Suara.com - Eks Komisioner Komnas HAM Yosep Stanley Adi Prasetyo mengaku tidak habis pikir dengan keputusan pemerintah menetapkan label teroris untuk Tentara Pembebasan Negara Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM). Menurutnya, kalau memang mereka melakukan kejahatan, lebih baik diproses secara hukum yang berlaku.
"Saya terus terang tidak megnerti kenapa menetapkan OPM itu sebagai kelompok teroris karena ini justru menimbulkan problem," kata Stanley dalam sebuah diskusi virtual yang digelar jubi.co.id pada Jumat (7/5/2021).
Stanley menyebut kalau OPM itu tidak hanya berada di Papua. Perwakilannya itu tersebar di beberapa negara, terutama negara-negara Pasifik.
"Kita tahu mereka juga punya perwakilan di London, Belanda, dan Swedia," ujarnya.
Kalau pemerintah menetapkan TPNPB-OPM sebagai teroris, justru akan memancing munculnya pertanyaan dsri negara-negara yang mengakomodasi perwakilan OPM. Selain itu, penyematan teroris dianggapnya dapat menimbulkan masalah di dalam diplomasi internasional yang dilakukan Indonesia.
Ketimbang menyematkan label teroris, Stanley menilai seharusnya ada penerapan proses hukum apabila ada anggota TPNPB-OPM yang berulah.
"Karena memang tugas negara itu, tugas aparat penegak hukum, adalah menangkap, mengadili, dan kemudian memidanakan mereka yang melakukan perbuatan pidana karena membunuh, kemudian menggangu orang, melepaskan tembakan di tempat-tempat vital itu kan juga bagian dari perbuatan pidana," jelasnya.
Berita Terkait
-
Label Teroris TPNPB OPM Disebut jadi Ajang Balas Dendam Pemerintah
-
Masalah GKI Yasmin, Komnas HAM Minta Bima Arya Pikirkan Aspek Hukum
-
Komnas HAM RI Ingin Pemerintah Jalankan Dialog Damai Untuk Konflik Papua
-
Kritik Penyematan Label Teroris untuk KKB-OPM, LIPI: Harusnya Objektif
-
Cap Teroris untuk Separatis Kerap Jadi Jalan Pintas Selesaikan Konflik
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
-
Resmi Melantai di Bursa, Saham Superbank Melambung Tinggi
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
Terkini
-
Gubernur Bobby Nasution Serahkan Bantuan KORPRI Sumut Rp2 Miliar untuk Korban Bencana
-
Gubernur Bobby Nasution Siapkan Lahan Pembangunan 1.000 Rumah untuk Korban Bencana
-
Misteri Kematian Bocah 9 Tahun di Cilegon, Polisi Periksa Maraton 8 Saksi
-
Rencana Sawit di Papua Dikritik, Prabowo Dinilai Siapkan Bencana Ekologis Baru
-
Analisis Roy Suryo Soal Ijazah Jokowi: Pasfoto Terlalu Baru dan Logo UGM Tidak Lazim
-
Geledah Kantor dan Rumah Dinas Bupati Lampung, KPK Sita Uang Ratusan Juta Rupiah
-
Pemerintah Bangun 2.603 Hunian Tetap Korban Bencana di Sumatra Mulai Bulan Ini
-
Bagaimana Perubahan Iklim Bisa Tingkatkan Ancaman Penyakit Zoonosis?
-
Prabowo Mau Tanam Sawit di Papua, Anggota Komisi IV DPR Ingatkan Pengalaman Pahit di Berbagai Daerah
-
Mahfud MD Sebut Potensi Pelanggaran HAM di Kasus Ijazah Jokowi, Ini Penjelasannya