Suara.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar memaparkan bahwa tren radikalisme di masa pandemi Covid-19 cenderung menurun. Namun penyebaran radikalisme melalui media online atau daring pada masa pandemi disebut perlu diwaspadai.
Hal tersebut dipaparkan Boy dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (22/3/2021).
"Selama pandemi Covid-19 tren potensial radikalisme cenderung mengalami penurunan. Namun secara global kita tetap waspada karena banyak penyebaran tren paham radikalisme yang dilakukan melalui media online," kata Boy.
Boy mengatakan, adanya tren penurunan radikalisme di era pandemi tersebut ditunjukkan juga dari hasil survei. Survei tersebut, menurutnya, hasil kerja sama BNPT bersama Alavara Research dan Nassarudin Umar Foundation.
"Hasil survei menyatakan tren potensial radikalisme di Indonesia menurun dari tahun 2017 sebesar 55,2% atau masuk kategori sedang. Lalu di tahun 2019 sebesar 38,4% kategori rendah dan menjadi 14 persen di tahun 2020 dan kategori sangat rendah," tuturnya.
Boy mengatakan, Indonesia kini berada di peringkat 37 sebagai negara yang terdampak dari terorisme. Selain itu, pada tingkat Asia Tenggara Indonesia disebut relatif lebih aman.
"Pada tingkat regional di Asia Tenggara Indonesia masih lebih aman dibandingkan dengan Philipina, Thailand dan Myanmar," tuturnya.
Lebih lanjut, terkait dengan upaya dunia internasional dalam menangani radikalisme di era pandemi, Boy menyebut PBB sudah turun tangan. Dalam upayanya PBB meminta adanya gencatan senjata di negara berkonflik.
"Namun permintaan gencatan tersebut tidak berlaku bagi operasi militer terhadap teroris internasional antara lain, ISIS dan Al-Qaeda. Hal ini menunjukkan upaya pemberantasan terorisme internasional tetap dijalankan walaupun sedang menghadap massa pandemi," tandasnya.
Baca Juga: Wapres Maruf: Mudik Adalah Tradisi, Tapi Ada Bahaya yang Harus Dihadapi
Berita Terkait
-
Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok, Ivan Gunawan Merasa Ajal Sudah Dekat
-
Tangkal Radikalisme dan Aksi Teroris di Daerah, BNPT Gandeng Mahasiswa, Gimana Caranya?
-
Intoleransi dan Radikalisme terhadap Perempuan: Kekerasan Sistemik yang Tak Bisa Diabaikan
-
Intoleransi dan Radikalisme Gender: Kekerasan Sistemik yang Mengancam Perempuan
-
Skandal Raffi Ahmad Sang Utusan Khusus Presiden: Digugat ke Pengadilan saat Pandemi Covid-19
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Parung Panjang Memanas! Warga Adang Truk, Dishub Dituding Lakukan Pembiaran
-
Hitung Mundur Dimulai? Analis Sebut Kapolri Diganti Usai Hari TNI, Ini Sinyalnya
-
DPRD 'Geruduk' Parkir Ilegal di Jaktim, Dua Lokasi Disegel Paksa, Potensi Pajak Miliaran Bocor
-
'Keterangan Anda Berubah!' Detik-detik Saksi PT Poison Ditegur Hakim di Sidang Sengketa Tambang
-
Saatnya 'Perbarui' Aturan Main, DPR Genjot Revisi Tiga UU Kunci Politik
-
Noel Dikabarkan Mau Jadi Justice Collaborator, KPK: Belum Kami Terima
-
Jejak Korupsi Noel Melebar, KPK Bidik Jaringan Perusahaan PJK3 yang Terlibat Kasus K3
-
Anggotanya Disebut Brutal Hingga Pakai Gas Air Mata Kedaluarsa Saat Tangani Demo, Apa Kata Kapolri?
-
Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
-
Dikabarkan Hilang Usai Demo Ricuh, Bima Permana Ditemukan di Malang, Polisi: Dia Jualan Barongsai