Suara.com - Presiden Joko Widodo menunaikan Salat Jumat bersama jajaran menteri, kepala lembaga, dan warga sekitar di Masjid Babul Jannah, Desa Amakaka, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), usai meninjau lokasi terdampak banjir bandang.
Setibanya di Masjid Babul Jannah, Jokowi langsung mengambil wudu dari tempat penampungan air. Setelah itu, ia tampak menjalankan shalat sunnah terlebih dahulu sebelum mengikuti Shalat Jumat berjamaah.
Usai Shalat Jumat berjemaah, Jokowi kemudian menjadi imam salat jamak asar. Tampak turut menjadi jamaah dalam shalat tersebut, antara lain Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo dan Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Henri Alfiandi.
Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, merupakan salah satu lokasi terdampak bencana banjir bandang yang disebabkan oleh siklon tropis Seroja. Kabupaten Lembata menjadi wilayah yang terdampak paling parah akibat bencana banjir bandang tersebut.
Di Lembata, Jokowi juga mengunjungi warga setempat yang kini tengah berada di lokasi pengungsian di Kantor Kecamatan Ile Ape. Di lokasi tersebut Kepala Negara menemui para pengungsi dan ingin memastikan bahwa segala kebutuhan warga telah tercukupi.
Jokowi juga mendengarkan sejumlah keluhan masyarakat setempat yang nantinya akan ditindaklanjuti selama proses penanganan.
"Untuk pengungsian juga sudah dipastikan untuk logistiknya cukup. Hanya tadi ada dari masyarakat menyampaikan bahwa BBM-nya mahal. Saya terima (masukannya)," katanya.
Terkait penanganan dan pemulihan pascabencana, Jokowi telah berbicara dengan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur.
Atas persetujuan masyarakat, warga di lokasi terdampak bencana ini nantinya akan direlokasi di mana proses pembangunannya akan segera dilakukan secepat-cepatnya.
Baca Juga: Proses Evakuasi Korban Banjir Bandang NTT: 6 Korban Ditemukan Tertimbun
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga telah memerintahkan agar proses pencarian di tengah medan bebatuan yang menyulitkan pengoperasian alat berat untuk tetap dilakukan.
"Sampai siang hari ini, total korban di Nusa Tenggara Timur ada 163 yang meninggal dan masih dalam pencarian 45 orang. Ini yang akan terus kami usahakan agar yang dalam pencarian tadi bisa segera ditemukan," ujarnya.
"Kalau kita lihat di lapangan memang keadaannya bebatuan, batu yang besar-besar, itu sangat menyulitkan alat-alat berat. Tetapi tadi sudah saya perintahkan untuk terus dicari dan ditemukan yang masih hilang," sambungnya. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Instruksi Prabowo ke Cak Imin: Periksa dan Perbaiki Struktur Pondok Pesantren!
-
Cek Kebersihan MBG, Prabowo Minta BGN Segera Lengkapi Dapur dengan Test Kit
-
Minggu Malam di Kertanegara, Prabowo Temui Kepala BGN dan Sejumlah Menteri: Bahas Isu Apa?
-
Malaysia Ikut Buru Riza Chalid, Benarkah Buronan Kakap Ini Benar Jadi Menantu Keluarga Sultan?
-
Tragedi Ponpes Al Khoziny Telan Puluhan Nyawa Santri, Ini Perintah Tegas Prabowo ke Menteri-Gubernur
-
Terjatuh Saat Terjun Payung di Rangkaian HUT TNI, Praka Marinir Zaenal Mutaqim Meninggal Dunia
-
BNPB Ungkap Kendala Evakuasi Santri Al Khoziny: Satu Beton 'Jebakan' Ancam Runtuhkan Sisa Gedung
-
Paspor Dicabut, Riza Chalid dan Jurist Tan Kini Berstatus Tanpa Negara, Bisa Lolos dari Jerat Hukum?
-
Kronologi Gugurnya Prajurit Elite Marinir Praka Zaenal, Parasut Mengembang Namun Takdir Berkata Lain
-
Tragedi Jelang HUT TNI, Prajurit Intai Amfibi Praka Zaenal Gugur Dalam Insiden Terjun Payung