Suara.com - Lebih dari 1.000 orang yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar telah menyeberang ke negara bagian Mizoram di India sejak akhir Februari.
Menyadur Straits Times, Sabtu (20/3/2021) seorang anggota parlemen India kepada Reuters, Jumat (19/3) bahwa kemungkinan jumlah tersebut masih akan bertambah.
Pihak berwenang di negara bagian timur laut India itu mendorong otoritas federal untuk membantu membangun kamp pengungsi, menurut anggota parlemen dari Mizoram.
"Kalau tidak, semua pengungsi akan terpencar di mana-mana di India," ujar K. Vanlalvena.
Warga Myanmar mulai masuk ke India pada akhir Februari, beberapa minggu setelah militer Myanmar melancarkan kudeta ayangmemicu gelombang protes.
Setidaknya 234 orang telah tewas sejak kudeta 1 Februari dimulai dan ribuan lainnya telah ditahan, menurut sebuah kelompok aktivis.
Militer Myanmar mengatakan bahwa mereka hanya menggunakan kekuatan bila diperlukan. Militer juga membela kudeta yang dilakukannya dengan mengatakan ada kecurangan dalam pemilihan 8 November.
Meskipun sejumlah polisi Myanmar dan keluarga mereka awalnya menyeberang karena menolak untuk mematuhi perintah untuk membubarkan protes pro-demokrasi, Vanlalvena mengatakan bahwa lebih banyak orang meninggalkan negara bagian Chin Myanmar karena kerusuhan yang berkembang dan memasuki Mizoram.
"Kebanyakan dari mereka adalah warga sipil. Jumlah polisi tidak bertambah." katanya.
Baca Juga: Kakek Penjual Sayur Ditangkap Polisi, Perkosa 30 Anjing
Seorang juru bicara junta militer tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar mengenai hal tersebut.
Pemerintah federal India pekan lalu mengarahkan empat negara bagian yang berbatasan dengan Myanmar, untuk mencegah masuknya orang secara ilegal dari negara tetangga dan untuk mendeportasi mereka yang telah menyeberang.
Tetapi perintah itu telah ditentang oleh Mizoram, dan Kepala Menteri negara bagian Zoramthanga pada hari Kamis menulis kepada Narendra Modi untuk mendesak agar para pengungsi dari Myanmar diberikan suaka.
"Saya memahami bahwa ada masalah kebijakan luar negeri tertentu di mana India perlu melanjutkan dengan hati-hati," kata Zoramthanga.
"Namun, krisis kemanusiaan ini tidak bisa kita abaikan," katanya dalam sebuah salinan surat yang ditinjau oleh Reuters.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
Terkini
-
Bikin Pedagang Ketakutan, Fakta di Balik Maraknya Tawuran di Kalimalang Jaktim Terbongkar!
-
Dipolisikan Pengusaha Gegara Ngutang di Pilkada, Wawali Blitar: Sudah Selesai, Salah Paham Saja
-
Wanti-wanti Pejabat PKS di Pemerintahan Prabowo, Begini Pesan Almuzzammil Yusuf
-
Dishub DKI Pastikan Tarif Transjakarta Belum Naik, Masih Tunggu Persetujuan Gubernur dan DPRD
-
Jakarta Jadi Tuan Rumah POPNAS dan PEPARPENAS 2025, Atlet Dapat Transportasi dan Wisata Gratis
-
Cuaca Jakarta Hari Ini Menurut BMKG: Waspada Hujan Sepanjang Hari Hingga Malam
-
Sopir Angkot Cegat Mikrotrans JAK41 di Velodrome, Dishub DKI Janji Evaluasi Rute
-
Ratusan Warga Prasejahtera di Banten Sambut Bahagia Sambungan Listrik Gratis dari PLN
-
Hasto PDIP: Ibu Megawati Lebih Pilih Bendungan dan Pupuk Daripada Kereta Cepat Whoosh
-
Putri Zulkifli Hasan Sambut Putusan MK: Saatnya Suara Perempuan Lebih Kuat di Pimpinan DPR