Suara.com - Pasukan pertahanan Israel (IDF) angkat bicara terkait peningkatan teknologi perang Hamas. Juru bicaranya mengaku kaget dengan kecanggihan roket Hamas dan langsung menuding Iran sebagai otak dari semua ini.
Menyadur Fox News Selasa (25/05), ia mengatakan ada sidik jari Iran di mana-mana. "Dalam hal uang, pengetahuan, personel dan energi yang dikeluarkan," kata Conricus pada Pete Hegseth.
Dia menekankan ketika negara-negara paling penting di seluruh dunia berpikir untuk negosiasi dengan Iran, mereka perlu ingat bahwa Iran adalah pengekspor nomor satu ketidakstabilan dan teror juga kehancuran di Timur Tengah.
Israel, akhir pekan lalu, mengumumkan kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas dan mengakhiri pertempuran 11 hari di mana Hamas menembakkan ribuan roket ke sasaran sipil Israel, yang dibalas Israel dengan serangan udara.
"Spesialis Iran, insinyur dan orang-orang yang berurusan dengan peroketan dan bahan peledak telah mendidik dan memberitahu para insinyur Hamas bagaimana memproduksi roket, bagaimana membuat senjata mereka sendiri."
"Seandainya bukan karena intervensi Iran yang sangat spesifik dan rinci, kami tidak akan berada dalam situasi sekarang," jelasnya.
Sambil mengacungkan senapan, ratusan pejuang Hamas berpawai di jalanan kota Gaza pada hari Sabtu dan mengeklaim kemenangan atas Israel dan Conricus menyebutnya "tidak mengherankan".
"Tidak peduli seberapa keras kami menyerang Hamas, mereka pada akhirnya, seperti yang dilakukan semua teroris, akan mengumumkan kemenangan, tetapi saya tidak berpikir itu yang mereka rasakan hari ini," kata Conricus.
"Saya pikir mungkin ada banyak perhitungan, banyak ulasan setelah aksi berbeda yang harus dibuat oleh Hamas."
Baca Juga: Pemimpin Syiah Iran Sebut Islam dari Indonesia akan Pimpin Dunia
"Senior mereka keluar dari terowongan yang disembunyikan selama 11 hari pertempuran dan bertemu dengan warga sipil yang jadi tanggung jawab mereka dan melihat besarnya kerusakan infrastruktur militer mereka," ujarnya.
Ia juga mengatakan Hamas harus menghadapi kemarahan warga sipil terkait konflik Gaza. "Dan apa yang mereka, para pemimpin Hamas, lakukan di Gaza ... karena ini pertama kali sejak 2008. "
Pertempuran tersebut menewaskan 200 orang, terutama di Gaza. Pejabat Palestina memperkirakan rekonstruksi akan menelan biaya puluhan juta dolar.
Dalam laporannya, Reuters menambahkan bahwa ekonom mengatakan pertempuran itu menghambat pemulihan ekonomi Israel dari pandemi COVID-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Bupati Bekasi dan Ayah Dicokok KPK, Tata Kelola Pemda Perlu Direformasi Total
-
Menteri Mukhtarudin Terima Jenazah PMI Korban Kebakaran di Hong Kong
-
KPK Ungkap Kepala Dinas Sengaja Hapus Jejak Korupsi Eks Bupati Bekasi
-
Bupati Bekasi di Tengah Pusaran Kasus Suap, Mengapa Harta Kekayaannya Janggal?
-
6 Fakta Tabrakan Bus Kru KRI Soeharso di Medan: 12 Personel Terluka
-
Pesan di Ponsel Dihapus, KPK Telusuri Jejak Komunikasi Bupati Bekasi
-
Rotasi 187 Perwira Tinggi TNI Akhir 2025, Kapuspen Hingga Pangkodau Berganti
-
KPK Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Kantor Ayahnya
-
Kejari Bogor Musnahkan 5 Kilogram Keripik Pisang Bercampur Narkotika
-
Pemerintah Tunda Kenaikan Cukai Rokok 2026: Kebijakan Hati-Hati atau Keberpihakan ke Industri?