Suara.com - Indonesia sedang menyelesaikan kesepakatan untuk mendapatkan 50 juta dosis vaksin virus corona buatan Pfizer dan AstraZeneca.
Menyadur The Straits Times, Selasa (29/12/2020) Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kesepakatan dengan AstraZeneca akan diselesaikan sebelum akhir tahun.
Sementara kesepakatan dengan pihak Pfizer akan ditandatangani pada minggu pertama Januari tahun 2021.
Berbicara pada konferensi pers resmi pertamanya, Menkes mengatakan 1,3 juta petugas kesehatan garis depan menjadi prioritas yang akan mendapatkan vaksin tersebut.
"Mereka adalah kelompok orang terpenting dalam pertempuran kami melawan pandemi," kata mantan wakil menteri BUMN tersebut.
Saat ini Indonesia mencatatkan hampir 720.000 kasus Covid-19 dan 21.500 kematian, menjadi salah satu yang tertinggi Asia.
Pekerja medis akan diikutsertakan dalam gelombang pertama vaksinasi yang akan dilakukan antara Januari dan April, bersama dengan pegawai negeri. Gelombang kedua akan mencakup mereka yang berada di area "zona merah" infeksi.
Sementara negara-negara lain telah memvaksinasi lansia terlebih dahulu, Indonesia baru akan memberikan suntikan ke lansia setelah petugas kesehatan dan pegawai negeri dan mereka yang berusia antara 18 dan 59.
Bambang Heriyanto, Sekretaris Perusahaan Produsen Obat Negara Bio Farma, mengatakan strategi tersebut akan memungkinkan Indonesia memiliki kekebalan kawanan (Herd Immunity).
Baca Juga: Pemilik Filler Bibir Harus Waspada, Vaksin Covid-19 Bisa Bikin Bengkak
"Jika kekebalan kawanan tercapai, siapa pun yang berusia di bawah 18 tahun ke atas 59 tahun semoga bisa terlindungi juga," katanya.
Secara total, Indonesia telah mendapatkan 329 juta dosis vaksin, termasuk sekitar 125 juta dari Sinovac China, 50 juta dari Novavax, dan 54 juta dari program vaksin global COVAX.
Vaksin AstraZeneca diharapkan tiba pada kuartal kedua 2021 dan Pfizer pada kuartal ketiga. Kedua perusahaan belum mengeluarkan komentar apapun mengenai hal tersebut.
Sebelum Indonesia, vaksin buatan Pfizer sudah lebih dahulu diberikan oleh negara-negara barat seperti Inggris.
Regulator Inggris, MHRA, mengatakan vaksin yang menawarkan perlindungan hingga 95% terhadap Covid-19 ini, aman untuk diluncurkan.
Inggris telah memesan 40 juta dosis - cukup untuk memvaksinasi 20 juta orang, masing-masing mendapat dua suntikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional