Suara.com - Seorang wanita India yang tinggal di Inggris tega membunuh putrinya yang baru berusia lima tahun setelah stres akibat pandemi Covid-19.
Menyadur India Today Minggu (27/6/2021) Sutha Sivanantham tega menikam putrinya yang bernama Sayagi sebanyak 15 kali dan kemudian melakukan percobaan bunuh diri.
Menurut laporan Metro, Sivanantham melakukan aksinya di kamar tidur apartemen mereka yang terletak di London selatan pada 30 Juni tahun lalu.
Suaminya mengatakan dia 'ketakutan' jika tertular virus Covid-19 dan aturan pembatasan mendorongnya untuk melakukan aksi nekadnya.
Hadir di pengadilan Old Bailey pada hari Kamis, Sivanantham membantah telah melakukan pembunuhan tetapi mengakui tindakannya atas dasar tanggung jawab.
Sivanantham, yang telah tinggal di Inggris sejak 2006, mengeluhkan menderita penyakit misterius selama hampir setahun sebelum tragedi itu.
Pada hari penyerangan, dia memohon suaminya untuk tidak pergi bekerja dan menelepon teman-temannya dan memberi tahu mereka bahwa dia tidak sehat.
Sekitar pukul 04.00 sore waktu setempat, seorang tetangga menemukan Sivanantham dengan luka tusuk di perutnya. Sedangkan Sayagi ditemukan dengan luka tusukan di leher, dada dan perut.
Sivanantham kemudian dilarikan ke rumah sakit, di mana dia dirawat selama lebih dari dua bulan sebelum dipulangkan ke tahanan polisi.
Baca Juga: Di Sumsel Tersedia 433 Lokasi Vaksin COVID 19, Warga Cukup Bawa KTP
Sainsbury Suganthan, suami Sivanantham, mengaku sangat terkejut saat ia diberi kabar jika istrinya tega membunuh putrinya dengan kejam.
"Saya sangat emosional karena harus menghidupkan kembali apa yang telah terjadi pada putri saya dan istri saya." ujar Sainsbury ketika mendengar putusan pengadilan.
Dia mengatakan sebelum pembunuhan, keluarganya telah menjalani "kehidupan yang bahagia". Sejak itu dia harus berhenti bekerja.
Sivanantham mengatakan dia belum berbicara dengan istrinya tetapi menerima bahwa dia tidak bertanggung jawab atas tindakannya.
"Saya tahu jika dia baik-baik saja, dia tidak akan membunuh putri kami," katanya.
Seorang psikiater yang telah merawat Sivanantham menemukan bahwa isolasi dan stres yang disebabkan oleh Covid-19 berkontribusi pada penyakit mentalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
Menteri PANRB Rini Widyantini: Paguyuban PANRB Perkuat Ekosistem Birokrasi Kolaboratif
-
Orang Tua Wajib Waspada! Kapolri Sebut Paham Ekstrem Kini Susupi Hobi Game Online Anak
-
Aset Sudah Disita tapi Belum Diperiksa, KPK Beri Sinyal Tegas untuk Ridwan Kamil
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Jaga Warga Diperluas hingga Pedukuhan, Kapolri Tekankan Penyelesaian Masalah Lewat Kearifan Lokal
-
Polisi: Pelaku Ledakan SMAN 72 Pesan Bahan Peledak Online, Kelabui Ortu Pakai Alasan Eskul
-
Kapolri dan Sri Sultan Pimpin Apel Jaga Warga, Perkuat Keamanan Berbasis Komunitas di DIY
-
Grebek Jaringan Online Scam, Otoritas Myanmar Tangkap 48 WNI
-
Prabowo dan Dasco Bertemu di Istana: Bahas Kesejahteraan Ojol hingga Reforma Agraria
-
Bobby Nasution Tak Kunjung Diperiksa Kasus Korupsi Jalan, ICW Curiga KPK Masuk Angin