Suara.com - Atlet Belarusia yang berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo dipaksa terbang kembali ke negaranya, namun Krystsina Tsimanouskaya menolak dan pergi mencari perlindungan.
Menyadur USA Today Selasa (3/8/2021), Tsimanouskaya adalah atlet lari 100 meter putri dan dijadwalkan untuk lari 200 meter. Ia mengeluh karena ditempatkan di estafet 4x400 putri tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Di Bandara Haneda, Tokyo dia mencari perlindungan polisi dan berencana mengajukan suaka untuk melarikan diri dari negaranya, Belarusia. Ia dipaksa meninggalkan Jepang karena bicara di Instagram tentang kelalaian pelatih.
Ia mengatakan alasannya menjalankan 4x400 karena rekannya terkendala tes narkoba dan tak bisa terbang ke Tokyo. Pelatih kemudian menyuruhnya berkemas lalu membawanya ke bandara.
"Saya mendapat tekanan dan mereka berusaha membawa saya secara paksa ke luar negeri tanpa persetujuan."
Setelah Tsimanouskaya menolak terbang menuju Istanbul, penyelenggara berbicara langsung dengannya, setelah atlet itu meminta mereka untuk terlibat dalam kasusnya.
"Dia bersama pihak berwenang di bandara Haneda dan saat ini ditemani oleh anggota staf Tokyo 2020. Dia telah memberi tahu kami bahwa dia merasa aman," cuit IOC semalam.
“IOC dan Tokyo 2020 akan melanjutkan pembicaraan mereka dengan Krystsina Tsymanouskaya dan pihak berwenang untuk menentukan langkah selanjutnya dalam beberapa hari mendatang.”
Kepala sekretaris kabinet negara tuan rumah, Katsunobu Kato mengatakan pada hari Senin bahwa atlet Belarusia itu dalam keadaan aman.
Baca Juga: Raih Medali Emas Olimpiade Tokyo, Ini Sederet Bonus yang Akan Diterima Greysia/Apriyani
Juru bicara BSSF Alexander Opeikin mengatakan Tsimanouskaya akan meminta suaka di kedutaan Austria. Dia mungkin mengajukan permintaan serupa ke Jerman.
AP juga melaporkan dia berada di kedutaan Polandia di Tokyo dan mencari visa yang memungkinkan dia untuk meminta suaka politik.
The New York Times melaporkan dari Jepang bahwa Tsimanouskaya menerima tawaran suaka Polandia yang berbatasan dengan Belarusia di barat.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
Terkini
-
Said Didu 'Semprot' KSP Qodari Buntut Pernyataan Soal Anggaran MBG: Anda Bukan Perdana Menteri!
-
Said Didu Curiga Ada 'Pembangkangan' di Tubuh Polri, Tim Reformasi Kapolri Salip Bentukan Prabowo?
-
Inflasi di 8 Provinsi Melonjak, Mendagri Tito Minta Kepala Daerah Turun Tangan
-
NasDem Kembali Usulkan Gibran Ngantor di IKN: Agar Tak Mubazir
-
Ditunjuk Jadi Dewan Penasihat Bloomberg New Economy, Tugas Jokowi Apa?
-
Peringati Hari Tani, DPR Gelar Audiensi Reforma Agraria Bersama Petani dan Menteri
-
Demokrasi di Ujung Tanduk: Rocky Gerung dan Mahfud MD Kritik Defisit Nilai Sipil di Indonesia
-
Ribuan Buruh dan Petani Longmarch ke DPR RI, Bawa 9 Tuntutan dalam Peringatan Hari Tani Nasional
-
Ribuan Anak Keracunan dan Makanan Berbelatung, FSGI Desak Moratorium Program Makan Bergizi Gratis
-
Demokrasi Terancam? Rocky Gerung Kritik Pergeseran Politik ke Kaum Demagog