Suara.com - Ekonom Rizal Ramli mengkritik penggunaan vaksin jenis Sinovac oleh Indonesia hingga kekinian untuk menekan penyebaran Covid-19.
Dia menyebut bahwa Vaksin Sinovac efektivitasnya hanya 50 persen melawan Covid-19 dan kurang diakui di sejumlah negara.
"Nah memang ada yang bilang vaksin enggak efektif, tentu tidak efektif karena kita pakai vaksin sinovac yang kualitasnya rendah artinya dari 100 orang yang divaksin 50 itu efektif, 50-nya sama sekali tak efektif bisa kena lagi," kata Rizal dalam diskusi yang digelar PB HMI secara daring, Senin (26/7/2021).
Rizal kemudian menyalahkan pemerintah penggunaan vaksin Sinovac ini kurang efektif melawan covid. Penggunaan Sinovac menurutnya karena negara pelit.
"Nah ini gara-gara pemerintahnya pelit, ngapain sih lu pakai Sinovac, pelit amat ama rakyat nyawa rakyat dijadikan perjudian," ungkapnya.
Rizal menyampaikan untuk kekinian vaksin Sinovac justru tidak akui dan dipakai oleh sejumlah bagian negara misalnya dia menyebut Amerika, Eropa, hingga negara tetangga Singapura.
Namun Rizal menyebut bukan tak mendukung program vaksinasi, ia menyarankan agar rakyat diberikan vaksin yang lebih baik efektivitasnya seperti Pfizer hingga Moderna.
"Jadi harus divaksin. Tapi divaksin yang kualitasnya di atas 95-98, misalnya Pfizer Moderna dan lain-lain jadi bukan asal vaksin dengan kualitas yang rendah," tuturnya.
Lebih lanjut, Rizal mengatakan, untuk mencapai herd imunity negara hanya perlu vaksinasi 70 persen warganya. Minimal 183 juta warga sudah divaksin. Dengan begitu herd immunity bisa tercipta.
Baca Juga: Rizal Ramli: Bisa Jadi Ada yang Tarik Kesimpulan Mau Covid-19 Selesai Turunkan Jokowi
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga 7 Seater Mulai Rp30 Jutaan, Irit dan Mudah Perawatan
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 19 Oktober: Klaim 19 Ribu Gems dan Player 111-113
- Bukan Main-Main! Ini 3 Alasan Nusakambangan, Penjara Ammar Zoni Dijuluki Alcatraz Versi Indonesia
Pilihan
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
-
Pembelaan Memalukan Alex Pastoor, Pandai Bersilat Lidah Tutupi Kebobrokan
Terkini
-
Drama Rumah Mewah Berujung Ricuh, Mertua Usir Menantu di Bone, Rebutan Harta Gono-gini?
-
Prabowo Ketuk Palu! Ditjen Pesantren Resmi Dibentuk, Kado Spesial Hari Santri Usai 6 Tahun Penantian
-
'Saya Sedih Lihatnya!' Curhat Kapolda Metro Usai Teken Setumpuk Surat Pecat Anggota Nakal
-
Rocky Gerung Kritik Elite Politik: Pamer Dukungan Survei Tetapi Tidak Jelas Ideologinya
-
Belum Ada Laporan soal Dugaan Penghinaan Bahlil Lahadalia, Polda Metro Jaya: Baru Tahap Konsultasi
-
Pramono Anung: Dikotomi Pesantren Tak Relevan! Kontribusi Santri Tak Terbantahkan
-
Buntut Olok-olok di Grup Chat, Mahasiswa FK Unud Pembully Timothy Anugerah Tak Bisa Ikut Koas!
-
Tragedi Udayana: Mahasiswa Tewas Lompat dari Lantai 4, Chat Olok-olok BEM Viral Jadi Sorotan
-
KPK Serahkan Tersangka Suap Izin Tambang Rudy Ong ke Jaksa Penuntut Umum
-
Menhan Sjafrie Bertemu Surya Paloh dan Petinggi PKS, Sinyal Konsolidasi Politik Presiden?