Suara.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga menegaskan, bahwa partainya tidak memaksa Presiden Joko Widodo terkait alokasi kursi menteri di kabinet. Menurutnya, PAN tetap menjaga moral politik.
Pernyataan Viva tersebut menanggapi ucapan Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid yang memberikan pesan kepada PAN agar tak menekan presiden soal alokasi kursi di kabinet.
"PAN tidak memaksa sama sekali. PAN tetap menjaga moral politik karena sudah diatur di pasal 17 UUD 1945 tentang hak prerogatif presiden," kata Viva saat dihubungi, Kamis (16/9/2021).
Viva berharap agar partai-partai politik dalam koalisi pemerintahan tetap solid dan saling mendukung. Menurutnya, kekinian mensukseskan program pemerintah itu yang paling penting.
"Dan PAN berharap agar partai koalisi pemerintah selalu kompak dan bersama-sama mensukseskan program pemerintah yang membawa kebaikan dan bermanfaat buat rakyat, bangsa, dan negara, sesuai janji-janji kemerdekaan," tuturnya.
Pesan Menohok PKB
Untuk diketahui, seiring bergabungnya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi pemerintahan Jokowi-Maruf isu reshuffle atau perombakan kabinet gencar dibicarakan. Terlebih usai Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan menyinggung nama politisi seniornya Sutrisno Bachir cocok duduk di kabinet jika diberi kepercayaan.
Menanggapi hal itu Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jazilul Fawaid memberikan pesan menohok kepada PAN. Ia mengatakan, alokasi kursi di kabinet memang keputusan ada di tangan Presiden Joko Widodo.
Namun ia mengingatkan PAN agar menerima apapun keputusan yang diberikan oleh Jokowi. Menurutnya, jangan ada tekanan dari PAN kepada kepala negara tersebut.
Baca Juga: PKB Sekakmat PAN: Jangan Paksa-paksa Presiden, Kalau Dikasih Posisi Terima Saja
"Apapun putusan presiden harus dihormati dan diterima. Jangan sampai nekan apalagi maksa maksa presiden," kata Jazilul saat dihubungi Suara.com, Selasa (14/9/2021).
Ia kemudian menyinggung posisi PAN yang baru bergabung ke dalam koalisi pemerintahan belakangan ini. Menurut pria yang karib disapa Gus Jazil tersebut, hal itu harus menjadi pengingat agar PAN terima saja apa yang diberikan oleh Presiden.
"Terima saja andai dikasih posisi di kabinet. Nggak usah nyrondol-nyrondol (muluk-muluk), wong datangnya juga belakangan," tuturnya.
Sementara terkait dengan nama Sutrisno Bachir yang disodorkan Zulhas jika diberikan kepercayaan duduk di kabinet, Gus Jazil mengaku sependapat. Menurutnya, Sutrisno juga layak.
"Silahkan saja diusulkan, Pak Soetrisno Bachir juga layak kok. Namun itu hak prerogatif Presiden, kita hormati hak Presiden untuk memutuskan," tandasnya.
Berita Terkait
-
Viral Santri Tutup Kuping, Gus Jazil PKB: Bukan Masalah, Mungkin Selera Musiknya Berbeda
-
PKB Sekakmat PAN: Jangan Paksa-paksa Presiden, Kalau Dikasih Posisi Terima Saja
-
Telepon Sebelum PAN Gabung Koalisi Jokowi, PKS - Demokrat Kini Jadi Oposisi Terserak
-
PKB Sulsel Akan Deklarasi Muhaimin Iskandar Calon Presiden 2024
-
Ditanya Soal Tawaran Menteri, Zulhas Akui Sodorkan Nama Sutrisno Bachir ke Jokowi
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Otak Pembakar Rumah Hakim PN Medan Ternyata Mantan Karyawan, Dendam Pribadi Jadi Pemicu
-
Dari IPB hingga UGM, Pakar Pangan dan Gizi Siap Dukung BGN untuk Kemajuan Program MBG
-
Menhaj Rombak Skema Kuota Haji: yang Daftar Duluan, Berangkat Lebih Dulu
-
Isu Yahya Cholil Staquf 'Dimakzulkan' Syuriyah PBNU, Masalah Zionisme Jadi Sebab?
-
Siap-siap! KPK akan Panggil Ridwan Kamil Usai Periksa Pihak Internal BJB
-
Bukan Tax Amnesty, Kejagung Cekal Eks Dirjen dan Bos Djarum Terkait Skandal Pengurangan Pajak
-
Menhaj Irfan Siapkan Kanwil Se-Indonesia: Tak Ada Ruang Main-main Jelang Haji 2026
-
Tembus Rp204 Triliun, Pramono Klaim Jakarta Masih Jadi Primadona Investasi Nasional
-
Nestapa Ratusan Eks Pekerja PT Primissima, Hak yang Tertahan dan Jerih Tak Terbalas
-
Ahli Bedah & Intervensi Jantung RS dr. Soebandi Jember Sukses Selamatkan Pasien Luka Tembus Aorta