Suara.com - Pemprov DKI Jakarta menemukan varian baru Covid-19, yakni Kappa B.1617.1. Untuk itu warga diminta menjaga protokol kesehatan dan beraktivitas di rumah.
Hal tersebut, disamaikan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria. Ia mengingat peningkatan jumlah pasien yang terpapar varian baru Covid-19 di Jakarta bahkan menyerang anak-anak.
"Yang paling penting adalah kembali ke masyarakat, untuk tetap berada di rumah, karena varian baru ini cepat sangat menular dan membahayakan, sekalipun juga cepat sembuhnya, tetapi faktanya sekarang anak-anak kita sudah banyak yang terpapar virus Corona," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Kamis (1/7/2021) malam.
Pemprov DKI dibantu Kementerian Kesehatan, diungkapkan Riza, terus melakukan penelitian terhadap varian dan penyebaran virus tersebut.
"Karenanya selagi diteliti, mohon untuk di rumah karena itu adalah tempat teraman," ujar Riza.
Satu varian baru COVID-19 kembali ditemukan di DKI Jakarta, yakni varian Kappa B.1617.1. Varian tersebut merupakan varian COVID-19 yang pertama kali ditemukan di India seperti varian Delta B.1617.2.
Temuan varian Kappa di Jakarta disebut dalam dokumen pemaparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat koordinasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Selasa (29/6) lalu.
Adapun, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, varian baru COVID-19 itu perlu diwaspadai karena kecepatan karakter penyebaran yang cukup cepat.
"Tentu dengan adanya varian baru, kita harus lebih waspada karena kecepatan menyebar jadi lebih cepat," tutur Widyastuti di lokasi lainnya.
Baca Juga: Masih Utang, DKI Minta Pemerintah Pusat Sediakan Lagi Hotel Jadi Tempat Isolasi
Saat ini, Dinkes DKI Jakarta telah melakukan "survelians genomic" atau pelacakan varian baru COVID-19 menggunakan metode "whole genome sequencing" (WGS).
Dinkes DKI menemukan 128 kasus varian baru di Jakarta yang termasuk "variant of concern" (VoC), yakni 111 varian Delta, 11 varian Alpha, lima varian Beta dan satu varian Kappa.
Varian baru COVID-19 juga teridentifikasi pada segmen anak-anak. Dari klasifikasi usia, 29 varian baru terdeteksi pada usia 0-5 tahun, 6-18 tahun (26 kasus), 19-59 tahun (71 kasus) dan lansia 60 tahun ke atas (dua kasus).
Oleh karena itu, Widyastuti kembali memperingatkan warga untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat, terutama pemakaian masker saat beraktivitas di luar rumah.
"Ini harus diantisipasi prokes harus kuat, mobilisasi warga harus betul-betul dibatasi dengan baik," ucap dia. (Antara)
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- Baru 2 Bulan Nikah, Clara Shinta Menyerah Pertahankan Rumah Tangga
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Meme Bahlil Makin Menjadi-jadi Usai Diancam UU ITE, Underbow Golkar Polisikan Sejumlah Akun Medsos
-
Tepis Tudingan Menkeu Purbaya Dana 'Nganggur', KDM Tak Sudi jika Dikubuli Anak Buah: Saya Pecat!
-
Profil Kontras Heri Gunawan: Politisi Gerindra Pro-Rakyat, Diduga Korupsi CSR BI, Beri Mobil Mewah
-
Nekat Gugurkan Kandungan 8 Bulan Demi Pekerjaan, Wanita di Bekasi Ditangkap Polisi
-
Babak Baru Korupsi Dana CSR BI, KPK Sita Mobil Staf Ahli Anggota DPR Heri Gunawan
-
Meski Hampir Rampung, Istana Ogah Buru-buru Terbitkan Perpres MBG
-
Belum Tahan Eks Ketua DPRD Jatim Kusnadi karena Alasan Sakit, KPK: Sakitnya Menular atau Tidak?
-
Istana Beri Sinyal Mobil Nasional Masuk PSN, Danantara Siap Jalankan Proyek?
-
Tega Aborsi Bayi karena Ngeluh Sulit Dapat Kerja, Wanita di Bekasi Ditahan Polisi
-
Prabowo Mau Disogok Rp16,5 Triliun dan Hashim Rp25 Triliun, Begini Respons Istana