Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memahami adanya pihak yang enggan mengikuti program vaksin Covid-19. Menurutnya hal tersebut menjadi tugasnya untuk meyakini masyarakat lainnya untuk tetap mau divaksin.
"Bagaimana dengan rakyat yang enggak mau divaksin?. Saya paham sekali bahwa belum semua lah rakyat kita merasa yakin bahwa vaksinasi ini cocok untuk mereka," kata Budi dalam rapat kerja di Komisi IX, Kompleks Parlemen, Rabu (13/1/2021).
Budi merangkum pesan dari anggota dewan pada rapat kerja Komisi IX sebelumnya yakni vaksin yang dimaknai sebagai public goods lantaran dibeli oleh uang negara dan harus hati-hati diperlakukannya karena menjadi milik publik. Namun menurutnya makna public goods bukan hanya dimaknai sebagai barang tetapi juga fungsi.
Pasalnya vaksinasi itu dianggap Budi bukan hanya melindungi diri aja, melainkan juga melindungi keluarga, lingkungan sekitar hingga melindungi satu negara.
"Karena memang target vaksinasi adalah herd immunity. Kalau itu tidak tercapai dan itu tadi, fungsi dari goods for the publicnya itu tidak tercapai," ujarnya.
Karena itu, Budi menyimpulkan kalau tugasnya ialah untuk meyakinkan dan juga mengajak anggota Komisi IX untuk menunaikan fitrahnya sebagai manusia guna menyukseskan program vaksinasi.
"Tapi tugas kami untuk memastikan bahwa kita bisa ajak, kita bisa yakinkan bapak, ibu untuk melakukan ini. Bukan hanya melindungi diri kita, tapi melindungi keluarga, tetangga kita, seluruh rakyat Indonesia dan seluruh umat manusia di dunia karena memang fungsinya untuk mengejar herd imunity menahan pandemi."
Ucapan Budi memang tidak merujuk kepada individu. Namun, pernyataannya tersebut bersamaan dengan ucapan anggota Komisi IX dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning yang menolak untuk divaksin Covid-19.
Di depan Budi, Ribka mengaku lebih memilih untuk membayar denda ketimbang harus divaksin.
Baca Juga: Hiks Nagita Slavina Ngebet Disuntik Vaksin Bareng Jokowi, Tapi Gak Diundang
"Saya tetap tidak mau divaksin maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, saya sudah 63 tahun nih, mau semua usia boleh tetap, misalnya pun hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sanksi lima juta mending gw bayar, mau jual mobil kek," kata Ribka dalam Raker dan RDP di Komisi IX, Kompleks Parlemen, Selasa (12/1/2021).
Alasan Ribka menolaknya ialah karena mendengar pernyataan dari PT Bio Farma yang menyebut belum melakukan uji klinis tahap ketiga. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman melihat sejumlah vaksin yang pernah masuk ke Indonesia namun malah memperburuk keadaan.
"Saya ngomong lagi nih di rapat ini ya, vaksin untuk anti polio malah lumpuh layu di Sukabumi terus anti kaki gajah di Majalaya mati 12 (orang). Karena di India ditolak, di Afrika ditolak, masuk di Indonesia dengan (anggaran) Rp 1,3 triliun waktu saya ketua komisi. Saya ingat betul itu jangan main-main vaksin ini, jangan main-main," tuturnya.
Ribka pun kembali menegaskan kalau ia bakal menolak untuk menerima vaksin. Kalau misalkan ia dipaksa maka menurutnya hal tersebut sudah masuk ke dalam pelanggaran HAM.
"Saya pertama yang bilang saya menolak vaksin, kalau dipaksa pelanggaran HAM. Enggak boleh maksa begitu," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Disebut Cari Sensasi, Kenapa Ribka Baru Sekarang Koar-koar Tolak Vaksin?
-
8 Gorila Terkonfirmasi Positif Covid-19, Gejalanya Mirip Manusia
-
Hiks Nagita Slavina Ngebet Disuntik Vaksin Bareng Jokowi, Tapi Gak Diundang
-
Besok Giliran Ariel Noah dan Risa Saraswati Disuntik Vaksin Covid-19
-
Sebut Vaksin Buat Kebaikan Bersama, Raffi Ahmad: Masyarakat Gak Usah Takut
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Skandal DPRD Gorontalo: "Rampok Uang Negara" dan Selingkuh, Anggota PDIP Ini Langsung Dipecat!
-
Panglima TNI Beberkan Alasan TNI Tambah Alutsista Baru, 'Harimau Besi' yang Mengerikan!
-
Jokowi Perintahkan Relawan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Loyalis Malah Beri Jawaban Menohok?
-
Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
-
Minta Satpol PP Tak Pakai Kekerasan, Mendagri Tito: Biar Didukung Publik
-
Anak Mantan Bupati Koruptor Kini Dipecat PDIP: Jejak Skandal DPRD Viral "Rampok Uang Negara"
-
7 Klausul Surat Perjanjian MBG SPPG Sleman: dari Rahasiakan Keracunan hingga Ganti Rugi Rp80 Ribu
-
Tiga Kecelakaan Transjakarta dalam Sebulan, Pemprov DKI Fokus Perbaikan Human Factor
-
Serangan Roy Suryo! Sebut Ijazah S1 Gibran Palsu Beli di Website, Samakan IQ Rendah dengan Jokowi
-
Sinyal Retak? Jokowi Perintahkan Dukung Gibran 2 Periode, GCP Balas Telak: Wapres Tak Harus Dia!