Suara.com - Pandemi Covid-19 sudah memasuki tahun keduanya di Indonesia dan belum juga menunjukkan tanda-tanda mereda. Situasi tersebut membuat pemerintah kembali mengetatkan aturan lewat PPKM Darurat. Hal itu ternyata masih menjadi tantangan untuk para penyandang tunanetra dalam bertahan hidup.
Ketua Umum Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni), Aria Indrawati menyampaikan, sejumlah penyandang tunanetra saat ini terpukul akibat pandemi belum mereda. Khususnya mereka-mereka yang berprofesi sebagai juru pijat.
Tak sedikit dari mereka kehilangan para konsumennya hingga terpaksa berhenti dari usahanya tersebut.
"Kalau untuk teman-teman tunanetra dewasa yang mengalami terpukul secara langsung tiarap terkapar itu adalah yang pendidikannya terbatas dan bekerja sebagai pemijat," kata Aria saat dihubungi Suara.com, Senin (12/7/2021).
Maklum saja, bukan tanpa sebab, kata Aria, para juru pijat tunanetra tersebut harus kehilangan penghasilannya di tengah pandemi Covid. Pasalnya, mereka berkerja memang mengandalkan kontak fisik secara langsung, sementara hal itu jika dilakukan kekinian tentu sangat beresiko.
"Jadi otomatis mereka nggak bisa bekerja kan," tuturnya.
Belum lagi, Aria menyampaikan, dirinya masih banyak menerima keluhan bahwa sebagian para penyandang tuna netra terdampak covid ini belum terdata menerima bantuan sosial sejak tahun lalu. Hal ini tentunya menjadi ironi di satu sisi usahanya tidak berjalan.
"Nah sementara belum dari mereka itu terdata sebagai penerima bantuan. Ini dengan PPKM Mensos sudah mengumumkan ada penertiban data gitu tapi pertanyaannya apakah semua yang membutuhkan sudah terdata?," ungkapnya.
Memang, kata Aria, dirinya tidak punya data pasti berapa jumlah penyandang tuna netra yang tak mendapatkan bantuan sosial sejak tahun lalu. Namun menurutnya hal itu tetap harus jadi perhatian terutama para penyandang tuna netra di daerah.
Baca Juga: Bikin Terenyuh Publik, Pramugari KA Ini Bantu Penyandang Tunanetra Makan
Aria juga mengeluhkan terkadang para petugas dinas-dinas sosial yang melakukan pendataan kepada para penyandang tuna netra tak memberikan sosialisasi yang benar dan jelas. Sehingga para penyandang tunanetra itu kebingungan.
"Pendataan ini ketika mereka tahun lalu berusaha melalukan pendataan juga enggak resmi mengumumkan beri tahu bahwa ini pemerintah melakukan pendataan kan mereka punya petugas di lapangan tapi mungkin mereka menyuruh orang lain," ungkapnya.
Lebih lanjut, Aria mengatakan, akibat adanya ketidak jelasan tersebut membuat terkadang bantuan sosial salah sasaran.
"Malah yang sebetulnya yang tidak berhak menerima malah tidak dapat. Kan itu banyak dilaporkan media juga," katanya.
Aria berharap pemerintah terutama Menteri Sosial Tri Rismaharini pada kesempatan PPKM Darurat ini bisa lebih memperhatikan para penyandang tuna netra terutama soal bantuan sosial. Karena tak sedikit dari mereka, kata Aria, bahkan kesulitan ekonominya hingga terusir dari rumah kontrakannya.
"Karena 70 persen teman-teman tuna netra yang terdampak kurang lebih itu bekerjanya sebagai pemijat. Udah pasti terampak yang di DKI orang-orang daerah, mereka ngontrak tinggalnya beberapa ada yang secara tidak langsung diusir dari rumah karena nggak punya uang untuk bayar," tandasnya.
Berita Terkait
-
Kota Padang PPKM Darurat, Ini Poin-poin Penting yang Wajib Dipatuhi Masyarakat
-
Ada Opsi PPKM Darurat Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 1,5 Bulan
-
Kasus Covid-19 Melejit, BI Pangkas Ekonomi RI Jadi 3,8 Persen
-
Kantor Pemprov Lampung Sepi, Diberlakukan WFH 100 Persen selama PPKM Darurat
-
PMI DKI: Kebutuhan Donor Plasma Konvalesen di Jakarta Naik 200 Persen
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Prabowo Setujui Ditjen Pesantren, PDIP Siap 'Perkuat Narasi Patriotisme'
-
Polemik Utang Hingga Dugaan Markup Whoosh, PDIP Tugaskan Fraksi Lakukan Kajian
-
'Skema Mafia' Terbongkar: Rp 40 Miliar Digelontorkan untuk 'Beli' Vonis Lepas Korupsi CPO
-
Akui Sulit Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama, Bareskrim: Dikejar Lari-lari!
-
Bukan Cuma Iklan: 5 Bos Media Bongkar 'Revenue Stream' Ajaib di Era AI
-
Pakar Pidana Tegaskan Polemik Patok Kayu PT WKM Harusnya Tak Jadi Perkara Pidana
-
Kejagung Dalami Jejak Korupsi Chromebook Sampai ke 'Ring 1' Nadiem Makarim
-
Terungkap! Alasan Sebenarnya APBD DKI Jakarta Numpuk Rp14,6 Triliun! Bukan Deposito, Tapi...?
-
Kejati Jakarta Bongkar Skandal LPEI: Negara 'Dibobol' Hampir Rp 1 Triliun
-
Ketua Majelis Hakim Heran, PT WKM Pasang Patok di Wilayah IUP Sendiri Malah Dituntut Pidana