Suara.com - Mila (44), terpaksa keliling seraya membawa ondel-ondel dengan anaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap harinya. Ibu rumah tangga ini nekat terjun keliling jalan dengan membawa ikon Ibu Kota karena pekerjaan suaminya sebagai tukang ojek tidak cukup untuk menghidupi dia dan dua anaknya.
Penghasilan suaminya sebagai tukang ojek kata Mila sangat menurun karena kebijakan yang sempat dibuat pemerintah, yakni PPKM Darurat.
“Saya mulai pekerjaan ondel-ondel ini saat awal pandemi, sebelumnya hanya jadi ibu rumah tangga saja. Sekarang pekerjaan suami sebagai ojek nggak cukup, makannya saya memilih pekerjaan ini juga untuk menambah penghasilan,” kata Mila saat diwawancara pada, Selasa (17/08/2021).
Selain itu, dia juga mendapatkan bantuan sosial berupa sembako dan bantuan uang untuk pendidikan anaknya.
Bantuan pendidikan diberikan berdasarkan jumlah anak dan diberikan empat bulan sekali sebesar Rp 500 ribu.
Mila juga menjelaskan bahwa dia merasa sangat dibantu oleh rakyat saat ngamen menggunakan ondel-ondel, tak hanya diberi uang saja, banyak yang memberi bantuan nasi kotak tiap harinya.
“Tidak berharap lebih, saya hanya ingin kondisi kembali normal sehingga nggak perlu lagi keliling membawa ondel-ondel. Terutama pemerintah harus bisa cepat mengendalikan pandemi,” tambah Mila.
Sementara Teja (21), seorang penjual kopi keliling atau sering disebut starling ini mulai berjualan pada awal pandemi 2020. Teja mengatakan pekerjaan kopi keliling ini untuk menghidupi orang tua dan adiknya di rumah.
Sebelum pandemi, ia bekerja di perusahaan sebagai office boy.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Menurun 41,6 Persen dari Puncak Lonjakan Akibat Varian Delta
“Terpaksa jualan kopi keliling, sih, karena keadaan. Dulu kerja jadi office boy tapi di PHK karena pandemi ini,” kata Teja.
Meski harus mgayuh sepeda di jalan ibu kota, Teja tetap bersyukur masih dapat bantuan langsung dari pemerintah. Ia mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) dua bulan sekali sebesar Rp 600.000 ribu.
Adapun pekerjaan yang dilakukan bersama-sama di jalanan seperti komunitas Angklung Sonika yang berada di lampu merah Bekasi Timur ini dilakukan oleh sekumpulan anak muda untuk bertahan hidup di masa pandemi.
Senang Menghibur
Ari (21), anggota komunitas Angklung Sonika harus merantau ke Jakarta dari daerah asalnya Purwokerto. Pandemi Covid-19 membuat dirinya kesulitan mendapatkan uang untuk keperluan sehari-hari, terlebih tidak banyak lowongan pekerjaan di sana.
Meski pendapatan setiap harinya tidak menentu, Ari selalu memberikan setengah hasilnya kepada orang tuanya di Purwokerto.
Berita Terkait
-
Komunitas Vespa Antik Keliling Cimahi di Hari Kemerdekaan, Wali Kota Cimahi Titip Hal Ini
-
Kasus Covid-19 Menurun 41,6 Persen dari Puncak Lonjakan Akibat Varian Delta
-
Singapura Bersiap Jalani Hidup dan Mati Bersama COVID-19, Bagaimana Indonesia?
-
Hadapi Pandemi di HUT ke-76 RI, Sultan Minta Sikapi Covid-19 sebagai Positive Chaos
Terpopuler
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Islah di Menit Akhir? Mardiono dan Agus Suparmanto Bersatu Pimpin PPP
-
Aksi Perlawanan Menggema: Tuntut UU Ketenagakerjaan Berpihak ke Buruh!
-
Warga Dukung Pemekaran Kelurahan Kapuk: Semoga Urusan KTP Tak Lagi Ribet dan Bolak-balik
-
Perwira Junior Berpeluang Isi Jabatan Strategis, Prabowo Mau Hapus Kultur Senioritas di TNI?
-
Target Puncak Emisi Indonesia Mundur ke 2035, Jalan Menuju Net Zero Makin Menantang
-
Rakor Kemendagri Bersama Pemda: Pengendalian Inflasi sampai Imbauan Evaluasi Kenaikan Harga
-
Cegah Pencatutan Nama Buat Korupsi, Kemenkum Wajibkan Verifikasi Pemilik Asli Perusahaan via Notaris
-
Siap Rekonsiliasi dengan Kubu Agus, Mardiono Sebut Akan Difasilitasi 'Orang-orang Baik', Siapa?
-
Demo di Tengah Reses DPR: Mahasiswa Gelar 'Piknik Protes' Sambil Baca Buku, Cara Unik untuk Melawan
-
IETD 2025: Energi Bersih Bisa Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Bagaimana Caranya?