Suara.com - Sebanyak 100 tokoh bangsa berkumpul secara virtual untuk membahas soal perkembangan penanggulangan pandemi Covid-19 yang dilakukan pemerintah selama ini. Mereka menilai masih ada sejumlah hal yang mesti dilakukan serta diperbaiki oleh pemerintah.
Ketua Bidang Kajian Akademik Majlis ’Alimat ’Alam Islami (Organisasi Ilmuwan Muslimat Internasional) Indonesia, Nurhayati Djamas, mengungkapkan pertemuan itu digelar pada 18 Agustus 2021. Hasil dari pertemuan tersebut telah disampaikan langsung kepada pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), meski belum terbalaskan.
Nurhayati menuturkan ada sejumlah poin yang memang sudah dilakukan pemerintah, namun masih ada pula yang belum serta belum dilaksanakan. Salah satu yang sudah dilakukan pemerintah ialah menurunkan kasus konfirmasi Covid-19.
"(Kami) menyampaikan perhargaan kepada pemerintah atas segala upaya dalam menanggulangi pandemi Covid-19 yang menunjukkan banyak perkembangan dan kemajuan. Hal ini ditunjukkan oleh mulai menurunnya jumlah rakyat yang menjadi korban, baik terinfeksi virus maupun meninggal dunia," kata Nurhayati dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (22/9/2021).
Meski sudah berhasil, 100 tokoh bangsa berpesan kepada pemerintah supaya tidak cepat berbangga diri bahkan lengah. Pasalnya, pandemi Covid-19 masih mengancam masyarakat di mana masih ada orang yang terpapar bahkan meninggal dunia.
"Gelombang ketiga dengan varian baru masih menimpa beberapa negara, dan Indonesia tidak mustahil tidak terkena," ujarnya.
Kemudian mereka juga menyinggung soal vaksinasi Covid-19. Meski jumlah masyarakat yang telah divaksinasi cukup tinggi, namun tidak serta merta menciptakan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Justru mereka menganggap kalau yang terjadi adalah baru herd vaccination yang itu pun belum menjangkau mayoritas atau seluruh masyarakat. Mereka juga menyinggung soal masih adanya kontroversi khususnya mengenai jenis vaksin yang diberikan.
Salah satunya ialah Sinovac yang belum diakui di banyak negara sehingga menghalangi warga negara untuk bepergian, termasuk umat Islam yang mau menunaikan ibadah umrah ke Tanah Suci.
Baca Juga: Brand Makeup Lokal Makin Diminati Selama Pandemi Covid-19
Selain itu, mereka juga berpesan kepada pemerintah untuk tidak bersikap ambigu atau ragu-ragu, tetapi lebih bersungguh-sungguh meletakkan penanggulangan Covid-19 sebagai prioritas utama, bukan pemberian stimulus ekonomi.
Mereka juga meminta pada pejabat pemerintah untuk menunjukkan keteladanan dalam menegakkan protokol Kesehatan, khususnya menghindari kerumunan.
"Akibat rendahnya keteladanan, rakyat menjadi abai terhadap wasiat pejabat."
Dalam daftar 100 tokoh bangsa itu terdapat nama seperti Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, Ketua Umum PP. Muhammadiyah Haedar Nashir, Ketua Umum PP. Syarikat Islam Hamdan Zoelva, Prof Din Syamsuddin, tokoh intelektual Azumardi Azra, hingg Ketua Umum PP. Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla.
Berita Terkait
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Jejak Korupsi Riza Chalid Sampai ke Bankir, Kejagung Periksa 7 Saksi Maraton
-
'Tidak Dikunci, tapi Juga Tidak Dipermudah,' Dilema MPR Sikapi Wacana Amandemen UUD 1945
-
Lisa Mariana Sumringah Tak Ditahan Polisi Usai Diperiksa Sebagai Tersangka: Aku Bisa Beraktivitas!
-
Menhut Klaim Karhutla Turun Signifikan di Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo, Ini Kuncinya
-
'Apa Hebatnya Soeharto?' Sentilan Keras Politisi PDIP Soal Pemberian Gelar Pahlawan
-
Efek Jera Tak Mempan, DKI Jakarta Pilih 'Malu-maluin' Pembakar Sampah di Medsos
-
Menas Erwin Diduga 'Sunat' Uang Suap, Dipakai untuk Beli Rumah Pembalap Faryd Sungkar
-
RDF Plant Rorotan, Solusi Pengelolaan Sampah Ramah Lingkungan
-
KPK Cecar Eks Dirjen Perkebunan Kementan Soal Pengadaan Asam Semut
-
Buka Lahan Ilegal di Kawasan Konservasi Hutan, Wanita Ini Terancam 11 Tahun Bui