Suara.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sekitar 70 juta dosis vaksin covid-19 akan datang secara bertahap pada Agustus hingga September 2021.
Hal ini dikatakan Budi dalam jumpa pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (2/8/2021) malam.
"Vaksinasi yang paling besar memang akan datang di bulan Agustus dan September. Perkiraan kita yang sudah pasti sekitar 70 jutaan di Agustus dan September. Sehingga beban vaksinasinya kita akan sangat tinggi," ujar Budi Gunadi Sadikin.
Budi menuturkan sejak Januari hingga Juli pemerintah telah menerima 90 juta dosis vaksin atau sekitar 22 persen dari total dosis vaksin yang dibutuhkan.
"Untuk perbandingan, Januari-Juli ada 90 juta vaksin yang datang. Jadi 90 juta dalam 7 bulan. Sekarang kita harus kejar 70 juta dalam sebulan. 90 juta kita itu sekitar 22 persen. Jadi kalau ada kekurangan di sana sini karena memang baru 20 persen yang datang," tutur dia.
Mantan Wamen BUMN itu juga menyebut hingga Desember 2021 Indonesia akan kedatangan sebanyak 258 juta dosis vaksin.
"Sisanya 80 persen itu datangnya dari Agustus sampai Desember 258 juta sudah pasti," ucap dia.
Lebih lanjut, Budi memaparkan ada tujuh daerah aglomerasi khususnya di Jawa dan Bali yang menjadi konsentrasi pemerintah dalam melakukan vaksinasi.
Yakni Jabodetabek, Bandung Raya, Semarang Raya, Solo Raya, Yogyakarta, Surabaya raya, dan juga Malang Raya dan Bali.
Baca Juga: Ibu Hamil dan Bayi Kembar di Kediri Meninggal Terpapar COVID-19
"Itu adalah daerah yang tingkat kasus aktifnya paling tinggi dan juga kematiannya paling tinggi. Karena kita melakukan vaksinasi berbasis risiko karena daerah-daerah itulah kita sasar duluan untuk dengan cepat mengurangi tekanan penularan dan tekanan kematian," kata Budi.
Budi mencontohkan daerah aglomerasi di Jawa dan Bali bulan Juli biasanya menyuntikkan sebanyak 382.000 per hari.
Namun per Agustus harus ditingkatkan menjadi 1,2 juta perhari.
"Bayangkan ada kenaikan hampir 4 kali lipat. Oleh karena itu memang tugasnya kami di Agustus dan September ini akan lebih berat," katanya.
Berita Terkait
-
Terima Masukan Epidemiolog, Kini Pemerintah Terapkan 3 Pilar Untuk Pengendalian Covid-19
-
Kebutuhan Kremasi Saat Pandemi di Surabaya Tinggi, Satu Tungku Kreamtorium Keputih Rusak
-
Luhut Ungkap 4 Daerah yang Butuh Perhatian Khusus untuk Penanganan Covid-19
-
PPKM Level 4 Diperpanjang, Termasuk Sumatera Utara
-
IPB: Belum Ada Bukti Hewan Positif COVID-19 Tularkan Virus Corona ke Manusia
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Dilema KPK: Sita Mercy Antik Habibie dari Ridwan Kamil, tapi Pembayarannya Ternyata Belum Lunas
-
Bantah Tegas Kabar Darurat Militer, TNI: Tidak Ada Niat, Rencana Memberlakukan
-
Didesak Bebaskan Seluruh Demonstran yang Ditahan, Polri Klaim Tidak Antikritik
-
Zetro Staf KBRI Diduga Tewas di Tangan Pembunuh Bayaran, Presiden Peru Surati Prabowo
-
Kapuspen TNI Jawab Tuntutan 17+8 'Kembali ke Barak': Kami Hormati Supremasi Sipil
-
Tunjangan Rumah Setop, DPR Pastikan Pensiun Tetap Ada: Ini Rincian Gaji Anggota Dewan
-
DPR Setop Kunjungan Kerja ke Luar Negeri, Dasco Janji Buka-bukaan
-
Pemprov DKI Genjot Pengerjaan SJUT, Jakarta Lebih Rapi dan Modern
-
Apa Itu Tobat Nasional? Seruan Kardinal Ignatius Suharyo
-
Nadiem Tersangka Kasus Pengadaan Chromebook, Pukat UGM Soroti Buruknya Tata Kelola Sektor Pendidikan