Suara.com - Sejumlah persoalan dialami Rumah Sakit Paru, Kabupaten Jember, Jawa Timur, di tengah pandemi Covid-19. Di tengah permasalahan yang terjadi, mereka harus tetap memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.
Apa saja persoalan yang dihadapi? Direktur RS Paru Sigit Kusuma Jati dalam laporan Beritajatim, menyebutkan, "Pertama, saat ini berbeda dengan satu tahun lalu. Beban kami ketika saya menambah layanan Covid dan menutup non-Covid, jujur cash flow rumah sakit terganggu, karena klaim (biaya pengobatan) Covid tidak selancar yang dibayangkan. Kami melayani tidak langsung dibayar. Masih menunggu beberapa bulan, bahkan sembilan bulan pun klaim belum cair.”
Sigit mengungkapkan RS Paru yang dikelolanya sekarang membutuhkan obat antivirus. Obat ini tergolong susah didapatkan dan Sigit mesti berjuang untuk mendapatkannya.
“Antivirus begitu susahnya. Penggunaannya harian. Hari ini terpakai, besok saya harus menelepon Dinas Kesehatan Provinsi untuk minta droping lagi. Kadang saya harus mengambil sendiri ke Surabaya, karena memang susah,” kata Sigit.
RS Paru juga mengalami keterbatasan persediaan oksigen, padahal sangat dibutuhkan. “Sehingga kami harus hati-hati menggunakannya,” kata Sigit.
RS Paru memiliki persediaan oksigen cair yang biasanya diisi setiap dua minggu sekali, tetapi sekarang harus diisi setiap hari. Hal itulah yang membuat Sigit cemas.
“Kami waswas, kalau hari ini diisi, apakah besok PT. Samator mampu mengisi lagi. Itu yang kadang bikin kami cemas,” kata Sigit.
RS Paru juga mengalami kesulitan mendapatkan baju hazmat (hazardous material). “Kalau persediaan, stok kami bisa sampai dua bulan. Tapi kalau saya tidak berpikir stok tiga bulan, sangat berisiko karena bisa 200 hazmat yang terpakai per harinya,” katanya.
Selain susah mendapatkan hazmat, menurut Sigit, harganya relatif mahal. “Satu hazmat kurang lebih Rp140 ribu. Dari sisi kemampuan keuangan, ini menyulitkan rumah sakit,” kata Sigit.
Baca Juga: Warga Kaliglagah Tak Mau Keluar karena Takut Divaksin, Bupati Hendy sampai Datang
Berita Terkait
-
3 Fakta Viral "Bilik Asmara" Beralas Kardus di Pantai Watu Ulo Jember, Kondom Bekas Berserakan!
-
Dalam Sidang Paripurna DPRD, Bupati Jember Sampaikan 5 Visi Pembangunan Jangka Menengah 2025-2029
-
Resmi Dibuka! Pendaftaran Beasiswa Pemkab Jember 2025, Cek Syarat dan Tahap Seleksinya
-
MUI Haramkan Pargoy TikTok, Takut Timbulkan Syahwat
-
Dokter Ungkap Tidak Semua Pasien Cacar Monyet Butuh Obat Antivirus, Ini Kriterianya
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
- 4 Mobil Bekas 7 Seater Harga 70 Jutaan, Tangguh dan Nyaman untuk Jalan Jauh
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Bekas Tahan Banjir, Mesin Gagah Bertenaga
Pilihan
-
Nova Arianto Ungkap Biang Kerok Kekalahan Timnas Indonesia U-17 dari Zambia
-
Tragedi Pilu dari Kendal: Ibu Meninggal, Dua Gadis Bertahan Hidup dalam Kelaparan
-
Menko Airlangga Ungkap Rekor Kenaikan Harga Emas Dunia Karena Ulah Freeport
-
Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
-
Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
Terkini
-
OTT KPK di Riau! Gubernur dan Kepala Dinas Ditangkap, Siapa Saja Tersangkanya?
-
KPK Sebut OTT di Riau Terkait dengan Korupsi Anggaran Dinas PUPR
-
Polisi Berhasil Tangkap Sindikat Penambangan Ilegal di Taman Nasional Gunung Merapi
-
600 Ribu Penerima Bansos Dipakai Judi Online! Yusril Ungkap Fakta Mencengangkan
-
Pemerintah Segera Putihkan Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan, Catat Waktunya!
-
Pengemudi Ojol Jadi Buron Usai Penumpangnya Tewas, Asosiasi Desak Pelaku Serahkan Diri
-
Sempat Kabur Saat Kena OTT, Gubernur Riau Ditangkap KPK di Kafe
-
Targetkan 400 Juta Penumpang Tahun 2025, Dirut Transjakarta: Bismillah Doain
-
Sejarah Terukir di Samarkand: Bahasa Indonesia Disahkan sebagai Bahasa Resmi UNESCO
-
Tolak Gelar Pahlawan Soeharto, Koalisi Sipil Ungkap 9 Dosa Pelanggaran HAM Berat Orde Baru