Suara.com - Pakar kesehatan dari Amerika Serikat (AS), Dokter Faheem Younus, tetap menyarankan masyarakat divaksinasi Sinovac atau Sinopharm, meski keduanya diketahui tidak seefektif seperti Pfizer.
“Kalau adanya cuma Sinovac atau Sinopharm, tetap Vaksin dengan itu,” kata Dokter Faheem lewat video diskusi daring, Sabtu (17/7/2021).
Sebab, dia menambajkan, vaksin layaknya seperti sabuk pengaman, tidak 100 persen menjaga seseorang dari bahaya kecelakaan, tapi dapat meminimalisir dampaknya.
Mengingat efektivitas Sinovac hanya 65,3 persen, dan Sinopharm 78,02 persen, Dokter Faheem meminta masyarakat yang sudah divaksin dengan keduanya untuk tetap menaati protokol kesehatan.
“Misalnya sudah vaksin dua kali, merasa kebal terus menghadiri acara ulang tahun atau ke tempat ramai. Tetap harus mengambil langkah yang paling aman karena kita tahu efektivitas Sinovac atau Sinopharm,” kata dia.
Untuk diketahui Vaksin CoronaVac yang diproduksi oleh Sinovac telah diterbitkan oleh BPOM pada 11 Januari 2021 silam.
Sinovac dikembangkan dari inactivated virus dan diberikan melalui intramuskular.
Dalam prosesnya vaksinasi setiap orang mendapatkan dua dosis vaksin yang masing-masing 0,5 ml dan tiap dosis diberikan dengan interval 28 hari.
Telah menjalani analisis uji klinik di Bandung sebesar 65,3 persen, di Turki 91,25 persen, serta di Brazil 78 persen.
Baca Juga: Dokter Faheem Younus: Terapi Plasma Konvalesen Tak Bermanfaat Buat Pasien Covid-19
Sementara vaksin Covid-19 Sinopharm diterbitkan oleh BPOM pada 30 April 2021 dan telah menjalani uji klinik.
Efikasi menunjukkan angka 78,02 persen yang dapat membentuk antibodi dalam melawan virus corona. Vaksin ini diberikan dengan dua dosis dengan interval 21 hingga 28 hari.
Berita Terkait
-
Lagi, Indonesia Terima 1,4 Juta Vaksin Sinopharm asal China untuk Vaksinasi Gotong Royong
-
Besok, Pemkot Bekasi Gelar Vaksinasi Massal di Tiap Kantor Kelurahan, Pakai Vaksin Sinovac
-
Vaksin Sinovac Tak Mempan, Thailand Bakal Campur dengan AstraZeneca
-
Bukan dari Hibah, Menkes Ungkap Asal Vaksin Sinopharm Berbayar Untuk Individu
-
Thailand Beri Vaksin AstraZeneca ke Nakes yang Sudah Divaksin SinoVac
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
-
Roy Suryo Ikut 'Diseret' ke Skandal Pemalsuan Dokumen Pemain Naturalisasi Malaysia
Terkini
-
Rocky Gerung Sebut Kecemasan Menyelimuti Murid, Guru, dan Orang Tua Akibat Program MBG
-
Numpang Kantor Polda Kalbar, KPK Periksa Wabup Mempawah Juli Suryadi, Kasus Apa?
-
KPK Tetapkan Staf Ahli Mensos dan Kakak Hary Tanoe sebagai Tersangka Korupsi Bansos Beras
-
Tragedi Cinta Segitiga di Cikarang: Tukang Cukur Tega Bunuh Sahabat Demi Penjual Es Sheyla
-
KPK Telusuri Aliran Uang Korupsi Bank BJB ke Keluarga Ridwan Kamil
-
Pemerintah Resmi Sahkan Kepengurusan Mardiono Pimpin PPP, AD/ART Tak Berubah Jadi Patokannya
-
Tepis Siswi Tewas karena MBG, Laporan Dinkes Bandung Barat Dicorat-coret Dosen ITB: Saya Gak Tahan!
-
BGN Didesak Investigasi Kematian Siswi SMKN 1 Cihampelas, Benarkah Meninggal karena MBG?
-
Pemerintah Malaysia Langsung Bergerak Usai Relawan Diculik Israel saat Kirim Bantuan ke Gaza
-
Ketua BGN Hormati Penolakan MBG di SDIT Al Izzah: Bantuan Fokus pada yang Membutuhkan