Suara.com - Ketegangan antara AS, Australia dan Prancis seputar pembatalan kontrak kapal selam terus memuncak. Paris meratapi "pengkhianatan", sebaliknya Australia bersikeras hanya menjalankan kepentingan nasional.
Kegusaran Prancis terhadap Australia tak kunjung mereda. Penyebabnya adalah kontrak kapal selam senilai lebih dari USD 50 miliar yang sudah dikerjakan sejak lima tahun dibatalkan sepihak.
Buntutnya konflik bereskalasi sepanjang akhir pekan. Satu per satu negara yang terlibat dalam pakta pertahanan AUKUS mendapat balasan.
Sabtu (18/9) Paris memanggil duta besarnya dari Amerika Serikat dan Australia, untuk pertama kali dalam sejarah.
Adapun Inggris yang oleh Menteri Luar Negeri Jean-Yves le Drian dianggap sebagai "roda ketiga” dalam pertautan itu dan cuma bersikap "oportunis,” mendapat perlakuan yang lebih lunak.
Pertemuan antara Menteri Pertahanan Florence Parly dan Ben Wallace pekan ini diam-diam dibatalkan, lapor The Guardian mengutip lingkaran diplomasi di Paris, Minggu (19/9).
Pada hari yang sama Presiden AS, Joe Biden, meminta pembicaraan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Percakapan itu rencananya akan dilangsungkan "dalam beberapa hari ke depan,” klaim juru bicara Kemenlu di Paris, Gabriel Attal.
Kepada Biden, Macron akan meminta "klarifikasi” terhadap "apa yang sangat menyerupai pelanggaran kepercayaan yang besar,” imbuh Attal dengan nada yang lebih diplomatis ketimbang atasannya, Menlu le Drian.
Baca Juga: Peugeot Dilarang Jualan Skuter Roda Tiga Karena Dianggap Jiplak Piaggio
"Menusuk dari belakang”
Momentum yang dipilih AS untuk mengumumkan pakta pertahanan AUKUS dinilai mempermalukan Paris. Pekan lalu kedua negara seharusnya memperingati 240 tahun Pertempuran Chesapeake, ketika armada laut Prancis meruntuhkan kedigdayaan Inggris, dan membuka jalan bagi kemerdekaan Amerika Serikat.
Akibatnya upacara besar yang sudah disiapkan kedutaan besar Prancis di Washington dibatalkan, dan diganti dengan pertemuan kecil-kecilan, kabar CNN. Perlakuan Biden "sama saja dengan menusuk dari belakang,” kata Le Drian, "serupa dengan apa yang biasa Donald Trump lakukan.”
Meski "menyesalkan” reaksi Prancis, pemerintah di Canberra bersikeras "tidak menyesalkan keputusan menempatkan kepentingan nasional Australia sebagai prioritas,” kata Perdana Menteri Scott Morrison, "tidak akan.”
Menlu Keuangan Australa Simon Birmingham mengatakan, saat ini prioritas pemerintah adalah memastikan "bahwa kita memulihkan hubungan kuat dengan pemerintah Prancis untuk jangka panjang.”
Cacat diplomasi Australia awalnya memesan kapal selam bertenaga diesel dari Prancis dalam sebuah kesepakatan bersejarah lima tahun silam.
Berita Terkait
-
Menkeu Purbaya soal Perang Dagang AS-China: Biar Aja Mereka Berantem, Kita Untung!
-
Chef Louis Pacquelin Bikin Fine Dining Prancis Jadi Santai tapi Tetap Elegan!
-
Prancis Bungkam Azerbaijan dengan Skor 3-0, Kylian Mbappe Gacor
-
Nafsu Kylian Mbappe Dekati Rekor Gol Milik Rekan Calvin Verdonk
-
Bantai Italia, Amerika Serikat Lolos ke Perempatfinal Piala Dunia U-20 2025
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Utang Iuran BPJS Triliunan Rupiah Siap Diputihkan? Cak Imin: Besok Kita Rapatkan
-
Bestari Barus: Jokowi Inspirasi PSI, Diharap Segera Bergabung
-
PSI Tunda 'Spill' Nama 'Bapak J', Takut Kalah Viral dari Menkeu Purbaya?
-
Kementerian PU Siapkan Pelatihan Konstruksi untuk Santri, Begini Tanggapan Menteri PPPA
-
Tarif Transjakarta Diusulkan Naik Rp1.500, Begini Respons DPRD DKI
-
Diam-diam Periksa Ayah Eks Menpora Dito Ariotedjo, KPK Minta Maaf Baru Umumkan Hari Ini, Mengapa?
-
Buntut Tayangan Kontroversial Trans7, Fungsi KPI Dipertanyakan
-
Apa Pekerjaan Eric Trump? Viral Insiden Mikrofon Bocor Prabowo Ingin Ketemu Anak Trump
-
Soal Tanyangan Xpose Uncensored, Sekjen PKB Sampaikan Desakan Ini
-
Desak Dewan Pers Turun Tangan, DPR Kuliti Narasi Jahat Trans7 Hina Kiai: Belajar Dulu Baru Liputan!