Suara.com - Wacana perluasan pengenaan pajak untuk sembako hingga pendidikan yang tertuang dalam RUU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) disebut akan semakin menambah daftar panjang kesedihan rakyat kecil. Bukan tanpa sebab, hidup dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 saja sudah begitu berat, apa jadinya jika sembako dikenakan pajak?
Pertanyaan itu seolah-olah memenuhi isi kepala Laila (35), warga Pejaten yang baru saja berbelanja seikat daun bawang, bayam, dan beberapa potong ayam di Pasar Induk Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Jumat (11/6/2021). Bahkan, kebingungan sempat melanda dirinya dan sebuah pertanyaan muncul:
"Gimana ya bingung sih sama pemerintah ini maunya apa. Kita lagi pandemi gini, malah ada wacana pajak. Mau tambah nyekek kita orang miskin lagi apa gimana?" ungkap Laila.
Bagi Laila, mencari uang -- apalagi tambahan penghasilan -- saja sudah begitu susah. Menurut dia, wacana semacam ini tidak masuk akal karena sejatinya kebutuhan pokok yang ada di pasar harus dijual dengan harga yang terjangkau.
"Kita sekarang nyari duit saja susah, ini ada naik-naik pajak, mana yang kena barang-barang sembako di pasar. Kita belanja di pasar saja biar barang-barang yang kita beli terjangkau , ini malah mau dimahalin sama aturan pemerentah," sambungnya.
Meski demikian, Laila tetap menghibur diri di tengah dunia yang menyedihkan ini. Sedikit bercanda, jika pemerintah hendak mengenakan pajak, maka saat itu pula pemerintah harus siap menaikkan gaji suaminya di angka dua digit.
"Saya sih sebagai ibu rumah tangga keberatan banget ya. Kalau mau, gaji suami saya dinaikin dua digit dulu," pungkas Laila.
Pemerintah Kocak
Sementara itu, Uni Siti (30), warga Lenteng Agung ikut mencak-mencak dalam merespons wacana tersebut. Menurut dia, pemerintah begitu lucu. Sebab, masyarakat kecil yang hidup dalam bayang-bayang pandemi Covid-19 sudah sangat susah, apalagi ditambah dengan pengenaan pajak untuk sembako.
Baca Juga: Berapa PPN Sembako? Jangan Kaget, Ini Pro dan Kontranya
"Kalau saya tidak lah. Kocak pemerintah itu. Masyarakat saja masih terdampak pandemi, banyak yang susah membeli kebutuhan pokok karena kesulitan uang," ungkap Uni.
Menurut Uni, pemerintah seharusnya waras dalam berpikir. Bagi dia, ini menjadi semacam ironi: bukannya membantu tapi justru malah mempersulit.
"Lah ini malah mau dikenakan pajak. Bukannya membantu masyarakat malah mempersulit," sambungnya.
Uni berpendapat, seharusnya pemerintah mengesampingkan ego dan tidak melulu membebankan sektor keuangan melalui rakyat. Dalam masa sulit seperti ini, lanjut dia, pemerintah seharusnya memberikan bantuan yang nyata seperti BLT.
Sri Mulyani Buka Suara
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat suara terkait kekisruhan di publik soal wacana pemerintah yang ingin memajaki produk bahan pokok atau sembako.
Berita Terkait
- 
            
              PPN Sekolah Dinilai Bertentangan dengan PEN, Biaya Pendidikan Makin Tinggi
 - 
            
              Emak-emak di Pasar Minggu soal Wacana PPN Sembako: Pemerintah Kocak!
 - 
            
              Soal Pajak Sembako dan Sekolah, Fraksi NasDem: Jika Benar Diusulkan ke DPR Kami Tolak!
 - 
            
              Ngeluh Wacana Pajak Sembako, Pedagang di Pasar Minggu: Hidup saat Corona Sudah Susah!
 
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 - 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
 - 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
 
Pilihan
- 
            
              Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
 - 
            
              Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
 - 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 
Terkini
- 
            
              Subsidi Transportasi Dipangkas, Tarif Transjakarta Naik pada 2026?
 - 
            
              Wacana Soeharto Pahlawan Nasional Picu Kontroversi, Asvi Warman Soroti Indikasi Pemutihan Sejarah
 - 
            
              Dinilai Bukan Pelanggaran Etik, Ahli Hukum Sebut Ucapan Adies Kadir Hanya Slip Of The Tongue
 - 
            
              Misteri 2 Kerangka Gosong di Gedung ACC Kwitang, Polda Metro Jaya Ambil Alih Kasus
 - 
            
              Legal Standing Dipertanyakan Hakim MK, Pemohon Uji UU TNI Singgung Kasus Almas
 - 
            
              Aksi Solidaritas Tempo di Makassar Ricuh, Jurnalis Dipukul
 - 
            
              Tegas! Ketua Banggar DPR Sebut Danantara yang Wajib Bayar Utang Whoosh
 - 
            
              Bahaya Judol dan Narkoba Lebih Besar dari Korupsi? Yusril Ungkap Fakta Lain Soal RUU Perampasan Aset
 - 
            
              Mata Lebam Siswi SD di Palembang, Ibu Menangis Histeris Duga Anaknya Dianiaya di Sekolah!
 - 
            
              Ngeri! Tanah di Makasar Jaktim Amblas Bikin Rumah Warga Ambruk, Disebabkan Apa?