Suara.com - Pemerintah Jepang kemungkinan besar bakal menggelar olimpiade dan paraolimpiade musim panas di Tokyo tanpa penonton atau suporter dari negara lain.
Seperti dikutip dari Reuters, hal tersebut terkait dengan kekhawatiran Pemerintah Jepang dengan ancaman penyebaran Virus Corona.
Untuk diketahui, setahun pascapenundaan karena pandemi, olimpiade musim panas dijadwalkan bakal berlangsung mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021, dan juga Paraolimpiade pada 24 Agustus hingga 5 September 2021.
Meski begitu, Perdana Menteri Jepang Yoshihide, mengatakan keputusan mengenai kehadiran penonton akan ditentukan pada akhir Maret.
Sementara itu, media lokal Kyodo mengatakan, pemerintah telah menyimpulkan untuk tidak akan menyambut penggemar dari luar negeri. Hal ini dikarenakan masifnya kekhawatiran publik mengenai Virus Corona serta banyaknya varian baru Covid-19 yang lebih menular di berbagai negara.
“Panitia telah memutuskan bahwa penting untuk mengadakan upacara di prefektur timur laut Fukushima secara tertutup, dengan hanya mengizinkan peserta dan undangan yang bisa mengambil bagian dalam acara tersebut untuk menghindari kerumunan besar yang terbentuk di tengah pandemi,” seperti dilansir Kyodo mengutip perkataan pejabat pemerintah setempat.
Berdasarkan survei yang dilakukan surat kabar Yomiuri minggu ini, sebanyak 77 persen responden tidak mengizinkan penggemar asing untuk hadir. Sementara 18 persen responden lainnya mendukung adanya penggemar mancanegara. Hasil survei tersebut menunjukan bahwa sebagian besar warga Jepang tidak ingin penggemar asing menghadiri pesta olah raga dunia tersebut.
Meski begitu, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach menegaskan, Olimpiade Tokyo akan tetap dilanjutkan pada Juli 2021. Dia juga menyebut, prioritas IOC yaitu memastikan Olimpiade berjalan dengan aman.
“Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan. Semua orang akan senang memiliki stadion berkapasitas penuh dan ramai. Tetapi jika itu tidak memungkinkan, kami akan menghormati prinsip kami. Keselamatan adalah prioritas utama kami,” katanya seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (9/3/2021).
Baca Juga: Survei Terbaru, Warga Jepang Masih Tolak Olimpiade Tokyo
Kekinian, kasus Covid-19 di Jepang tercatat telah mencapai 441 ribu kasus, dengan lebih dari 8.300 jumlah kematian yang dilaporkan. (Maulida Balqis)
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Kemendagri Batalkan Mutasi Kepala SMPN 1 Prabumulih, Wali Kota Arlan Terancam Sanksi
-
DPW dan DPC PPP dari 33 Provinsi Deklarasi Dukung M Mardiono Jadi Ketua Umum
-
Menteri HAM Natalius Pigai Sebut Orang Hilang 'Belum Terlihat', YLBHI Murka: Denial!
-
Dari Dirut Sampai Direktur, Jajaran BPR Jepara Artha Kini Kompak Pakai Rompi Oranye
-
Pemeriksaan Super Panjang, Hilman Latief Dicecar KPK Hampir 12 Jam soal Kuota Haji
-
Dikira Hilang saat Demo Ricuh, Polisi Ungkap Alasan Bima Permana Dagang Barongsai di Malang
-
Tito Karnavian: Satpol PP Harus Humanis, Bukan Jadi Sumber Ketakutan
-
Wamenkum Sebut Gegara Salah Istilah RUU Perampasan Aset Bisa Molor, 'Entah Kapan Selesainya'
-
'Abuse of Power?' Kemendagri Sebut Wali Kota Arlan Langgar Aturan Copot Kepala SMP 1 Prabumulih
-
Strategi Baru Senayan: Mau RUU Perampasan Aset Lolos? UU Polri Harus Direvisi Dulu