Suara.com - Amerika Serikat bulan ini akan mulai mengevakuasi para pemohon visa imigrasi khusus dari Afghanistan yang nyawanya terancam karena pernah bekerja untuk pemerintah AS sebagai penerjemah dan peran lainnya.
Sebelumnya, AS memutuskan untuk menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan menyusul penandatangan kesepakatan dengan Taliban.
Gedung Putih pada Rabu (14/7/2021) mengatakan, bahwa evakuasi yang disebut Operasi Pengungsi Sekutu itu akan dimulai pada pekan terakhir Juli.
"Alasan kami mengambil langkah ini adalah karena mereka adalah orang-orang yang berani. Kami ingin memastikan bahwa kami mengakui dan menghargai peran mereka selama beberapa tahun terakhir," kata juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam sebuah pengarahan.
Namun, Psaki menolak menjelaskan lebih jauh tentang jumlah warga Afghanistan yang akan diterbangkan pada evakuasi awal, karena "pertimbangan operasional dan keamanan" yang tidak boleh disebutkan.
Pemerintahan Biden berada di bawah tekanan anggota parlemen dari kedua partai politik AS dan kelompok advokasi untuk mulai mengevakuasi ribuan pemohon visa imigrasi khusus dari Afghanistan - dan keluarga mereka - yang mengambil risiko pembalasan dari Taliban karena pernah bekerja dengan pemerintah AS.
Kekhawatiran itu meningkat dengan makin banyaknya pertempuran antara pasukan Afghanistan yang didukung AS dan kelompok Taliban dalam beberapa pekan terakhir, di mana Taliban menguasai wilayah dan merebut daerah perbatasan.
Seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya mengatakan evakuasi awal akan membawa 2.500 warga Afghanistan dan kemungkinan mereka akan ditempatkan di fasilitas militer AS, kemungkinan besar di AS, sementara aplikasi visa mereka diproses.
Belum ada keputusan mengenai pangkalan khusus yang akan digunakan (bagi para warga Afghanistan itu), kata pejabat tersebut.
Baca Juga: Pasukan AS Keluar, Taliban Sambut Masuknya Investasi China di Afghanistan
Program Visa Imigran Khusus tersedia untuk orang-orang yang bekerja dengan pemerintah AS atau pasukan militer yang dipimpin AS selama perang Afghanistan sejak 2001.
Program serupa juga tersedia bagi warga Irak yang bekerja dengan pemerintah AS di negara itu setelah invasi yang dipimpin AS pada 2003, tetapi tidak ada aplikasi visa yang diterima setelah September 2014.
Presiden Joe Biden telah menetapkan berakhirnya misi militer AS di Afghanistan secara resmi pada 31 Agustus. Jenderal AS yang memimpin misi itu, Austin Miller, menyerahkan komando pada sebuah upacara pada Senin (12/7), yang merupakan akhir simbolis dari perang terpanjang Amerika Serikat.
Pada pertemuan di Gedung Putih pada Rabu, Biden berencana memberi tahu Miller bahwa penarikan pasukan AS adalah "bukti kepemimpinannya", kata seorang pejabat senior Gedung Putih.
Evakuasi awal diharapkan akan menggunakan pesawat sewaan sipil dan akan mencakup warga Afghanistan yang sedang menunggu proses aplikasi visa mereka dan keluarga mereka, menurut sumber yang mengetahui hal tersebut.
James Miervaldis -- ketua kelompok No One Left Behind yang telah mendesak evakuasi bagi warga Afghanistan yang berafiliasi dengan AS -- menyebut dimulainya evakuasi itu sebagai "perkembangan yang sangat positif."
Berita Terkait
-
Kisah Pilu Shakila, Perempuan yang Wajahnya Ditembak Oleh Suami
-
Pasukan AS Keluar, Taliban Sambut Masuknya Investasi China di Afghanistan
-
Mulai Minggu 11 Juli, Uni Emirat Arab Larang WNI dan Penerbangan dari Indonesia
-
Sepinya Pangkalan Udara Bagram Setelah Pasukan AS Angkat Kaki dari Afghanistan
-
Taliban Serbu Ibu Kota Provinsi di Afghanistan, Ratusan Tahanan Kabur
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Kuasa Hukum Jokowi Singgung Narasi Sesat Jelang Gelar Perkara Ijazah Palsu
-
350 Kios Hangus, Pemprov DKI Bentuk Tim Investigasi Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati
-
Temuan Awal KPK: Dana Suap Proyek Dipakai Bupati Lampung Tengah untuk Lunasi Utang Kampanye
-
BNI Dukung Sean Gelael Awali Musim Balap 2026 Lewat Asian Le Mans Series
-
Buntut Peristiwa Kalibata, Kuasa Hukum Korban Sampaikan Surat Terbuka ke Prabowo dan Puan
-
Jelang Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi, Kubu Roy Suryo Ajukan 3 Tuntutan ke Polda Metro
-
Api Mengamuk di Pasar Kramat Jati, Pedagang Rugi Besar Barang Dagangan Baru Turun Ludes Terbakar
-
Merak Siap Layani Kebutuhan EV Selama Nataru, PLN Pastikan SPKLU dan Petugas Siaga 24 Jam
-
Kesaksian Ridwan saat Pasar Induk Kramat Jati Terbakar: Ada Ledakan, Diduga dari Toko Plastik
-
Imbas Kebakaran di Pasar Induk, Empat Rute TransJakarta Terdampak