Suara.com - Tim peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyelidiki asal-usul virus corona, mengunjungi sejumlah pasar basah kota Wuhan.
Menyadur Sky News, Senin (1/2/2021) tim dari WHO mengunjungi pasar Baishazhou, salah satu pasar basah terbesar di Wuhan, dikelilingi oleh rombongan besar pejabat dan perwakilan China.
Pasar tersebut adalah pusat distribusi makanan utama Kota Wuhan selama lockdown untuk mengekang penyebaran virus corona.
Penyelidikan yang telah lama ditunggu datang setelah berbulan-bulan negosiasi antara WHO dan Beijing. 10 ilmuwan tersebut berharap dapat bertemu lembaga penelitian, rumah sakit, dan pasar makanan laut yang terkait dengan awal wabah Covid-19.
Tetapi misi tersebut menjadi bermuatan politik, setelah China diduga berusaha menghindar atas dugaan salah langkah dalam menaggapi awal wabah.
Covid-19 pertama kali terdeteksi di Kota Wuhan pada akhir 2019. sejak saat itu, China menghadapi bencana hubungan masyarakat di awal wabah karena berusaha menutupi meningkatnya jumlah infeksi, sementara pada saat yang sama mendirikan rumah sakit sementara.
Tim WHO, yang beranggotakan dokter hewan, virologi, ahli keamanan pangan dan epidemiologi, sejauh ini telah mengunjungi dua rumah sakit.
Rumah Sakit Jinyintan Wuhan dan Rumah Sakit Pengobatan Cina dan Barat Terpadu Hubei merupakan dua rumah sakit sebagai pusat perawatan awal wabah.
Pada hari Sabtu, mereka mengunjungi pameran museum yang didedikasikan untuk sejarah awal Covid-19. Mereka juga berencana mengunjungi lebih banyak rumah sakit dan pasar seperti Pasar Makanan Laut Huanan.
Baca Juga: Bikin Kaget, McDonald's China Rilis Menu Baru Es Krim Sundae Minyak Cabai
Namun, satu kunjungan tidak mungkin untuk memastikan asal-usul virus. Menentukan reservoir hewan wabah biasanya merupakan upaya yang melelahkan yang membutuhkan penelitian bertahun-tahun termasuk mengambil sampel hewan, analisis genetik, dan studi epidemiologi.
Salah satu kemungkinannya adalah pemburu satwa liar mungkin menularkan virus kepada pedagang yang membawanya ke Wuhan.
Pemerintah China telah beranggapan bahwa wabah kemungkinan dimulai dari impor makanan laut beku yang tercemar virus. Namun, gagasan tersebut ditolak mentah-mentah oleh para ilmuwan dan lembaga internasional karena sedikit bukti.
Fokus yang mungkin bagi para penyelidik adalah Institut Virologi Wuhan, yang membangun arsip informasi genetik tentang virus corona kelelawar setelah wabah SARS tahun 2003, sebuah sindrom pernapasan akut parah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Otak Pembobol Rekening Dormant Rp204 M Ternyata Orang Dalam, Berkas Tersangka Sudah di Meja Kejagung
-
Janji Kapolri Sigit Serap Suara Sipil Soal Kerusuhan, Siap Jaga Ruang Demokrasi
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Terpuruk Pasca-Muktamar, Mampukah PPP Buktikan Janji Politiknya? Pengamat Beberkan Strateginya
-
Hapus BPHTB dan PBG, Jurus Jitu Prabowo Wujudkan Target 3 Juta Rumah
-
Buntut Bobby Nasution Razia Truk Aceh, Senator Haji Uma Surati Mendagri: Ini Melanggar Aturan!
-
Bongkar 7 Cacat Fatal: Ini Alasan Kubu Nadiem Makarim Yakin Menang Praperadilan
-
MK Hindari 'Sudden Death', Tapera Dibatalkan tapi Diberi Waktu Transisi Dua Tahun
-
Romo Magnis Ajak Berpikir Ulang: Jika Soekarno Turuti Soeharto, Apakah Tragedi '65 Bisa Dicegah?
-
Bye-bye Kehujanan di Dukuh Atas! MRT Jadi Otak Integrasi 4 Moda Transportasi Jakarta