Suara.com - Pemerintah Kabupaten Jember resmi meluncurkan program Beasiswa Pemkab 2025. Program ini menyiapkan kuota hingga 8.000 penerima dengan prioritas mahasiswa asal Jember yang menempuh pendidikan di kampus dalam wilayah kabupaten.
Langkah ini disebut sebagai strategi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menekan angka kemiskinan. Peluncuran dilakukan langsung oleh Bupati Jember Muhammad Fawait dalam agenda “Pro Gus’e Spesial” di Kantor Dinas Pendidikan Jember, Rabu malam (18/6/2025).
“Ini bagian dari bentuk kita meningkatkan SDM anak anak Jember dan mengentaskan kemiskinan,” ujar Bupati Jember Muhammad Fawait, yang akrab disapa Gus Fawait
Enam Jalur Seleksi, Afirmasi Ekonomi Jadi Kuota Terbesar
Program bertajuk Beasiswa Cinta Bergema ini membuka enam jalur penerimaan.
Kepala Dinas Pendidikan Jember Hadi Mulyono menjelaskan bahwa jalur afirmasi ekonomi menjadi yang terbesar, mencakup 30 persen dari total kuota.
Adapun enam jalur yang tersedia antara lain:
- Prestasi
- Afirmasi ekonomi
- Perangkat daerah
- Santri pondok pesantren
- Kompetisi
- Jalur khusus
Jalur terakhir ini menyasar kelompok masyarakat yang dianggap memiliki kontribusi sosial tinggi, seperti anak dari guru ngaji, kader posyandu, pengurus RT/RW, hingga pedagang pasar tradisional.
“Setiap jalur memiliki kriteria seleksi masing-masing, termasuk syarat administrasi yang wajib dipenuhi,” terang Hadi.
Baca Juga: 3 Mahasiswa Pendemo Gibran Ditangkap Paspampres, Wali Kota Blitar: Saya Malu dan Kecewa Sekali
Tahapan Seleksi: Mulai dari Sosialisasi hingga Verifikasi
Tahapan program dimulai dengan sosialisasi petunjuk teknis kepada perguruan tinggi, baik di Jember maupun luar daerah. Pendaftaran dibuka mulai 30 Juni hingga 5 Juli 2025 secara luring di Sekretariat Pemkab Jember dan daring melalui tautan resmi yang disiapkan tim Pokja.
Setelah pendaftaran, proses seleksi akan berjalan melalui verifikasi dokumen dan wawancara. Salah satu elemen penting adalah seleksi penerima bantuan living cost sebesar Rp500 ribu per bulan. Namun, tidak semua penerima beasiswa otomatis mendapat tunjangan tersebut.
“Kita akan lihat kelayakan melalui dokumen, wawancara, dan uji publik. Kalau orang tua tergolong mampu, tentu kami prioritaskan untuk yang lebih membutuhkan,” tegas Hadi.
Menariknya, indikator ekonomi tak hanya dilihat dari slip gaji formal. Keterangan dari RT/RW dan desa, bahkan kapasitas daya listrik rumah akan turut menjadi acuan dalam penilaian.
Harapan Pemerintah: Timbal Balik untuk Jember
Berita Terkait
-
3 Mahasiswa Pendemo Gibran Ditangkap Paspampres, Wali Kota Blitar: Saya Malu dan Kecewa Sekali
-
Poster Kritik Gibran Berujung Represi: 'Dinasti Tiada Henti' Jadi Pemicu?
-
Anak Anies Baswedan Dihujat Gegara Dapat Beasiswa, Ini Deretan Artis Penerima LPDP
-
Paspampres Ringkus Mahasiswa Pendemo Gibran di Blitar, Guntur Romli: Ini Ancaman Serius Demokrasi!
-
Mahasiswa Pengkritik Gibran di Blitar Dipiting Paspampres, Guntur Romli PDIP: Berlebihan...
Terpopuler
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Lihat Permainan Rizky Ridho, Bintang Arsenal Jurrien Timber: Dia Bagus!
- Ousmane Dembele Raih Ballon dOr 2025, Siapa Sosok Istri yang Selalu Mendampinginya?
- Jadwal Big 4 Tim ASEAN di Oktober, Timnas Indonesia Beda Sendiri
Pilihan
Terkini
-
KPK Siap Hadirkan Bobby Nasution di Sidang Kasus Korupsi Jalan Rp 165 Miliar
-
Merasa Dituding Dalang Demo Rusuh Agustus, Wanita Ini Polisikan Ferry Irwandi
-
113 Ton Tilapia Dikirim ke AS, Bukti Kualitas Ikan Lokal Mendunia
-
Tubuh, Lingkungan, dan Hak Perempuan Jadi Sorotan Women's March Jakarta 2025
-
Kasus Ribuan Anak Keracunan Program MBG, Wamensesneg: Presiden Prabowo Sudah Tahu
-
Revisi UU BUMN Rampung Dibahas dalam 4 Hari, Menteri Hukum Jelaskan Alasannya
-
Tok! DPR dan Pemerintah Sepakati Revisi UU BUMN Dibawa ke Rapat Paripurna
-
Munculnya Pasukan Nonorganik TNI jadi Masalah Baru, DPRK Paniai: Rakyat Kami Ketakutan!
-
Bukan Pengajian, Panggung Maulid Nabi Malah Jadi Arena Joget
-
Pelanggar Kawasan Tanpa Rokok di Jakarta Terancam Sanksi Kerja Sosial