Suara.com - Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang angkat bicara terkait dugaan sejumlah kejanggalan materi pertanyaan tes wawasan kebangsaan (TWK) yang ditujukan kepada pegawai KPK dalam seleksi menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Apalagi kejanggalan sejumlah pertanyaan itu ramai diinformasikan ada bermuatan seksisme dan melecehkan perempuan pegawai lembaga antirasuah tersebut.
Menurut Saut, pertanyaan-pertanyaan dalam tes TKW yang tidak ada sangkut pautnya dengan pemberantasan korupsi itu sama sekali tidak relevan.
"Seleksi atau saringan dilakukan sesuai dengan kebutuhan akan tugas tugas yang akan dikerjakan individu yang disaring agar mereka mampu menciptakan nilai (creating value). Sebagai penegak hukum Anti Korupsi pertanyaan-pertanyaan itu tidak signifikan dan tidak relevan dalam pemberantasan korupsi," ungkap Saut kepada suara.com, Jumat (7/5/2021).
Saut pun memberikan masukan bila tes wawasan kebangsaan (TWK) sepatutnya mengenai ruang lingkup permasalahan yang dapat melemahkan pemberantasan korupsi.
"Misalnya : Apa tanggapan anda tentang indeks persepsi korupsi NKRI turun 3 Point dari 40 turun ke 37, apa penyebabnya?" ucapnya.
"Bagaimana jika indonesia terus dilanda korupsi apakah cita cita 2045 akan dapat terealisir dll , apa strategi anda menyelamatkan NKRI agar bebas dari prilaku korupsi ? Dan lain-lain," tutup Saut
Sebelumnya, Wartawan Suara.com mencoba mengonfirmasi kebenaran dugaan itu, kepada salah satu pegawai KPK.
Pegawai KPK yang tak mau namanya dipublikasikan itu membenarkan adanya sejumlah pertanyaan seksis serta melecehkan perempuan saat tes wawasan kebangsaan.
Suara.com mempertanyakan, apakah benar atau tidak terdapat pertanyaan wawancara seperti:
Baca Juga: Ketua WP KPK Syok Pertanyaan TWK Bahas Ucapan Selamat Hari Raya Agama Lain
- Kenapa belum menikah?
- Bersedia tidak menjadi istri kedua?
- Kalau pacaran ngapain aja?
- Apakah masih punya hasrat?
Pegawai KPK itu tak membantah adanya pertanyaan-pertanyaan seperti itu.
"Iya benar," ungkap sumber internal KPK kepada Suara.com, Jumat (7/5/2021).
Sebagai penguat, adanya pertanyaan-pertanyaan seperti itu juga diketahui oleh tiga pihak lian yakni Gerak Perempuan, Koalisi Masyarakat Sipil Anti Pelecehan Seksual, serta mantan pimpinan KPK Bambang Widjojanto.
Gerak Perempuan dan Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual, dalam pernyataan tertulis, mengungkapkan terdapat sejumlah pertanyaan yang seksis dan tak terkait kompetensi pegawai KPK.
Pertama, dalam tes wawancara, seorang pegawai KPK mendapat pertanyaan mengenai statusnya yang belum menikah.
"Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, salah satu pegawai KPK harus menghabiskan waktu 30 menitnya untuk menjawab pertanyaan seperti ini," demikian dalam pernyataan tertulis Gerak Perempuan dan Kompaks yang diterima Suara.com.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Bilateral di Istana Merdeka, Prabowo dan Raja Abdullah II Kenang Masa Persahabatan di Yordania
-
August Curhat Kena Serangan Personal Imbas Keputusan KPU soal Dokumen Persyaratan yang Dikecualikan
-
Di Hadapan Prabowo, Raja Yordania Kutuk Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Sebut Serangan Mengerikan
-
Usai Disanksi DKPP, Anggota KPU Curhat Soal Beredarnya Gambar AI Lagi Naik Private Jet
-
Dua Resep Kunci Masa Depan Media Lokal dari BMS 2025: Inovasi Bisnis dan Relevansi Konten
-
Soal Penentuan UMP Jakarta 2026, Pemprov DKI Tunggu Pedoman Kemnaker
-
20 Warga Masih Hilang, Pemprov Jateng Fokuskan Pencarian Korban Longsor Cilacap
-
Gagasan Green Democracy Ketua DPD RI Jadi Perhatian Delegasi Negara Asing di COP30 Brasil
-
Mensos Ungkap Alasan Rencana Digitalisasi Bansos: Kurangi Interaksi Manusia Agar Bantuan Tak Disunat
-
Terbongkar! Prostitusi Online WNA Uzbekistan di Jakbar, Pasang Tarif Fantastis Rp15 Juta