Suara.com - Persidangan terhadap 20 orang pria yang diduga terlibat dalam serangan teroris di Paris, Prancis, pada November 2015 dimulai pada Rabu (8/9/2021) waktu setempat dengan penjagaan sangat ketat.
Sebanyak 130 orang tewas dan ratusan lainnya terluka ketika sekelompok pria bersenjata dengan rompi bunuh diri beraksi di enam bar dan restoran, aula konser Bataclan dan sebuah stadion olahraga.
Peristiwa paling berdarah di masa damai itu telah meninggalkan bekas luka yang dalam bagi Prancis.
"Malam itu menjerumuskan kita semua ke dalam kengerian dan keburukan," kata Jean-Pierre Albertini, ayah Stephane, 39 tahun, yang tewas di Bataclan.
Polisi bersiaga dengan kewaspadaan tinggi, arus kendaraan dan pejalan kaki di sekitar gedung pengadilan Palais de Justice di Paris tengah akan dialihkan, dan tepian sungai Seine juga ditutup untuk publik.
Mereka yang diizinkan untuk menghadiri persidangan akan melewati beberapa pos pemeriksaan sebelum dibolehkan masuk ke ruang sidang yang dibuat khusus dan ruang-ruang lain di mana sidang pemeriksaan akan disiarkan.
Persidangan akan berlangsung sembilan bulan. Sekitar 1.800 penggugat dan lebih dari 300 pengacara akan ambil bagian dalam sidang yang digambarkan oleh Menteri Kehakiman Eric Dupond-Moretti sebagai maraton keadilan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Putusan sidang diharapkan akan dibuat pada akhir Mei.
Sebagian besar terdakwa, termasuk Salah Abdeslam, pria keturunan Prancis-Maroko berusia 31 tahun yang diyakini sebagai satu-satunya pelaku serangan yang masih hidup, menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika divonis bersalah.
Terdakwa lain, enam di antaranya diadili secara in absentia, dituduh membantu menyiapkan senjata dan mobil, atau berperan mengatur serangan.
Baca Juga: Bak Laga Film, 3 Perampok Necis Satroni Toko Bulgari, Gasak Perhiasan Senilai Rp 168 M
"Apa yang saya pedulikan tentang persidangan itu adalah kesaksian penyintas lain… (untuk) mendengarkan bagaimana mereka mengatasi (masalah) selama enam tahun terakhir," kata Jerome Barthelemy, 48 tahun. "Soal tersangka, saya bahkan tak mengharapkan mereka bicara."
Sebagai penyintas dalam serangan di Bataclan, Barthelemy mengatakan dia baik-baik saja sekarang meski sempat mengalami depresi dan kecemasan.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Kelompok tersebut sebelumnya mendorong para pengikut untuk menyerang Prancis yang telah memerangi mereka di Irak dan Syria. (Sumber: Antara/Reuters)
Berita Terkait
-
Bak Laga Film, 3 Perampok Necis Satroni Toko Bulgari, Gasak Perhiasan Senilai Rp 168 M
-
Gondol Perhiasan Bulgari Paris Senilai Rp 168 Miliar, Perampok Dicari Polisi
-
5 Alasan Cristiano Ronaldo Bakal Lebih Oke dari Lionel Messi Musim Ini
-
Batas Kecepatan Maksimal Mulai Diterapkan di Prancis, Pengemudi Taksi Protes
-
39 Tahun Koma, Eks Pemain PSG Meninggal Dunia
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
-
Profil PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP): Emiten Resmi Dicaplok ASII
Terkini
-
Akhmad Wiyagus Resmi jadi Wamendagri, Benjamin Paulus jadi Wamenkes
-
Eky Priyagung Sentil Isu Energi dengan Guyonan Segar di Local Media Summit 2025
-
Resmi! Prabowo lantik Eks Kabaintelkam Peraih Hoegeng Award Akhmad Wiyagus Jadi Wamendagri
-
Air Mata & Ketegangan Warnai Dua Episode Pertama Shopee Jagoan UMKM Naik Kelas
-
Prabowo Lantik Gubernur dan Wakil Gubernur Papua di Istana, Begini Sumpahnya
-
Apes! Angkut 3 Motor Curian Lewat Tol, Komplotan Maling Ini Malah Dicokok Rombongan TNI
-
Soal Kasus Laptop, Ahli Hukum Sebut Penghitungan Kerugian Negara Tidak Harus Berasal dari BPK
-
Beda dengan Analisa BRIN, Polisi Tak Temukan Tanda-tanda Meteor Jatuh di Cirebon
-
SMAN Banua Kalsel Resmi Diperkenalkan Jadi Sekolah Garuda Transformasi
-
Labfor Polri Turun Tangan, 14 Sampel DNA Korban Ponpes Al Khoziny Dibawa ke Jakarta buat Diteliti