"Setelah berusia satu sampai tiga bulan, merpati-merpati itu dipindahkan ke kandang transit piyik (anakan) untuk melatih kemampuan mereka memperoleh makan, sebelum dipindahkan ke kandang penerbang," kata dia.
Bermain merpati pos racing memang berbeda dengan merpati biasa yang hanya dikenalkan pada jarak dekat dan mengandalkan kecepatan tertentu saja. Kalau merpati pos racing harus dilepas dari jarak jauh mulai ratusan meter hingga ribuan kilometer.
Rekam jejak hidup si burung dan asal keturunan menjadi indikator utama penghasil merpati pos racing menjuarai pelombaan. Perlombaan merpati pos racing mengharuskan si burung dilepaskan dari titik koordinat awal untuk pulang ke rumah pemiliknya atau kandangnya.
Sebelum dilepas bersama-sama dengan merpati lainnya, setiap burung diberi barcode atau kode bar sebagai identitas. Kode itu harus dimasukkan ke aplikasi khusus merpati pos racing maupun pesan singkat yang disediakan panitia ketika merpati sudah sampai ke tuannya.
"Ini barusan ada yang sampai, kodenya yang ditempelkan panitia di sana harus dimasukkan ke aplikasi atau WA. Supaya jadi bukti merpati sampai sesuai koordinat dan bisa menentukan jarak tempuh, (serta diukur) kecepatan si merpati apakah masuk (kategori) juara," kata Priyadi.
Tak jarang pula, ada saja merpati pos racing milik orang lain yang tiba-tiba ada di atas kandangnya karena mengira sudah berada di kandang tuannya. Melihat hal itu, Thung tak serta merta mengakui merpati itu.
Ia akan menginformasikan ke perkumpulan pehobi yang sama dalam sebuah media sosial. Sebab, setiap merpati yang ikut lomba pos racing dipastikan memiliki tanda di pergelangan kaki dan sayapnya.
"Jadi nggak perlu khawatir kalau ada yang nyasar (tersesat) gitu ke kandang saya. Kita tahu kalau itu milik kita atau bukan. Jadi yang kesasar (tersesat) pasti langsung saya share (berbagi informasi) di medsos biar ada yang lihat, utamanya tuannya," ujarnya.
Baca Juga: Curi Burung Merpati Senilai Rp50 Juta di Pringsewu, Pria Ini Kabur ke Jawa
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Matic untuk Keluarga yang Irit BBM dan Murah Perawatan
- 58 Kode Redeem FF Terbaru Aktif November 2025: Ada Item Digimon, Diamond, dan Skin
- 5 Rekomendasi Mobil Kecil Matic Mirip Honda Brio untuk Wanita
- Liverpool Pecat Arne Slot, Giovanni van Bronckhorst Latih Timnas Indonesia?
- 5 Sunscreen Wardah Untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Bantu Atasi Tanda Penuaan
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
-
Trofi Piala Dunia Hilang 7 Hari di Siang Bolong, Misteri 59 Tahun yang Tak Pernah Tuntas
-
16 Tahun Disimpan Rapat: Kisah Pilu RR Korban Pelecehan Seksual di Kantor PLN
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Makin Pedas
-
FIFA Atur Ulang Undian Piala Dunia 2026: 4 Tim Unggulan Dipastikan Tak Segrup
Terkini
-
1.131 Aktivis Dikriminalisasi, ICEL dan Koalisi Sipil Desak Kapolri Terbitkan Perkap Anti-SLAPP
-
Kemajuan yang Membebani: Ketika Perempuan Jadi Korban Pertama Pembangunan
-
Kapan Bahasa Portugis Diajarkan di Sekolah? Ini Jawaban Mendikdasmen
-
Geram Legislator Senayan Soal Bandara PT IMIP Beroperasi Tanpa Libatkan Negara: Kedaulatan Terancam!
-
Wamenkes Dante: Sistem Rujukan BPJS Tak Lagi Berjenjang, Pembayaran Klaim Disesuaikan Kompetensi RS
-
Pemprov DKI Gagas LPDP Jakarta, Siap Biayai Warga Kuliah S2-S3 hingga Luar Negeri
-
Rehabilitasi Eks Dirut ASDP Picu Sorotan, Komisi III DPR Warning Penegak Hukum
-
Ira Puspadewi Cs Dapat Rehabilitasi dari Prabowo, Eks Penyidik KPK: Tamparan Penegak Hukum
-
Heboh Bandara 'Ilegal' di Morowali, Benarkah Diresmikan Jokowi? Fakta Dua Bandara Terungkap
-
TKI Asal Temanggung Hilang Selama 20 Tahun di Malaysia, Ahmad Luthfi Pastikan Kondisinya Aman