Suara.com - Ribuan petani di India yang berunjuk rasa memprotes undang-undang pertanian baru mulai mogok makan, Sabtu (30/1/2021).
Mogok makan digelar bertepatan dengan hari peringatan kematian pejuang kemerdekaan di India, Mahatma Gandhi.
Para petani memilih mogok makan setelah berpawai dan berorasi di daerah dekat ibu kota, New Delhi, selama kurang lebih satu minggu. Namun di beberapa lokasi, aksi massa berujung ricuh sehingga menyebabkan satu orang tewas dan ratusan orang luka-luka.
Massa aksi memprotes keputusan pemerintah dan parlemen mengesahkan UU pertanian yang baru karena menurut mereka itu hanya akan menguntungkan pembeli dari perusahaan swasta berskala besar, tetapi mengorbankan para petani.
Puluhan ribu petani telah berkemah di pinggiran kota New Delhi selama dua bulan.
Petani yang mengendarai traktor saat berunjuk rasa pada Hari Kemerdekaan India berujung ricuh setelah beberapa pengunjuk rasa keluar dari rute yang telah disepakati sebelumnya oleh kepolisian dan perwakilan massa.
Demonstran yang geram merobohkan pagar kawat berduri dan barikade serta bentrok dengan polisi.
Polisi yang berjaga menembakkan gas air mata untuk menghentikan massa.
Walaupun demikian, bentrok antara polisi dan demonstran juga terjadi di beberapa tempat lainnya. Tidak hanya dengan polisi, massa aksi juga bentrok dengan kelompok anti gerakan petani.
Baca Juga: Petani Bondowoso Protes Pencemaran Limbah Pabrik, Polisi Turun Tangan
Aksi mogok makan yang digelar bertepatan dengan peringatan kematian Mahatma Gandhi akan jadi pesan ke rakyat India bahwa massa melakukan aksi damai, kata beberapa pemimpin serikat petani.
"Gerakan para petani merupakan gerakan yang damai dan akan terus damai," kata Darshan Pal, pimpinan Samyukt Kisan Morcha, koordinator aksi dan kelompok yang menaungi sejumlah serikat petani.
"Aksi pada 30 Januari ini digelar untuk menyebarkan pesan-pesan kebenaran dan tanpa ada kekerasan," kata dia.
Sektor pertanian di India mempekerjakan separuh dari 1,3 miliar total penduduk India. Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh kurang lebih 150 juta petani jadi salah satu tantangan terberat bagi Perdana Menteri India Narendra Modi sejak ia menjabat pada 2014.
11 pertemuan antara pemerintah dan serikat petani telah digelar untuk membahas polemik UU pertanian. Namun, pertemuan itu berujung buntu.
Pemerintah menawarkan akan menunda penerapan UU pertanian yang baru sampai 18 bulan, tetapi kelompok petani mengatakan mereka tidak akan berhenti protes jika UU itu tidak dicabut.
Sumber: Reuters/Antara
Berita Terkait
-
Kunjungi India, Prabowo Sempatkan Tabur Bunga di Makam Mahatma Gandhi, Tuliskan Pesan Ini
-
Berandai-andai, Anies Ingin Makan Malam dengan Nabi Muhammad hingga Nelson Mandela
-
Bicara Etika Politik, AHY: Kita Tidak Ingin Seolah Semuanya Bisa Asal Tidak Boleh Kalah
-
Teladani Sikap Toleransi Mahatma Gandhi, PMN Jabar Dorong Milenial Sukabumi Jaga Persatuan Bangsa
-
Aksi Anak-anak di India Memperingati Hari Ulang Tahun Mahatma Gandhi
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Emil Audero Jadi Tembok Kokoh Indonesia, Media Italia Sanjung Setinggi Langit
-
KPK Bongkar Peringkat Koruptor: Eselon dan DPR Kejar-kejaran, Swasta Nomor Berapa?
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgub Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
Terkini
-
KPK Tetapkan Status Rudy Tanoesoedibjo sebagai Tersangka Kasus Korupsi Penyaluran Bansos
-
Aksi Sadis Cucu Pemilik Kios Pecel Lele di Bogor, Nenek dan Pamannya Dibakar Hidup-hidup!
-
Mahfud MD Bongkar Alasan Sri Mulyani Nyaris Mundur: Kecewa Rumah Dijarah, Negara Tak Lindungi
-
Fadli Zon Digugat ke Pengadilan, Korban Pemerkosaan 1998 Titipkan Pesan Mendalam!
-
Sikap Rahayu Saraswati Bikin Rocky Gerung Kagum: Contoh Baru Etika Politisi
-
Gentlemen vs Drama: Perang Ucapan Lisa Mariana dan Ridwan Kamil Soal Tes DNA Ulang di Singapura
-
Gibran 'Cari Poin' Saat Demo Rusuh? Refly Harun Sebut Potensi 'Musuh dalam Selimut'
-
Keluarga Arya Daru Minta Perlindungan LPSK Usai 'Diteror' lewat Makam dan Pesan Misterius
-
Penyidik Kejaksaan Agung Ikut Sita Aset Milik Megawati dalam Kasus Korupsi PT Sritex
-
Penyangkalan Pemerkosaan Massal 1998 Berbuntut Panjang, Fadli Zon Digugat ke Pengadilan