Suara.com - Genap tiga bulan Nadhira Anindita Ralena, dokter muda, dikarantina pada salah satu tower Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran Jakarta.
Dokter Dita mengungkapkan, per hari, dirinya minimal merawat sekitar 150 pasien positif covid-19 yang diisolasi pada RSD Wisma Atlet.
"Sebelum tahun baru 2021, Tower 6 dan 7 Wisma Atlet menampung sekitar seribuan psaien. Setelah tahun baru, 2.500 pasien hampir terlampaui," kata dr Dita.
"Peningkatan penumpukan pasien COVID itu nyata sekali di rumah sakit dan itu membuat tenaga kesehatan kelelahan."
"Sejawat saya mulai kelelahan, bahkan ada yang jatuh sakit. Jumlah pasien terus meningkat dengan jumlah tenaga kesehatan yang malah berkurang. Kami benar-benar jungkir balik dua minggu ini." katanya lagi.
Di Yogyakarta, Dr Sri Aminah, berusia 61 tahun, adalah dokter spesialis anak yang pernah menjadi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yogyakarta.
Dr Sri mengatakan suaminya yang juga seorang dokter di bidang telinga, hidung, dan tenggorokan, serta dua sopir keluarnya pernah dinyatakan positif COVID-19.
"Saya dan anak saya dokter yang sedang mengambil spesialis kardiologi di RSUP Dr Sardjito yang sejauh ini negatif," katanya dalam perbincangan dengan Sastra Wijaya dari ABC Indonesia.
"Suami saya masih praktek di rumah sakit, dan tiap hari masih keluar rumah untuk belajar dan diskusi selama beberapa jam," katanya.
Baca Juga: Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19, Jenazah Soraya Abdullah Masih di RS
Sementara dirinya masih melakukan praktek dari rumah dan selalu berhati-hati dengan protokol kesehatan.
"Saya punya keyakinan bahwa suatu saat akan terjangkit COVID, karena kurang disiplin dengan protokol kesehatan dan juga berinteraksi dengan komunitas yang tidak taat protokol kesehatan." tambah Dr Aminah lagi.
Dr Aminah yang berpengalaman menangani masalah kesehatan di medan konflik di luar negeri menegaskan Indonesia sudah seharusnya menyatakan negara dalam keadaan darurat COVID-19, sehingga protokol kesehatan lebih diperketat.
"Banyak sekali hambatan untuk menerapkan protokol kesehatan. Pengawasan yang tidak ketat," katanya
"Orang banyak yang melakukan kegiatan seperti biasa, berkerumun. Harusnya ada hukuman yang tegas bagi mereka yang tidak mematuhi." katanya.
Dr Aminah mengatakan kampanye 5 M, yakni mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumuman, dan membatasi mobilisasi harus betul-betul serius dilakukan.
Berita Terkait
-
Dimakamkan Sesuai Protokol Covid-19, Jenazah Soraya Abdullah Masih di RS
-
Pandemi Virus Corona Picu Masalah Mata, Begini Cara Mencegahnya!
-
Covid-19 Tembus 22 Ribu, DIY Perpanjang Status Tanggap Darurat Kesembilan
-
Sembari Sesenggukan, Keluarga Ungkap Wasiat Terakhir Soraya Abdullah
-
Soraya Abdullah Meninggal, Umi Pipik : Aku Pernah Cemburu Kepadamu
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB