Suara.com - Sebuah penelitian mengungkapkan jika anjing dapat dilatih untuk mendeteksi infeksi Covid-19 bahkan ketika pasien tidak menunjukkan gejala dengan keakuratan hingga 90 persen.
Menyadur Channel News Asia, Senin (24/5/2021) London School of Tropical Medicine melakukan penelitian apakah anjing dapat mendeteksi bau khas yang dikeluarkan dari senyawa kimia yang terkait dengan pasien Covid-19 tetapi tidak menunjukkan gejala.
Para peneliti mengumpulkan sampel pakaian dan masker yang telah dipakai orang yang dinyatakan positif SARS-CoV-2 ringan atau bergejala.
Enam anjing yang telah dilatih kemudian dites untuk mendeteksi ada atau tidaknya senyawa kimia tersebut dicoba mengendus 200 sampel Covid-19.
Anjing-anjing itu perlu dilatih agar tidak mengidentifikasi "positif palsu", meskipun tidak ada sampel Covid-19 dalam tes tersebut.
"Ini berarti bahwa anjing sepenuhnya memahami dan mendapat hadiah untuk hasil yang negatif dan juga positif," kata Claire Guest, dari Fakultas Penyakit Menular dan Tropis di sekolah tersebut.
Secara keseluruhan, enam anjing tersebut berhasil mengidentifikasi antara 82 hingga 94 persen sampel SARS-CoV-2.
Para peneliti kemudian memodelkan seberapa efektif tingkat keberhasilan ini dan mengungkapkan jika para anjing tersebut dapat membantu mendeteksi kasus Covid-19 ringan atau tanpa gejala.
Para peneliti juga menyebutkan jika para anjing tersebut dapat digunakan untuk memeriksa setiap pelancong dengan keakuratan hingga 91 persen.
Baca Juga: Tambah 54 Orang, RSD Wisma Atlet Kini Rawat 1.305 Pasien Covid-19
Peneliti juga menjelaskan jika dengan bantuan indra penciuman anjing, dapat mencegah penularan 2,24 kali dibandingkan dengan tes PCR saja.
Sebelum Covid-19, anjing-anjing menunjukkan bahwa mereka dapat mengendus penyakit seperti kanker, malaria, dan epilepsi.
Indra penciuman anjing dapat mencium setara dengan setengah sendok teh gula di lahan seluas kolam renang ukuran olimpiade.
"Ini adalah awal yang sangat penting dan dapat menghasilkan sistem yang berguna dan dapat digunakan," kata Mick Bailey, profesor Imunologi Komparatif di Universitas Bristol.
"Tetapi masih banyak lagi validasi yang perlu dilakukan sebelum kami yakin bahwa anjing-anjing tersebut dapat secara andal dan secara spesifik mendeteksi infeksi SARS-CoV-2 tanpa gejala pada orang-orang di bandara dan stasiun kereta." pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
KPK Segel Rumah Kajari Bekasi Meski Tak Ditetapkan sebagai Tersangka
-
Si Jago Merah Mengamuk di Kemanggisan, Warung Gado-Gado Ludes Terbakar
-
ODGJ Iseng Main Korek Gas, Panti Sosial di Cengkareng Terbakar
-
Diplomasi Tanpa Sekat 2025: Bagaimana Dasco Jadi 'Jembatan' Megawati hingga Abu Bakar Baasyir
-
Bobby Nasution Berikan Pelayanan ke Masyarakat Korban Bencana Hingga Dini Hari
-
Pramono Anung Beberkan PR Jakarta: Monorel Rasuna, Kali Jodo, hingga RS Sumber Waras
-
Hujan Ringan Guyur Hampir Seluruh Jakarta Akhir Pekan Ini
-
Jelang Nataru, Penumpang Terminal Pulo Gebang Diprediksi Naik Hingga 100 Persen
-
KPK Beberkan Peran Ayah Bupati Bekasi dalam Kasus Suap Ijon Proyek
-
Usai Jadi Tersangka Kasus Suap Ijon Proyek, Bupati Bekasi Minta Maaf kepada Warganya