Suara.com - Seorang murid SD umur 11 tahun dilaporkan ke polisi oleh gurunya setelah menyebut kata sedekah di dalam kelas. Guru tersebut salah paham dengan maksud mulia siswanya dan mengaitkannya dengan terorisme.
Menyadur Guardian Selasa (29/06), semua bermula ketika seorang guru pria bertanya di dalam kelas, apa yang akan dilakukan muridnya jika mereka memiliki banyak uang.
Seorang murid kemudian berkata "memberi sedekah pada yang tertindas". Guru pria ini salah menafsirkan maksud siswanya dan mengira yang dimaksud adalah senjata.
Menurut laporan program pencegahan kontra-radikalisasi kontroversial pemerintah (Prevent), guru itu mengira muridnya berkata "memberi senjata pada yang tertindas."
Dalam bahasa Inggris, 'alms' bermakna sedekah dan 'arms' artinya senjata. Gurunya mengira bocah itu menyebut kata senjata yang sekilas terdengar sangat mirip.
Ketika polisi menerima laporan, tidak ada substansi atau tanda radikalisasi juga pandangan ekstremis yang mengancam keamanan nasional sehingga mereka menutup kasus tersebut.
Orangtua siswa menempuh jalur hukum untuk memberi pelajaran pada pihak sekolah dan menuduhnya menerapkan stereotip tentang latar belakang ras dan agamanya.
Tindakan hukum ini membuat sekolah menyerukan permintaan maaf tertulis dengan pembayaran ganti rugi dan penghapusan rujukan Prevent dari catatan anak laki-laki itu.
Attiq Malik dari Liberty Law Solicitors mewakili keluarga bocah itu dan menyerukan agar program Prevent segera dibatalkan.
Baca Juga: Jerinx Disebut Salah Paham Soal Endorse Covid-19, Bintang Emon: Sebenernya Ini Sarkas Bung
“Undang-undang pidana dan kebijakan pengamanan selalu ada untuk melindungi masyarakat dan anggota masyarakat kita yang rentan. Tidak perlu ada kebijakan yang setara dengan menggunakan palu godam untuk memecahkan kacang.”
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
11 Tahun DPO hingga Lolos Nyaleg, Jejak Litao Pembunuh Anak Ditahan usai Jabat Anggota DPRD
-
Apa Itu Tax Amnesty? Menkeu Purbaya Sebut Tidak Ideal Diterapkan Berulang
-
Sebut Hasil Rekrutmen Damkar Diumumkan Pekan Depan, Pramono: Saya Minta Jangan Terlalu Lama
-
Cinta Segitiga Berdarah di Cilincing: Pemuda 19 Tahun Tewas Ditusuk Mantan Pacar Kekasih!
-
Segera Diadili Kasus Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Sidang Kopda FH dan Serka N Bakal Digelar Terbuka
-
Tragedi Rumah Tangga di Cakung: Suami Bakar Istri dan Kontrakan Ditangkap Usai Kabur 3 Hari
-
Tawuran Antar Remaja di Palmerah Pecah, Dua Kantor RW Rusak Akibat Sambitan Batu
-
Gugatan Ijazah Gibran: Tuntutan Mundur Dijawab Peringatan 'Kisruh Ruang Politik
-
PDIP Pecat Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu, Ngaku Mau Rampok Uang Negara
-
Kisah Pilu Guru Agama di Usia Senja, 21 Tahun Dedikasi Dibalas Kontrak Paruh Waktu