Suara.com - Warga Afganistan yang terjatuh dari pesawat karena menjadi penumpang ilegal di bagian ban burung besi itu ternyata adalah pesepakbola muda bernama Zaki Anwari.
Zaki Anwari, pesepakbola berusia 19 tahun tewas setelah terjatuh dari pesawat yang sedang terbang saat berusaha kabur dari Afganistan karena takut terhadap Taliban.
Kabar duka itu muncul ketika ribuan penduduk Afghanistan dan warga negara asing berusaha pergi meninggalkan Afghanistan, situasi di luar bandara menjadi semakin gawat.
Zaki Anwari, 19 tahun, adalah pemain muda tim Afghanistan. Informasi mengenai rincian kapan ia meninggal masuk belum diungkap.
Sejak kembali menguasai Afghanistan, ribuan orang berbondong-bondong menuju bandara Kabul, di saat negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka dan rekan dari Afghanistan.
Gambaran situasi di bandara pada Senin lalu menunjukkan ribuan orang berlarian mengejar pesawat angkatan udara AS yang bergerak meninggalkan landasan pacu. Sejumlah orang terlihat bergelantungan di bagian luar pesawat.
Media setempat melaporkan, setidaknya dua orang meninggal setelah pesawat lepas landas. Angkatan Udara AS juga mengkonfirmasi temuan bagian tubuh manusia yang terdapat di bagian ban pesawat saat tiba di Qatar.
Sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada akhir pekan kemarin, dan menutup wilayah perbatasan, bandara ibu kota menjadi satu-satunya jalan keluar dari Afghanistan bagi banyak orang.
Tapi para militan mengatakan, mereka tak ingin warga Afghanistan pergi. Mereka mempersiapkan pos-pos pemeriksaan di jalan-jalan menuju Bandara - pos pemeriksaan ditandai dengan warna kuning di bawah - rute utama menuju Bandara Internasional Hamid Karzai, dan melakukan penyerangan terhadap warga sipil.
Baca Juga: Mantan Bintang Film Dewasa Mia Khalifa Salahkan CIA dalam Kudeta Taliban di Afghanistan
Dalam sebuah pernyataan di Facebook, Dirjen Pendidikan Jasmani dan Olahraga Afghanistan memberi penghormatan terakhir pada Anwari.
"Semoga dia tenang di surga, dan doa untuk keluarga, teman, dan rekan-rekan olah raganya," kata badan olah raga.
Yang lainnya, juga membagikan penghormatan di media sosial.
"Kepergiannya adalah duka mendalam," tulis seorang pengguna Instagram. "Kenanganmu akan selalu kuingat".
Sekitar 4.500 pasukan AS sementara waktu mengawasi keamanan di Bandara Internasional Karzai di Kabul.
Sementara, Taliban mencegah warga Afghanistan yang tak memiliki dokumen masuk ke bandara - meskipun mereka yang punya otoritas sah juga harus berjuang melewati penjagaan Taliban.
Perjalanan ke bandara kian berbahaya
Insiden kekerasan sudah menyebabkan 12 orang meninggal di kawasan sekitar bandara Mereka tewas karena peluru tajam atau terinjak-injak - sejak Minggu lalu, Seorang pejabat Taliban mengatakan kepada kantor berita Reuters, artinya perjalanan menuju bandara semakin berbahaya.
Di dalam area bandara, lebih dari 4.000 tentara AS melakukan pengawasan sementara waktu. Sementara di luar sana, tentara Taliban yang dilengkapi senjata berat sekarang membuat lingkaran pertahanan, membuahkan suasana yang mengerikan.
Para militan dilaporkan mencegah warga Afghanistan - termasuk yang sudah mengantongi visa - untuk mencapai landasan.
Bahkan, ketika orang yang berusaha kabur telah mencapai tepian bandara, mereka diserang dalam perjalanan, kata saksi mata.
Koresponden dari surat kabar LA Times melihat puluhan pasukan Taliban menembakkan senjata ke udara, mengarahkan senjata ke kerumunan orang dan menggunakan tongkat serta tali untuk menyerang warga sipil saat mereka berusaha menuju bandara.
Foto yang diambil Marcus Yam menunjukkan setidaknya seorang perempuan terluka dan seorang anak kecil dibiarkan berlumuran darah dengan luka di kepala.
Foto-foto yang dipublikasi SBS menunjukkan seorang penterjemah Afghanistan, yang tampaknya telah mengalami serangan, dirawat karena luka tembak.
