Suara.com - Analis politik Exposit Strategic Arif Susanto menantang M Qodari dan relawan Jokowi-Prabowo 2024 bisa membuktikan kalau Presiden Jokowi tidak akan berubah apabila kembali memimpin negara untuk lima tahun lagi atau menjadi tiga periode.
Sebab, menurutnya, Jokowi sudah menunjukkan kinerja yang buruk pada periode kedua.
Hal tersebut disampaikan Arif apabila memang Jokowi dianggap 'baik' oleh para pendukungnya yang mendorong adanya tiga periode. Kalau memang dinilai baik, maka ia meminta para relawan Jokowi-Prabowo 2024 itu bisa membuktikan sekarang sikapnya tidak bakal berubah.
"Saya menantang Qodari dan teman-teman yang mendukung Jokowi 3 periode untuk memberi bukti bahwa kalau Jokowi hari ini baik, andaikan lah hari ini Jokowi baik, apakah ada jaminan bahwa manakala kita beri kewenangan 5 tahun kembali, Jokowi akan sama baik?," kata Arif dalam diskusi bertajuk Presiden Jokowi 3 Periode: Khayalan atau Kenyataan secara virtual, Rabu (23/6/2021).
Arif lantas menerangkan kalau dilihat dari pengalaman banyak negara termasuk Indonesia, kualitas kepala negara akan menjadi lebih buruk dibandingkan periode pertama.
Itu dikarenakan mereka sudah tidak memiliki kesempatan untuk kembali menjabat kembali karena konstitusi yang mengatur kepala negara hanya bisa menjabat 2 periode.
Bahkan, Arif menilai kalau pernyataan Jokowi yang pernah disampaikan yakni sudah tidak memiliki beban lagi saat kampanye Pilpres 2019 justru berbanding terbalik dengan realitasnya.
"Periode kedua Jokowi jauh lebih buruk dibandingkan periode pertama," ujarnya.
Lagipula apabila Jokowi memang dianggap sebagai kepala negara dengan kinerja baik, Arif mengingatkan kalau mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut bukan yang terbaik. Untuk mencari yang terbaik itu lah kemudian masyarakat harus disuguhkan calon-calon kepala negara yang lebih unggul dari Jokowi.
Baca Juga: Duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024: Ibarat Masalah yang Diselesaikan Masalah
Selain itu, Arif juga menyinggung sebuah kekuasaan yang bisa memabukkan seseorang. Ia mencontohkan pada kisah Presiden ke-1 RI Soekarno yang kerap terlibat pada pertarungan gagasan bersama wakilnya saat itu Bung Hatta.
Namun pada 1959, Soekarno lantas mengubah sistem demokrasi liberal menjadi sistem demokrasi terpimpin atau memusatkan segala keputusan di tangan pemimpin.
"Tapi kemudian ditahun 1950an terjebak dalam upaya untuk melakukan pemusatan kekuasaan, adalah karena kekuasaan itu memang memabukkan. Itu sebabnya dia perlu dibatasi."
Berita Terkait
-
Duet Jokowi-Prabowo di Pilpres 2024: Ibarat Masalah yang Diselesaikan Masalah
-
Tolak Lockdown Pilih PPKM Mikro, Jokowi: Esensinya Sama
-
Isu Wacana Jokowi Tiga Periode, Ali Ngabalin Malah Bilang Begini
-
Sudah Terima Banyak Masukan, Jokowi Pilih Cara Ini Lawan Virus Corona
-
Tolak Lockdown, Ini Alasan Presiden Jokowi Pilih PPKM Mikro
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
-
Ketua Majelis Hakim Heran, PT WKM Pasang Patok di Wilayah IUP Sendiri Malah Dituntut Pidana
-
Setahun Jadi Penyeimbang Pemerintahan Prabowo, Apa Saja yang Disorot PDI Perjuangan?
-
Rencana Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Amnesty: Reformasi Berakhir di Tangan Prabowo
-
Pramono Anung Tegaskan Santri Bukan Sekadar Simbol Religi, tapi Motor Peradaban Jakarta
-
AI 'Bunuh' Media? Investor Kelas Kakap Justru Ungkap Peluang Emas, Ini Syaratnya
-
Mandiri Mikro Fest 2025, Langkah Bank Mandiri Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Kerakyatan
-
Siasat Licik Bandar Libatkan Anak Jadi Kurir Narkoba, Bareskrim: Supaya Gampang Lepas!
-
PLN - BKPM Perkuat Kolaborasi di Sektor Ketenagalistrikan: Dorong Pertumbuhan Investasi