Suara.com - Koordinator RS Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen TNI Tugas Ratmono berharap, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengambil keputusan ketat dan tepat, guna menekan penularan Covid-19 di Ibu Kota.
Hal itu bercermin dari jumlah pasien Covid-19 yang membludak di RS Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebanyak 5.453 orang, sehingga membuat jumlah tempat tidur yang tersedia menipis.
“Kami kan di sini memberikan laporan kepada Satgas Covid-19, koordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI. Sehingga, tentunya kepada Pemerintah DKI memberikan masukan, memberikan gambaran seperti apa di sini. Sehingga, Dinas Kesehatan DKI memberikan masukan kepada pimpinan (Anies Baswedan) di pemerintah itu,” katanya saat ditemui Suara.com, Selasa (15/6/2021).
Dia mengemukakan, sejumlah peraturan pemerintah DKI dalam upaya memutus mata rantai Covid-19 harus diperketat kembali dan dievaluasi. Aturan tersebut seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro.
“Dengan PPKM skala mikro di tingkat RT- RW sangat efektif dan efisien. Namun kalau ini masing-masing di tingkat RT atau mikro ini tidak dilakukan dengan baik, saya kira ini akan lost (tak terkendali) juga, sehingga sangat mungkin terjadi penularan,” tuturnya.
Terlebih, dia mengemukakan, penelusuran atau tracing dalam tingkat mikro tidak dilakukan dengan baik, membuka peluang terjadi penularan lewat orang-orang terdekat di tengah masyarakat.
“(Sebab) orang-orang yang mungkin juga sebenarnya terpapar oleh Covid-19, ini sangat-sangat mungkin untuk tidak terdeteksi dan ini bisa menularkan ke yang lain,” tuturnya.
Diketahui berdasarkan data yang disampaikan dalam beberapa waktu terakhir ini jumlah pasien Covid-19 yang masuk ke RSDC Wisma Atlet Kemayoran mengalami pelonjakan. Dalam seminggu ini, setiap harinya terjadi pelonjakan di atas 300 pasien Covid-19 yang masuk.
Sementara itu, pada hari ini, Selasa (15/6/2021) terjadi penambahan pasien Covid-19 sebanyak 425 orang. Sehingga total keseluruhan pasien yang menjalani rawat inap sebanyak 5.453. Keseluruhan pasien menghuni tower 4, 5, 6, dan 7.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Meroket, Jokowi Beri Tiga Arahan ke Gubernur Anies Baswedan
Untuk rekapitulasi pasien sejak 23 Maret 2020 hingga 15 Juni 2021 sebanyak 92.278 pasien terdaftar. Dimana 86.825 pasien telah keluar dengan rincian 85.815 dinyatakan sembuh, 918 dirujuk ke RS lain, dan 92 orang meninggal dunia.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
Pilihan
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
Terkini
-
KontraS Pertanyakan Integritas Moral Soeharto: Apa Dasarnya Ia Layak Jadi Pahlawan Nasional?
-
Viral Pria Gelantungan di Kabel Jalan Gatot Subroto, Ternyata Kehabisan Ongkos Pulang Kampung
-
Dorong Kedaulatan Digital, Ekosistem Danantara Perkuat Infrastruktur Pembayaran Nasional
-
AJI Gelar Aksi Solidaritas, Desak Pengadilan Tolak Gugatan Mentan Terhadap Tempo
-
Temuan Terbaru: Gotong Royong Lintas Generasi Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
-
PSI Kritik Pemprov DKI Pangkas Subsidi Pangan Rp300 Miliar, Dana Hibah Forkopimda Justru Ditambah
-
Penerima Bansos di Jakarta Kecanduan Judi Online, DPRD Minta Pemprov DKI Lakukan Ini!
-
Pecalang Jakarta: Rano Karno Ingin Wujudkan Keamanan Sosial ala Bali di Ibu Kota
-
5 Fakta OTT KPK Gubernur Riau Abdul Wahid: Barang Bukti Segepok Uang
-
Di Sidang MKD: Ahli Sebut Ucapan Ahmad Sahroni Salah Dipahami Akibat Perang Informasi