Keberhasilan kanal pertama yang membentang dari wilayah Matraman hingga Karet dilanjutkan dengan memperpanjang pembangunan sistem drainase makro tersebut hingga mencapai Muara Angke hingga tuntas di 1919.
Lebih dari seratus tahun Kanal Banjir Barat beroperasi, pertanyaan selanjutnya yang muncul adalah masih efektifkah kanal tersebut mengatasi banjir di masa kini?
Kanal Banjir Barat kini
"Tentu masih efektif juga sekarang. Karena air dari Bogor ya jalur airnya tetap lewat Kanal Banjir Barat," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Jakarta Dudi Gardesi saat ditanyai mengenai peran Kanal Banjir Barat di masa kini.
Desain Kanal Banjir Jakarta sedari awal sudah dirancang untuk jangka panjang, setidaknya diperhitungkan dari lebar saluran dan kemampuan menampung banyaknya air yang akan mengisi kanal.
Salah satu langkah Pemprov DKI Jakarta menjaga peninggalan era “kumpeni” itu adalah menjaga agar kapasitas Kanal Banjir Barat menampung air tidak berkurang dan justru dapat meningkat.
Dalam sebuah buku berjudul Mengapa Jakarta Banjir dijelaskan salah satu langkah yang diambil Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 2006 di era Gubernur Sutiyoso adalah mengganti tembok di kedua sisi Kanal Banjir Barat dengan beton yang semula hanya berupa tanah.
Dengan penggantian bahan tembok Kanal Banjir Barat maka kapasitas saluran menampung air yang sebelumnya berkurang karena terjadi pendangkalan menjadi bertambah.
Pakar Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia Firdaus Ali turut mendukung pernyataan Dinas SDA Jakarta, ia mengatakan tanpa Kanal Banjir Barat saat ini, kawasan Jakarta Pusat mungkin saja sudah terendam dan tidak bisa dihuni.
Baca Juga: Anies Bakal Gusur Warga di Daerah Rawan Banjir, Dipindah ke Rusun
"Kalau enggak ada itu, kita bisa lumpuh total," kata Firdaus Ali dengan nada yang serius menjelaskan peran besar Kanal Banjir Barat mencegah Jakarta tenggelam.
Namun Kanal Banjir Barat tidak selalu bekerja sempurna mengendalikan banjir di Jakarta, terbukti pada 2007 saat Kanal Banjir Jakarta di sisi timur belum ada, kapasitas kanal yang hanya mampu menampung 500 meter kubik per detik itu kewalahan menampung curah hujan maksimal 340 milimeter per hari sehingga menghasilkan volume hingga 750 meter kubik per detik.
Oleh karena itu, bersamaan dengan setahun operasional Kanal Banjir Timur, Pemerintah Pusat memutuskan membangun satu pintu air baru di kawasan Jakarta Pusat yang dikenal dengan nama Pintu Air Karet yang melengkapi Pintu Air Manggarai pendahulunya.
Penambahan Pintu Air Karet ini berdampak pada kapasitas saluran Kanal Banjir Barat menjadi 734 meter kubik per detik.
"Jadi untuk debit maksimum, saat ini kita masih mengandalkan Kanal Banjir Barat," ujar Firdaus Ali.
Integrasi dua kanal
Berita Terkait
-
Prediksi Cuaca Hari Ini 6 Oktober 2025: Waspada Hujan & Banjir Rob di Indonesia
-
SDA Jamin Jakarta Tak Berpotensi Banjir Rob pada Bulan Ini, Apa Alasannya?
-
Rahasia Terbongkar: Cara Ampuh Deteksi Mobil Bekas Banjir dan Tabrakan sebelum Beli!
-
Pemprov Jakarta Siagakan 1.200 Pompa Hadapi Ancaman Hujan Ekstrem Dua Hari ke Depan
-
Kolaborasi Urban Farming Wujudkan Sungai Bersih dan Panen Melimpah di Ibu Kota
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
-
Stop Lakukan Ini! 5 Kebiasaan Buruk yang Diam-diam Menguras Gaji UMR-mu
-
Pelaku Ritel Wajib Tahu Strategi AI dari Indosat untuk Dominasi Pasar
Terkini
-
Sekolah Rakyat di Situbondo Tetap Jalan 2026, Bupati Tegaskan Tidak Sepi Peminat
-
Terkunci dalam Kamar Saat Kebakaran, Pria ODGJ Tewas di Tambora
-
Bahasa Inggris Jadi Mapel Wajib SD-SMA Mulai 2027, Kemendikdasmen Siapkan Pelatihan Guru Massal
-
Komisi XIII DPR Dorong Kasus Konflik TPL di Danau Toba Dibawa ke Pansus Agraria
-
Jakpro Siapkan Kajian Teknis Perpanjangan Rute LRT Jakarta ke JIS dan PIK 2
-
'Apapun Putusannya, Kami Hormati,' Sikap Kejagung di Ujung Sidang Praperadilan Nadiem Makarim
-
Detik-detik Gempa Dahsyat di Filipina, Alarm Tsunami Aktif Buat Sulut dan Papua
-
Menko Zulkifli Hasan Panen Ayam Petelur, Apresiasi PNM Bangun Ketahanan Pangan Desa
-
Seskab Teddy Sampaikan Santunan dari Prabowo untuk Keluarga Prajurit yang Gugur Jelang HUT ke-80 TNI
-
Terungkap! Ini 'Dosa' Eks Kajari Jakbar yang Bikin Jabatannya Lenyap