Suara.com - Melemahnya penerapan protokol kesehatan berdampak pada meningkatnya kembali kasus Covid-19 di Indonesia.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meyakini kalau pandemi itu semestinya dapat menjadi momentum untuk mengubah budaya dan karakter masyarakat.
Muhadjir menuturkan kalau budaya dan karakter itu sangat melekat pada diri manusia. Pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan selama pandemi Covid-19 seharusnya bisa terbentuk menjadi sebuah karakter.
Karena itulah menurutnya dalam prosesnya pembangunan manusia dan kebudayaan bisa menjadi satu kesatuan.
"Dalam suasana prihatin Covid-19, sudah banyak sekali perilaku positif seperti mengubah paradigma. Memang masih ada di lapangan yang tidak disiplin prokes (protokol kesehatan), tidak mau taat peraturan, protes, itu perlu waktu," tutue Muhadjir saat mengisi orasi ilmiah pada acara Dies Natalis ke-40 Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, Senin (21/6/2021).
Muhadjir menyebut kalau perubahan paradigma dan pembentukan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan yang tepat, yaitu melalui pendekatan kesadaran ataupun pendekatan secara coercive atau paksaan.
Kendatu demikian, menurutnya pendekatan kesadaran akan jauh lebih efektif untuk diterapkan di lingkungan masyarakat. Meskipun ia tidak memungkiri, kadangkala pendekatan coercive juga perlu dilakukan untuk lebih mempertegas.
"Yang bagus itu penyadaran, tapi dua-duanya tentu harus beriringan. Adakalanya pendekatan koersif juga perlu, masyarakat harus ditegasi dulu agar bisa menumbuhkan kesadaran," tutur Muhadjir.
Baca Juga: Posko Penyekatan Suramadu Ditentang, Menko PMK Minta Warga Kooperatif
Berita Terkait
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
-
Takbir! Muhammadiyah Garap Tambang Bekas Batu Bara Seluas 10.000 Lapangan Bola
-
Muhadjir Effendy Ungkap Rencana usai Pensiun jadi Menteri: Kembali ke Kampus
-
Muhadjir Singgung Gelar Doktor Bahlil Diraih Kurang Dari 2 Tahun Di UI: Luar Biasa Itu, Saya 6 Tahun Di Unair
-
Bantuan RI untuk Palestina hingga Sudan, Masyarakat Ikut Patungan demi Kemanusiaan
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Sindiran Fathian: Prabowo Turun, yang Naik Justru Gibran, Bukan Anies
-
Mahfud MD: Februari 2020 Nadiem Masih Mendikbud, Bukan Mendikbudristek
-
Demo Ricuh Berujung Maut, Prabowo Tuding Ada Makar, Kinerja Intelijen Dipertanyakan
-
Pramono Tunggu Sikap DPRD Soal Polemik Tunjangan Perumahan Rp78 Juta
-
Gerakan 17+8 di Ujung Deadline, Fathian: Provokator Main Halus
-
Mushola 2 Lantai di Ciomas Bogor Ambruk Saat Pengajian Maulid, BPBD: Bangunan Tua Kelebihan Beban
-
Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas Tembus 174 Ribu, Keputusan PTDH Bisa Dibatalkan?
-
WNA Korban Helikopter Jatuh di Tanah Bumbu Dijemput Keluarga
-
Karding Klarifikasi Foto Main Domino, Sebut Pertemuan dengan Raja Juli dan Azis Wellang Hanya...
-
Akademisi Pertanyakan Keadilan: Kenapa Nadiem Ditahan Cepat, Silfester Masih Bebas?