Suara.com - Kementerian Sosial memberikan penghargaan tinggi bagi guru-guru yang menjadi korban kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
“Para guru telah berjuang dan membuka jalan bagi anak-anak di sana agar lebih baik, sehingga ketika disodorkan penghargaan langsung saya tanda tangan,” ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini di Balai Besar Pendidikan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional V di Makassar, Selasa (20/4/2021) petang.
Pemerintah pusat, kata Risma, telah menggelontorkan dana otonomi khusus (otsus) yang digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial dan kehidupan masyarakat setempat.
“Namun, ada pihak-pihak tidak merasa puas, padahal para guru tersebut yang menjadi korban tersebut sudah ikhlas berada di tempat yang sangat jauh untuk membangun anak-anak di sana bisa lebih baik, ” ungkap Risma.
Terkait usulan pemberian beasiswa bagi anak-anak guru yang menjadi korban, jelas Risma, bukanlah kewenangan Kementerian Sosial (Kemensos), melainkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
“Untuk pemberian beasiswa bagi anak-anak guru dan peningkatan status guru dari honorer bukan kewenangan kami, melainkan akan mendorong dan mengusulkan kepada Kemdikbud, ” katanya.
Risma mengimbau segenap komponen bangsa agar tidak saling mendendam, melainkan untuk saling bergandengan tangan sehingga mampu melewati situasi sulit.
“Kepada keluarga korban agar bisa mengikhlaskan dan terkait penanganan kasus serahkan kepada institusi negara, serta mari bergandengan tangan agar kita bisa melewati situ sulit ini, ”ajak Risma.
Risma dan rombongan mengunjungi Balai Wirajaya, Balai Toddopuli, serta BBPPKS Regional V di Makassar. Di Sulawesi Selatan terdapat tiga balai rehabilitasi sosial, dua loka rehabilitasi sosial, serta 1 BBPKS Regional V di Makassar.
Baca Juga: Mensos Minta Pendataan Isi Gudang Logistik Dilakukan secara Digital
Kunjungan Risma tersebut guna memastikan pelayanan bagi masyarakat berjalan baik dan BBPKS Regional V menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang kesejahteraan sosial yang handal dan cepat, baik dari Aparatur Sipil Negara (ASN), Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS), serta relawan sosial kendati dalam situasi pandemi Covid-19.
Berita Terkait
-
Mensos Minta Pendataan Isi Gudang Logistik Dilakukan secara Digital
-
Kunjungi Korban Bom Makassar, Risma Serahkan Santunan
-
Kemensos Cairkan Bansos PKH Tahap II Senilai Rp 6,53 Triliun
-
Salurkan Bantuan, Mensos Kunjungi Korban Bom Katedral Makassar
-
Awal Ramadan, Kemensos Salurkan Bantuan Tunai Rp 6,53 Triliun untuk KPM
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Viral Mau Cari Lelaki Pintar, Tinggi, dan Tampan: Ini Fakta Sebenarnya Isi Pidato Megawati
-
Geger Ijazah Gibran: Roy Suryo ke Australia, Klaim Kantongi Bukti Langsung dari Petinggi UTS
-
Drama Gugat Kejagung Berakhir, Aset Berharga Sandra Dewi Hasil Korupsi Harvey Moeis Segera Dilelang
-
Langkah Cerdas Hemat Biaya Bulanan: Manfaatkan Gratis Biaya Admin
-
Polisi Bunuh Polisi, Kubu Kompol Yogi Bantah Piting Leher Nurhadi: Dakwaan Hasil Imajinasi Jaksa
-
Prabowo Perintahkan TNI Tambah Batalion Kesehatan, Tujuannya Apa?
-
13 Kali Gelar Job Fair, Pramono Sebut 150 Disabilitas Telah Diterima Bekerja
-
Prabowo Kirim A400M untuk Gaza: Siap Airdrop Bantuan dan Evakuasi Medis!
-
Warga Mau Demo RDF Rorotan Lagi, Pramono Akui Bau Sampah Masih Keluar Saat Pengangkutan
-
Kritik 'Kultur Pejabatisme' di Indonesia, Ray Rangkuti Serukan Hormati Kinerja Bukan Jabatan!