Suara.com - Meningkatnya kasus bunuh diri aktris muda beberapa waktu belakangan ini telah memicu perdebatan tentang ketidaksetaraan gender dan meningkatnya tekanan sosial yang dihadapi wanita muda di Korea Selatan.
Model sekaligus aktris muda asal Korea Selatan Song Yoo-jung, telah menikmati kesuksesan kariernya. Namun, pada 23 Januari silam, dia meninggal secara mendadak.
Laporan awal media menyebut Yoo-jung bunuh diri. Jika dugaan itu benar, Yoo-jung akan menambah daftar selebritis muda Korea Selatan yang meninggal karena bunuh diri.
Selain mengungkap tantangan kesehatan mental yang dihadapi para selebritis yang menjadi pusat perhatian, kasus ini menunjukkan tren bunuh diri yang mengkhawatirkan di kalangan wanita muda di negara yang memang sudah bergulat dengan tingkat bunuh diri yang tinggi tersebut.
Aktris Oh In-hye (36), mengakhiri hidupnya September tahun lalu. Penyanyi Sulli, diikuti oleh sahabatnya yang juga merupakan penyanyi, Goo Hara, mengakhiri hidup mereka sendiri di tahun 2019.
Selebritis pria juga dilaporkan meninggal karena bunuh diri dalam beberapa tahun terakhir, salah satunya Kim Jong-hyun anggota boyband SHINee pada Desember 2017.
Ada banyak alasan di balik tren yang mengganggu ini. Untuk Song Yoo-jung dan Oh In-hye, meredupnya karier mereka jadi alasan yang mungkin paling terkait.
Sementara bagi Sulli dan Goo Hara, diduga karena depresi akan hujatan publik.
Sulli memutuskan keluar dari manajemen yang menaunginya dan mengungkap kelemahan masyarakat Korea Selatan - ketidaksetaraan gender.
Baca Juga: Aksi Sadis Pria Bantai Istri dan Keluarganya, Usai Beraksi Niat Bunuh Diri
Setelah bergabung dengan kelompok feminis yang menganjurkan wanita untuk tidak memakai bra, Sulli dihujat dan diintimidasi oleh warganet, yang kemudian menurut banyak pihak berkontribusi pada depresinya.
Kesehatan mental di bawah tekanan
Selama sepuluh tahun terakhir, angka bunuh diri wanita muda Korea Selatan meningkat sekitar lima persen per tahun.
Menurut Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), Korea Selatan memiliki tingkat bunuh diri tertinggi di negara-negara industri maju, dengan sekitar 14.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri pada tahun 2018.
Meskipun lebih banyak pria yang bunuh diri dibanding wanita, sekitar 2 banding 1, ternyata lebih banyak wanita yang mencoba bunuh diri.
Beberapa faktor yang mendorong fenomena ini: kemiskinan, pengangguran, ketidaksetaraan gender dan kekerasan berbasis gender, konflik generasi, rumah tangga dengan satu orang, pola asuh yang buruk, kesejahteraan sosial yang tidak memadai, dan mungkin - yang terpenting - persaingan, demikian kata Jang Soong-nang, seorang pakar epidemiologi sosial dari Universitas Chung-ang kepada DW.
Berita Terkait
-
Kekecewaan Rizky Ridho Persija Jakarta Takluk dari Semen Padang Akibat Gol Bunuh Diri Jordi Amat
-
Curi Perhatian di Heroes Next Door, Ini 3 Drama Lain Dibintangi Lee Jung Ha
-
Detail Konser Perdana ATEEZ di Indonesia yang Digelar Tahun Depan, ATINY Wajib Tahu!
-
Gol Bunuh Diri Jordi Amat Bikin Geger, Disebut Netizen Layak Masuk Puskas Award
-
An Se-young Semringah Juarai BWF World Tour Finals, Gelar Juara ke-11 Sepanjang 2025
Terpopuler
- 5 Mobil Sedan Bekas yang Jarang Rewel untuk Orang Tua
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- 5 Sepatu Lari Hoka Diskon 50% di Sports Station, Akhir Tahun Makin Hemat
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman Skechers Buat Jalan-Jalan, Cocok Buat Traveling dan Harian
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
Pilihan
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
-
4 Rekomendasi HP Xiaomi Murah, RAM Besar Memori Jumbo untuk Pengguna Aktif
-
Cek di Sini Jadwal Lengkap Pengumuman BI-Rate Tahun 2026
Terkini
-
Jurnalisme Masa Depan: Kolaborasi Manusia dan Mesin di Workshop Google AI
-
Suara.com Raih Top Media of The Year 2025 di Seedbacklink Summit
-
147 Ribu Aparat dan Banser Amankan Misa Malam Natal 2025
-
Pratikno di Gereja Katedral Jakarta: Suka Cita Natal Tak akan Berpaling dari Duka Sumatra
-
Kunjungi Gereja-Gereja di Malam Natal, Pramono Anung: Saya Gubernur Semua Agama
-
Pesan Menko Polkam di Malam Natal Katedral: Mari Doakan Korban Bencana Sumatra
-
Syahdu Misa Natal Katedral Jakarta: 10 Ribu Umat Padati Gereja, Panjatkan Doa untuk Sumatra
-
Melanggar Aturan Kehutanan, Perusahaan Tambang Ini Harus Bayar Denda Rp1,2 Triliun
-
Waspadai Ucapan Natal Palsu, BNI Imbau Nasabah Tidak Sembarangan Klik Tautan
-
Bertahan di Tengah Bencana: Apa yang Bisa Dimakan dari Jadup Rp 10 Ribu Sehari?