Suara.com - Kasus JK, warga Ngemplak, Boyolali, tidak berterus terang kepada pengemudi ambulans bahwa istrinya meninggal dunia karena Covid-19 bukan yang pertamakali terjadi di Soloraya. JK merupakan terduga pelaku kasus pengancaman kepada tenaga kesehatan RSUD Ngipang Solo.
Kasus awak ambulans dibohongi warga sudah terjadi belasan kali.
Menurut keterangan Ketua Persatuan Driver Ambulans Soloraya Nanang Khoironi, Selasa (27/7/2021), dalam beberapa bulan terakhir tercatat ada 15 kasus warga tidak mengakui anggota keluarga mereka terkonfirmasi positif Covid-19.
“Rata-rata mereka tidak mengakui kalau keluarganya terpapar Covid-19. Mereka khawatir kami tidak mau mengangkut,” kata Nanang dalam laporan Solopos.
Kejujuran merupakan hal penting karena berkaitan dengan prosedur penanganan, kata Nanang.
Jika awak ambulans mengetahui orang yang akan dijemput orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, petugas akan mempersiapkan diri dengan memakai alat pelindung diri lengkap untuk mencegah penyebaran virus.
Setelah selesai menjalankan tugas, armada dan petugas akan disemprot dengan disinfektan.
“Padahal kami juga punya keluarga dan kami paham resikonya. Jadi informasi status pasien yang akan kami angkut ini sangat penting,” kata Nanang.
Kasus pengancaman
Baca Juga: Heboh Mobil Ambulans Bawa Bumil Terhalang Pengendara Toyota Innova, Publik Beri Saran Ini
Kasus pengancaman warga berinisial JK kepada tenaga kesehatan RSUD Ngipang beberapa waktu lalu masih dalam penanganan penyidik Polresta Solo.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Solo AKP Djohan Andika mengatakan kepolisian masih mendalami perkara itu.
Kepolisian telah memeriksa lima saksi yang terdiri nakes dan korban pengancaman. Sementara itu, untuk naik ke proses selanjutnya dan menentukan jerat hukum, petugas masih menunggu hasil gelar perkara.
“Para saksi sudah kami periksa untuk kami mintai keterangan. JK kami beri waktu untuk mengurus pemakaman istrinya,” kata Andika.
Sesudah proses pemakaman istrinya selesai, JK akan diperiksa petugas. Saat ini petugas menunggu hasil swab PCR terhadap JK.
Sebelumnya, Kapolresta Solo Kombes Ade Safri Simanjuntak menyampaikan ancaman kepada para nakes telah memenuhi unsur pidana. Kepolisian memberikan rasa aman dan nyaman kepada para nakes dan tidak boleh ada gangguan, ancaman, maupun intimidasi.
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Remaja Perempuan Usia 15-24 Tahun Paling Rentan Jadi Korban Kekerasan Digital, Kenapa?
-
Vonis Tiga Mantan Bos, Hakim Nyatakan Kerugian Kasus Korupsi ASDP Rp1,25 Triliun
-
Selain Chromebook, KPK Sebut Nadiem Makarim dan Stafsusnya Calon Tersangka Kasus Google Cloud
-
Bikin Geger Tambora, Begal Sadis Ternyata Sudah Beraksi 28 Kali, Motor Tetangga Pun Disikat
-
Ketum Joman 'Kuliti' Isu Ijazah Jokowi: Ini Bukti Forensik Digital, Roy Suryo Kena UU ITE!
-
Korupsi Taspen Rugi Rp1 T, Kenapa KPK Cuma Pamer Rp883 M? Ini Jawabannya
-
BMKG Bunyikan Alarm Bahaya, Pemprov DKI Siapkan 'Pasukan Biru' hingga Drone Pantau Banjir Rob
-
Terjerat Kasus Korupsi Dinas PUPR, Wakil Ketua dan Anggota DPRD Kabupaten OKU Ditahan KPK
-
PSI Sorot Kinerja Pemprov DKI Atasi Banjir Rob Jakarta: Mulai Pencegahan dari Musim Kemarau
-
Jalani Sidang dengan Tatapan Kosong, Ortu Terdakwa Demo Agustus: Mentalnya Gak Kuat, Tiga Kali Jatuh