Suara.com - Israel hari Minggu (13/6/2021) waktu setempat meresmikan pemerintahan baru. Hal ini menandai berakhirnya pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu selama 12 tahun dan menjadikan Naftali Bennett – seorang ketua partai kecil berhaluan ultranasionalis keagamaan – sebagai pemimpin baru negara Yahudi itu.
Menyadur laman VOA Indonesia, berdasarkan perjanjian pembagian kekuasaan di antara delapan partai politik, Bennett akan menjadi perdana menteri selama dua tahun.
Perjanjian itu semula hampir tidak mungkin tercapai karena hanya ada sedikit kesamaan di antara delapan partai tersebut, kecuali dalam hal mengakhiri masa jabatan Netanyahu yang penuh gejolak.
Bennett adalah mantan sekutu Netanyahu yang pernah menjabat sebagai menteri pertahanan pada tahun 2019 dan 2020.
Selanjutnya Bennett, yang berusia 49 tahun, akan digantikan oleh Yair Lapid, yang berusia 57 tahun, untuk dua tahun berikutnya. Yair Lapid, yang pernah menjabat sebagai menteri keuangan, juga dikenal sebagai mantan pembawa berita televisi yang menengahi kesepakatan untuk menggulingkan Netanyahu. Dalam pemilu Israel Maret lalu – atau yang keempat dalam dua tahun terakhir – Yair Lapid meraih total suara terbesar kedua setelah Netanyahu dari Partai Likud.
Netanyahu, yang telah berusaha menggagalkan koalisi delapan partai yang menggulingkannya, akan tetap menjadi pemimpin oposisi. Namun ia juga kan segera diadili atas tuduhan korupsi.
Sejarah Baru Partai Islam Ra'am
Koalisi pemerintahan baru ini menandai pertama kalinya sebuah partai Arab, yaitu Partai Islam Ra'am, bergabung dengan koalisi pemerintahan Israel. Partai Islam Ra'am ini berupaya mendapatkan bagian pendanaan dari program-program baru untuk warga Arab di Israel, yang jumlahnya mencapai 20% dari total populasi.
Pada saat yang sama, untuk pertama kalinya sejak tahun 1977, ada dua pengecualian singkat. Pertama, partai ultra-Orthodoks tidak akan menjadi bagian dari pemerintah. Mereka selama ini telah membentuk fondasi yang kuat bagi pemerintahan Netanyahu dan ketidakikutsertaan mereka dapat menghalangi pengaruh para rabi ultra-Orthodoks dalam hal hukum agama dan keluarga. Kedua, pembebasan komunitas Yahudi-Orthodoks dari wajib militer.
Baca Juga: Dorr! Tentara Israel Tembak Mati Perempuan Palestina karena Memegang Pisau
Dalam peran penting terakhirnya sebagai pemimpin Israel, Netanyahu telah memonitor perang udara dengan Hamas di Gaza bulan lalu. Ada spekulasi di dalam Israel bahwa perang melawan Hamas, yang oleh Amerika telah dianggap sebagai organisasi teroris, dapat menggagalkan upaya untuk menggulingkan Netanyahu. Namun partai-partai oposisi tetap melanjutkan perundingan untuk membentuk aliansi anti-Netanyahu tak lama setelah gencatan senjata 21 Mei.
Pengambilalihan kekuasaan oleh Bennett dapat menggeser pemerintah menuju haluan politik yang lebih ke tengah, di mana koalisi partai-partai yang berkuasa memiliki haluan yang beragam dari kiri, tengah dan kanan.
Menentang Koalisi
Dalam empat kali pemilu, Partai Likud pimpinan Netanyahu senantiasa memenangkan kursi paling banyak di parlemen Israel – yang dikenal sebagai Knessett – yang beranggotakan 120 orang, namun tidak pernah berhasil mengumpulkan 61 suara mayoritas untuk membentuk pemerintahan.
Netanyahu telah bertekad akan menentang koalisi pemerintahan yang baru dan mengatakan koalisi itu bisa bubar jika salah satu dari delapan partai itu menentang masalah utama apapun. (Sumber: VOA Indonesia)
Berita Terkait
-
Dorr! Tentara Israel Tembak Mati Perempuan Palestina karena Memegang Pisau
-
Telur Ayam Tertua di Dunia Ditemukan Utuh di Israel, Umurnya 1000 Tahun!
-
Ada Pihak Atur Konflik Palestina, Mantan Kepala Inteljen: Indonesia Jangan Ikut Campur
-
Pasukan Israel Bunuh 2 Petugas Keamanan Palestina, Padahal Lagi Gencatan Senjata
-
Telur Ayam Berumur Seribu Tahun Ditemukan di Israel
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Banjir Rob Rendam Jalan Depan JIS, Petugas Gabungan Lakukan Penanganan Ini
-
Nadiem Calon Tersangka Korupsi Google Cloud di KPK, Kuasa Hukum Membantah
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
KPK Akhirnya Ambil Alih Kasus Korupsi Petral dari Kejagung, Apa Alasannya?
-
KPK Selidiki Korupsi Google Cloud, Kuasa Hukum Bantah Nadiem Makarim Terlibat
-
Kemenpar Dukung Pesta Diskon Nasional 2025: Potongan Harga 20-80 Persen!
-
Sadis! Pembunuh Guru di OKU Ternyata Mantan Penjaga Kos, Jerat Leher Korban Demi Ponsel
-
Gebrakan Menhan-Panglima di Tambang Ilegal Babel Dikritik Imparsial: Pelanggaran Hukum, Tanda Bahaya
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG