Jaminan Komnas HAM dari Mahfud MD
Tetapi, menurut dia, hal tersebut tidak terlalu berbahaya lantaran hanya berdampak kepada penggiringan opini.
Pasalnya, ia mengganggap hal yang lebih berbahaya adalah pengancaman dari orang-orang yang tidak menyukai pemerintah.
"Misalnya mengancam-ngancam akan memotong leher polisi akan memotong leher presiden dan macam-macam itu," tuturnya.
Karena itulah akhirnya polisi siber diaktifkan untuk menelusuri kejahatan-kejahatan di dunia siber.
"Oleh sebab itu kalau ada orang mengancam-ngancam jam 8 pagi, jam 10 bisa ditangkap bisa kok sekarang dan itu banyak dilakukan karena polisi siber kita bisa untuk hal-hal yang kriminal yang membahayakan yang seperti itu."
Berita Terkait
-
6 Laskar FPI Tewas, Refly Harun Pegang Jaminan Komnas HAM dari Mahfud MD
-
Salut! Bocah Ini Beri Hormat saat Menyeberang, Alasannya Bikin Terenyuh
-
Kasus Tanah Pesantren Habib Rizieq, Mahfud MD Minta Cek Pengakuan Petani
-
Heboh Ban Motor Diisi Rumput Pakan Ternak, Ternyata Ini Fungsinya
-
Mahfud MD: Pemerintah Tidak Akan Bentuk TGPF Penembakan 6 Laskar FPI
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 5 Rekomendasi Bedak Tabur untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Halus dan Segar
Pilihan
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaik November 2025, Cocok Buat PUBG Mobile
-
Ratusan Hewan Ternak Warga Mati Disapu Awan Panas Gunung Semeru, Dampak Erupsi Makin Meluas
Terkini
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh
-
Pohon Tumbang Lumpuhkan MRT, PSI Desak Pemprov DKI Identifikasi Pohon Lapuk: Tolong Lebih Gercep!
-
Merasa Terbantu Ada Polisi Aktif Jabat di ESDM, Bagaimana Respons Bahlil soal Putusan MK?
-
Terbongkar! Sindikat Pinjol Dompet Selebriti: Teror Korban Pakai Foto Porno, Aset Rp14 Miliar Disita
-
Usut Kasus Korupsi Haji di BPKH, KPK Mengaku Miris: Makanan-Tempat Istirahat Jemaah jadi Bancakan?
-
Jember Kota Cerutu Indonesia: Warisan yang Menembus Pasar Global
-
Dissenting Opinion, Hakim Ketua Sebut Eks Dirut ASDP Ira Puspadewi Harusnya Divonis Lepas
-
Komisi III 'Spill' Revisi UU Polri yang Bakal Dibahas: Akan Atur Perpanjangan Batas Usia Pensiun
-
Jadi Pondasi Ekonomi Daerah, Pemprov Jateng Beri Perhatian Penuh pada UMKM
-
Buntut Demo Agustus Ricuh, 21 Aktivis Didakwa Hina Presiden dan Lawan Aparat