Suara.com - Potongan kisah hidup Pak Bakat -- selanjutnya ditulis Bakat -- ini menggambarkan kepada kita bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi untuk tetap berdaya dan bersyukur.
“SAYA sekarang sudah tinggal nunggu umur aja mas, tinggal nunggu panggilan Tuhan aja,” kata Bakat.
Bakat seorang tunanetra, tetapi fungsi indra pendengarannya masih bagus sekali.
Lelaki kelahiran Juli 1961 ini memang telah kehilangan kemampuan indra penglihatan, namun dia tetap mengikuti berbagai isu nasional. Ketika saya temui, dia menyampaikan uneg-uneg mengenai keadaan negerinya dan beberapa aspek perubahan yang berdampak pada mata pencaharian kebanyakan tunanetra.
Keinginan untuk tetap bertahan dan menikmati kehidupan di usia senja membuat semangatnya terus menyala.
Sebelum saya menemuinya, Bakat menyatakan tak keberatan berbagi kisah hidup. Saya menemui lelaki Klaten, Jawa Tengah, di sebuah rumah kontrakan yang terletak sekitar 600 meter dari tepi Sungai Cileungsi, Desa Bojongkulur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, minggu kedua bulan April 2021.
Sebuah kertas yang diikat pakai tali ke pintu gerbang rumah yang ditinggali Bakat tertulis: rumah ini dijual.
Bakat sudah mengontrak rumah itu sekitar 15 tahun. Rumah tinggalnya sekaligus dijadikan sebagai tempat praktik pijat tradisional. Dia sudah siap untuk cari kontrakan baru seandainya rumah tadi laku dijual pemiliknya.
Indra penglihatan mulai memburuk
Baca Juga: Kisah Penguasa Parkir Liar: yang Bisa Kuasai Lahan, Itu yang Bisa Berdiri
Bakat berusia tujuh tahun pada waktu bapak dan ibunya menyadari ada masalah pada kemampuan penglihatan. Penglihatan Bakat kecil tidak langsung hilang sama sekali, tetapi berkurang secara perlahan-lahan seperti lampu tinthir kehabisan bahan bakar minyak tanah.
Sebelum menginjak usia tujuh tahun, indra penglihatan Bakat normal dan seperti umumnya anak-anak desa di Boyolali, setiap hari dia bisa bermain berbagai permainan dengan teman-teman sebaya.
“Sama temen-temen main kelereng, main layangan, main apa saja,” kata Bakat mengenang masa kecil.
Secara samar-samar, dia teringat tahun 1965 ketika terjadi peristiwa yang sekarang dikenal sebagai G30S/PKI. Hari itu, dia bermain di rumah temannya.
“Waktu itu pas ada gobyok besar G30S/PKI 1965, saya masih main dengan temen-temen, main di rumah tetangga. Ada bakar-bakaran waktu itu, saya masih inget. Saya masih umur empat tahun. Waktu itu warna hijau, merah, kuning, saya masih bisa lihat.”
Memasuki usia tujuh tahun, matanya masih bisa melihat nyala lampu teplok atau lampu dengan energi minyak tanah dengan sumbu. Tapi kemudian kemampuannya berkurang semakin cepat.
Tag
Berita Terkait
-
3 Fakta Perubahan Proyek Bumilangit, Si Buta dari Gua Hantu Kok Jadi Film Pertama?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Judo Tunanetra Indonesia Catatkan Prestasi Gemilang di IBSA Asian Championship 2025
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
Kelamin Suami Dipotong Istri Gara-gara Chat, Korban Naik Motor Sendiri ke RSCM Bawa Potongannya
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Polisi Bongkar Perusak Kebun Teh Pangalengan Bandung, Anggota DPR Acungi Jempol: Harus Diusut Tuntas
-
Tragedi Kalibata Jadi Alarm: Polisi Ingatkan Penagihan Paksa Kendaraan di Jalan Tak Dibenarkan!
-
Bicara Soal Pencopotan Gus Yahya, Cholil Nafis: Bukan Soal Tambang, Tapi Indikasi Penetrasi Zionis
-
Tinjau Lokasi Pengungsian Langkat, Prabowo Pastikan Terus Pantau Pemulihan Bencana di Sumut
-
Trauma Usai Jadi Korban Amukan Matel! Kapolda Bantu Modal hingga Jamin Keamanan Pedagang Kalibata
-
Rapat Harian Gabungan Syuriyah-Tanfidziyah NU Putuskan Reposisi Pengurus, M Nuh Jadi Katib Aam
-
Pakar UIKA Dukung Anies Desak Status Bencana Nasional untuk Aceh dan Sumatera
-
BNI Raih Apresiasi Kementerian UMKM Dorong Pelaku Usaha Tembus Pasar Global
-
BNI Dorong Digitalisasi dan Transparansi Rantai Pasok FMCG
-
Komisi III Kritik Usulan Kapolri Ditunjuk Presiden Tanpa DPR: Absennya Pemaknaan Negara Hukum