Titik kerumunan orang juga terjadi di sepanjang garis luar bandara di bagian utara kota - lihat peta di atas - beberapa hari terkahir, dengan laporan 17 orang terluka karena terinjak-injak Rabu kemarin. Banyak yang berusaha untuk memanjat tembok yang dilengkapi kawat berduri, dan ada laporan tentang tembakan yang dilepaskan.
Di antara kerumunan itu adalah keluarga yang memiliki anak-anak kecil, banyak dari mereka tak memperoleh makanan dan minuman selama berhari-hari, kata wartawan di lapangan. Rekaman yang dibagikan di media sosial ini menunjukkan anak-anak melewati tembok yang dijaga oleh tentara asing dengan harapan, mereka bisa kabur.
Perempuan cilik dengan jaket merah jambu diangkat tinggi-tinggi untuk menggapai seorang tentara yang menggunakan tangga.
Kondisi ricuh muncul setelah pemerintah negara-negara Eropa bergegas untuk mengevakuasi warganya - termasuk warga Afghanistan yang menjadi rekanan.
Meskipun Taliban mengatakan warga Afghanistan semestinya tetap tinggal. Mereka juga mengeklaim akan memfasilitasi jalan keluar yang aman baik untuk warga asing maupun lokal. "Kami mencegah segala bentuk kekerasan, kekerasan verbal di bandara di antara warga Afghanistan, warga asing, dan anggota Taliban," kata seorang pejabat.
Laporan terbaru mengenai kekerasan dan gangguan dari Taliban berasal dari sebuah dokumen rahasia PBB yang telah dilihat oleh BBC. Laporan ini menyebutkan militan Taliban secara intensif memburu orang-orang yang bekerja sama dengan pasukan NATO dan AS.
Kemacetan di rute utama
Kerumunan orang yang datang ke bandara bisa dilihat dalam citra satelit di dalam area tersebut, dengan ribuan antrean kendaraan saat mereka mati-matian berusaha untuk menggapai bandara.
Warga Afghanistan yang putus asa di landasan
Foto-foto kisruhricuh pertama kali muncul di bandara Kabul pada Senin lalu. Di mana ribuan warga Afghanistan berusaha melarikan diri dan berkerumun di area lepas landas, menyusul kekhawatiran Afghanistan akan diatur oleh Taliban.
Berita Terkait
-
Mantan Bintang Film Dewasa Mia Khalifa Salahkan CIA dalam Kudeta Taliban di Afghanistan
-
Daftar Negara yang Menerima Pengungsi Afghanistan, Bagaimana Indonesia?
-
Taliban Kuasai Ribuan Mobil Militer dan Senjata, AS Khawatir Disalahgunakan
-
Diplomat Sudah Peringatkan Menlu AS tentang Potensi Jatuhnya Kabul ke Taliban
-
Konflik Afghanistan dan Taliban, BNPT: Jangan Sampai Terpengaruh Aksi yang Tidak Perlu
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Skandal Rp 285 Triliun: Anak Riza Chalid Diduga Kantongi Rp3,07 T dari Korupsi Minyak
-
Jurnalis Myanmar Dorong Pembentukan Dewan Pers ASEAN, Perkuat Solidaritas Kebebasan Pers
-
Kabinet Prabowo Copy Paste Era Bung Karno, Ikrar Nusa Bhakti: Pemborosan di Tengah Ekonomi Sulit
-
Seleksi Pejabat BPJS Tak Sekadar Rotasi Jabatan, Pansel Cari Pemimpin yang Bisa Reformasi JKN
-
Ikon Baru Jakarta! 'Jembatan Donat' Dukuh Atas Dibangun Tanpa Duit APBD, Kapan Jadinya?
-
Proyek Galian Bikin Koridor 13 'Lumpuh', Transjakarta Kerahkan Puluhan Bus Tambahan
-
Larang Perdagangan Daging Anjing dan Kucing, Gubernur Pramono Siapkan Pergub dalam Sebulan
-
BNI Dukung BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Layanan Jaminan Sosial lewat BNIdirect Cash
-
'Auditnya Menyusul Belakangan,' Serangan Balik Kubu Nadiem Usai Kalah di Praperadilan
-
Percepat Pembangunan Papua, Mendagri Tekankan Pentingnya Sinkronisasi Program Pusat dan Daerah