Suara.com - MA, warga di Medan kini harus berurusan dengan polisi. Pemuda 21 tahun itu ditangkap oleh polisi karena nekat membunuh ayah dan kakak kandungnya. Korban bernama Sugeng (50) dan Rizki (21) dibunuh pelaku di kediaman mereka, Jalan T Amir Hamzah GG Pribadi, Kecamatan Medan Barat, Sabtu (28/8/2021), kemarin.
Dikutip Digtara.com--jaringan Suara.com, pembunuhan sadis itu yang terjadi selepas Magrib sekitar pukul 19.00 WIB sempat membuat heboh warga sekitar karena sebelum kejadian, tersangka sempat bertegur sapa dengan tetangga. Bahkan tindakan brutal MA sampai membuat rekannya, Gilang syok, sebab pelaku dikenal pribadi yang baik dan rajin beribadah.
“Dia orangnya ramah bang, baik, dia royal juga bang kalau ada uang. Baik kali lah bang, salat juga rajin bang,” kata dia Gilang saat ditemui Digtara.com di lokasi kejadian kemarin.
Gilang mengaku sebelum kejadian, dirinya sempat berjalan jalan dengan tersangka MA. Temannya itu mengaku perasaannya tidak enak.
“Sebelum kejadian kami sempat jalan-jalan dulu, makan, terus merokok, pas mau pulang magrib dia bilang, perasaan tidak enak, pikiran linglung terus aku ajak jalan-jalan dulu, dia asyik melamun aja orangnya,” ujarnya.
Sesaat setelah peristiwa itu terjadi, Gilang sempat melihat MA yang sudah melakukan pembunuhan. Ia melihat raut wajah MA sedikit berbeda.
“Pas kejadian aku lihat mukanya seram, matanya merah,” ucapnya lagi.
Lebih lanjut, Gilang mengatakan jika MA beberapa kali cerita masalah keluarga dengan dirinya.
“Cerita soal keluarga, paling masalah ekonomi soal kerja tidak dapat, tersangka belum bekerja karena kami sama lagi nyari kerjaan,” katanya lagi.
Baca Juga: Pembantaian Mengerikan di Medan, Anak Bunuh Ayah dan Abang Kandung
Sering Berselisih Paham
Gilang yang sudah akrab sejak kecil dengan MA mengakui temannya itu sering berselisih paham dengan abangnya. Tapi setahu dia, MA tidak merasa dendam dengan abangnya.
Soal pisau yang digunakan tersangka, Gilang membantah jika MA membeli pisau untuk membunuh ayah dan abang kandungnya.
“Kalau soal pisau, kami tidak ada membeli pisau bang, waktu aku beli makanan juga dia nunggu di motor, tidak ada ikut turun, tidak ada dia beli pisau," kata dia.
Sementara itu Plt Kapolsek Medan Barat AKP Tina yang berada di lokasi kejadian mengatakan, pelaku benar adalah anak kandung korban, dan sekarang sudah diamankan pihak Polsek Medan Barat.
“Posisi korban ditemukan yang pertama di luar rumah itu bapaknya, yang kedua di dalam rumah tepatnya di kamar (adalah) anaknya, untuk selengkapnya mungkin nanti bakal dirilis, karena masih dalam penyelidikan lebih dalam,” ujarnya kepada wartawan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott, Belum Kering Tangis Timnas Indonesia
- Pondok Pesantren Lirboyo Disorot Usai Kasus Trans 7, Ini Deretan Tokoh Jebolannya
- Apa Acara Trans7 yang Diduga Lecehkan Pesantren Lirboyo? Berujung Tagar Boikot di Medsos
- 3 Alasan Presiden Como Mirwan Suwarso Pantas Jadi Ketum PSSI yang Baru
- 5 Sepatu Nineten Terbaik untuk Lari, Harga Terjangkau Mulai Rp300 Ribu
Pilihan
-
Harga Emas Melonjak! Antam Tembus Level Rp 2.622.000 di Pegadaian, UBS Ikut Naik
-
Purbaya Mau Turunkan Tarif PPN, Tapi Dengan Syarat Ini
-
Isu HRD Ramai-ramai Blacklist Lulusan SMAN 1 Cimarga Imbas Kasus Viral Siswa Merokok
-
Sah! Garuda Indonesia Tunjuk eks Petinggi Singapore Airlines jadi Direktur Keuangan
-
Gaji Program Magang Nasional Dijamin Tak Telat, Langsung Dibayar dari APBN
Terkini
-
Pesan Keras di Gerbong Kereta, Grafiti Anti IDF Gegerkan Publik
-
Blak-Blakan, Prabowo Tolak Keponakan Ikut Proyek Kemhan: Cari Usaha Lain!
-
Prabowo Ingatkan Anak Muda: Kuasai Ekonomi Sebelum Jadi Pemimpin Politik
-
Jakarta Bersih-Bersih: Halte Transjakarta BNN dan Tiang Monorel Masuk Daftar Pembongkaran
-
DPR Akan Panggil Trans7, Cucun: Jangan Demi Rating Malah Memecah Belah Bangsa
-
Sidang Praperadilan Ditolak, Nadiem Makarim Tulis Surat Menyentuh dari Balik Jeruji
-
BPI Danantara dan Pemprov DKI Siap Wujudkan Proyek Energi Sampah November Ini
-
Wapres Gibran Bingung Ditanya CPNS Optimalisasi? Respon Singkatnya Jadi Sorotan!
-
Surya Paloh dan Sjafrie Gelar Pertemuan Tertutup di Kantor Menhan, Ada Sinyal Politik Apa?
-
Komnas Perempuan: Kekerasan Seksual Mei 1998 Tidak Boleh Dihapus dari Sejarah