Suara.com - Perwakilan Gugus Tugas COVID-19, Prof. dr. H. M Nasser memastikan tak ada kerugian dalam pengadaan alat tes (test kit) reagen sansure karena saat ini semua alat tes tersebut sudah didistribusikan ke laboratorium lain yang membutuhkannya.
"Pengadaan alat tes berawal kasus COVID-19 menimpa dua warga pada awal Maret 2020, lantas diputus tanggal 13 April dalam ratas kabinet untuk mencari alat tes yang dapat mengamankan tenaga kesehatan selama pandemi," kata Nasser ditulis Rabu (17/3/2021).
Tak beberapa setelahnya, jelas Nasser, selaku perwakilan Gugus Tugas COVID-19 dirinya diperintahkan untuk mencari alat tes reagen mengingat saat itu sudah ada sembilan dokter yang meninggal akibat terpapar COVID-19.
Mengingat kondisi yang sudah darurat dan mencekam, diputus untuk mencari alat tes reagen. Saat itu tidak mudah mencari alat tes mengingat banyak negara yang membutuhkan disamping itu kasus biomolekular merupakan pertama di Indonesia, ungkap Nasser.
Tidak beberapa lama kemudian terdapat sumbangan reagen Sansure dari perusahaan Unilever sebanyak 25 ribu dan dari PT Mastindo Mulia sebanyak 50 ribu alat tes.
Berdasarkan informasi yang didapat alat tes itu didatangkan dari China yang dipergunakan untuk melakukan tes di Wuhan.
Sehingga dicarilah perusahaan yang mendatangkan alat tes tersebut, meskipun bukan perkara mudah mengingat negara itu sedang melakukan karantina akibat pandemi. Adapun penunjukan perusahaan ini sudah sesuai dengan peraturan LKPP no 13/2018.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Monardo juga memastikan bahwa proses pengadaan berjalan akuntabel.
"Tanggung jawab saya adalah melindungi lembaga BNPB, sehingga proses pengadaan selalu melibatkan seluruh deputi," ujarnya.
Baca Juga: Foto Kepala BNPB Terpampang di Iklan Prokes, Anggota DPR: Siapa yang Bayar?
Ia juga menambahkan bahwa BNPB membentuk tim dengan memasukkan unsur dari BPKP serta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) sebagai bagian dari transparansi proyek.
Pengadaan alat tes reagen sansure ini juga telah mendapat sejumlah rekomendasi dari rekan-rekan dokter termasuk Sekjen Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi), Lia G Partakusuma terdapat tiga yang direkomendasikan lantas dipilih alat tes reagen sansure.
Setelah alat test itu tiba didistribusikan kepada 88 laboratorium, namun ternyata tidak semua laboratorium itu memiliki peralatan molekular sehingga terdapat lebih dari 21 laboratorium yang tidak bisa menggunakan alat tes itu.
Terkait temuan itu, BPKP bersama BNPB menindaklanjutinya setelah dilakukan rapat koordinasi lantas diputuskan untuk menarik alat tes yang ada di laboratorium tersebut.
"Tepatnya tanggal 3 Agustus semua alat tes yang tidak bisa didapat itu ditarik," kata Nasser.
Hanya saja setelah alat tes itu ditarik kemudian didistribusikan ke laboratorium-laboratorium yang memiliki peralatan tes molekular yang lebih lengkap.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Polisi Temukan Serbuk Pemicu Ledakan di Rumah Terduga Pelaku Peledakan SMAN 72
-
Densus 88 Terlibat Dalami Motif Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72
-
Blak-blakan Sebut Soeharto Diktator, Cerita 'Ngeri' Putri Gus Dur Dihantui Teror Orba Sejak SMP
-
Sindiran Pedas PDIP usai Jokowi Dukung Soeharto Pahlawan: Sakit Otaknya!
-
Masuk Komisi Reformasi Polri Bentukan Prabowo: Sepak Terjang Idham Azis, Nyalinya Gak Kaleng-kaleng!
-
Menkeu Purbaya Bakal Redenominasi Rupiah, Apa Manfaatnya?
-
Alasan Presiden Mahasiswa UIN A.M. Sangadji Ambon Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional
-
Jenguk Korban Ledakan SMAN 72, Mensos Pastikan Biaya Pengobatan Ditanggung Pemerintah
-
Siswa Terduga Kasus Bom Rakitan di SMAN 72 Korban Bullying, Begini Kata Pengamat Teroris
-
Hadirkan Pemerataan Pembangunan Sampai ke Papua, Soeharto Dinilai Layak Sandang Pahlawan Nasional